Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.
Bagaimana mungkin seorang anak dapat berkembang dan menjadi kuat, dipenuhi kebijaksanaan oleh karena itu Allah berkenan padanya? Bagi saya Ini semua dimungkinkan karena kedua orangtua-Nya menghargai hukum dan mempersembahkan anak mereka pada Tuhan. Maka memang menjadi penting arti sebuah keluarga dalam perkembangan seorang anak. Kalaupun satu dua berhasil mengatasi gejolak batin yang dakibatkan karena kenakalan orang tua, anak-anak ini menjadi sebuah pengecualian.
Masalah kenakalan orang tua di Jakarta merupakan sebuah fenomena sosial bukan hanya bagi orang Jakarta atau warga Negara Indonesia saja tapi bagi orang asing yang menetap disini, Jakarta merupakan surge bagi kaum lelaki. Saya pernah dimintakan tolong seorang mantan perwira menengah pasukan elit Amerika, mendamaikan dirnyai dengan seorang gadis mungil, hitam aseli Yogya, karena gadis kecil ini dengan demonstratif membawa seorang bayi yang di claim sebagai hasil perselingkuhan dengan mantan perwira menengah yang seorang eksekutif perusahaan multi nasional. Saya pun berkesimpulan bahwa antara otak dengan nafsu sering tidak sinkron, contoh sudah banyak, mulai dari Matahari, Bill Clinton, kasus pelecehan seksual di gedung yang seharusnya menjadi tempat terhormat karena mewakili suara rakyat, dan tidak sedikit kasus pelecehan seksual di lingkungan para religious!
Ketidak seimbangan ini berakibat fatal bagi perkembangan sebuah keluarga. Sampai-sampai seorang ibu meninggalkan anak-anaknya untuk memenuhi mimpi indahn ya dan sadar atau tidak sadar meninggalkan mimpi buruk bagi anak-anaknya. Andaikan ada sebuah upaya riset pergeseran nilai di antara para ibu-ibu di Jakarta, kita akan tercengang melihat hasilnya. Saya hanya bisa melihat yang terjadi di sekitar saya dan dapat saya katakan, sangat amat menyedihkan! Terlebih lagi, sangat tidak bertanggung jawab dan satu kata untuk mereka, bodoh! Dan semoga saya tidak terpengaruh pola pikir yang sesat itu karena saya masih harus menunjukkan dalam sikap saya sendiri.
Dengan demikian, laknatlah saya yang menjerumuskan keluarga saya dengan mimpi yang tidak bertanggung jawab dengan dalih saya harus memenuhi kebutuhan saya terlebih dahulu karena anak-anak saya punya kemampuan menyelamatkan diri mereka. Enak saja! Kemana aja dari dulu?
Kemarahan saya bukan pada mereka yang menjadi korban oleh karena itu tidak memiliki pilihan lain kecuali menerima putusan gila si pelaku yang tidak berperikemanusian yang didorong mimpi-mimpi kosong tersebut. Maka bagi para korban, saran saya, perkuat ikatan dengan anak-anak kalian dan jangan biarkan pengaruh buruk, iblis dari para pelaku tersebut dengan dalih, “biar saja, biar bagaimanapun dia itu ibu atau ayah dari anak-anak”. Patahkan silaturahmi tersebut dengan bijak karena suatu saat anak-anak kita akan bertumbuh menjadi dewasa, jangan biarkan mereka bertumbuh seperti ilalang, liar dan manipulatif. Jangan menyesal untuk kedua kalinya. [Alan Jeffrey Dompas]
=================================================================
Bacaan Luk 2:22,39-40
Luk 2:22 Dan ketika genap waktu pentahiran, menurut hukum Taurat Musa, mereka membawa Dia ke Yerusalem untuk menyerahkan- Nya kepada Tuhan, Luk 2:39 Dan setelah selesai semua yang harus dilakukan menurut hukum Tuhan, kembalilah mereka ke kota kediamannya, yaitu kota Nazaret di Galilea. Luk 2:40 Anak itu bertambah besar dan menjadi kuat, penuh hikmat, dan kasih karunia Allah ada pada-Nya.