Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
Salah satu perkataan terkenal dari Mother Theresa adalah ” Kita tidak diciptakan untuk menjadi sukses, tapi untuk menjadi setia”. Tapi umumnya orang sukses adalah orang yang setia melakukan sesuatu terutama bagi visinya dari hari ke hari, tidak putus asa dan terus berjuang dalam segala situasi. Tidak mudah untuk setia saat keadaan sulit, tidak seperti yang kita harapkan. Suka atau tidak suka semua pilihan kita harus dipertanggungjawabkan di hari akhir nanti.
Perumpamaan talenta termasuk yang paling kita ingat karena berbicara tentang uang yang dititipkan untuk diusahakan. Satu talenta senilai 10,000 dinar, sedangkan satu dinar adalah upah kerja buruh satu hari. Misalnya saja upah buruh Rp 50.000 per hari maka satu talenta nilainya adalah Rp 500 juta ! Dua talenta berarti 1 Milyard dan lima talenta adalah 2,5 Milyard. Wah alangkah murah hatinya sang tuan mempercayakan uang begitu banyak pada pekerjanya. Bohong sekali kalau dikatakan oleh hamba yang malas bahwa tuannya ini sebagai orang yang kejam. Justru sangat murah hati, dan bahkan memberikan kepercayaan sesuai dengan kemampuan masing-masing orang. Rupanya sang tuan mengenal betul kemampuan setiap pekerjanya.
Seorang pekerja yang mendapat satu talenta pun rupanya masih dalam masa percobaan, maka hanya diberikan satu talenta, tidak sebanyak yang lain. Sang tuan rupanya memang mengenal setiap pekerjanya, dan yang satu ini tidak seperti pekerja yang lain yang siap bekerja keras sampai menghasilkan 2 kali lipat. Dan benar juga pekerja tersebut adalah tipe orang yang menunda-nunda pekerjaan, malas untuk berusaha mencari peluang mengembangkan talenta yang diberikan, bahkan disimpannya daripada rugi dan hilang. Karena memilih tidak mau susah, ia pun memilih menghindari tantangan dan pilih yang aman. Saat sang tuan pulang, ia mencari cara untuk mendapatkan pembenaran akan pilihannya. Ia mengatakan takut padahal sebenarnya ia malas dan tidak mau berusaha, ia memilih menikmati hidupnya dengan santai. Nggak ngoyo lah, karena yakin alasannya pasti diterima sang tuan.
Saat mengikuti misa di katedral Semarang, Romo Kristiyanto Pr memberikan contoh talenta yang ada pada kita. Semua seperti terlihat sederhana padahal nilainya mahal sekali. Bacaan pertama dari kitab Ams 31:10-31menjelaskan seorang istri yang cakap yang diberikan talenta membesarkan anak-anaknya dan mengurus rumah tangganya. Menjadi ibu yang setia tidak hanya memenuhi kebutuhan anak2 melalui sekolah dsb, tapi mempersiapkan anaknya mengenal Tuhan. Sehingga saat mereka dewasa mereka pun mampu menanamkan nilai-nilai luhur bagi keturunannya kemudian. Terkadang sebagai ibu rumah tangga pun kita lelah dan letih menghadapi kenakalan anak-anak sehingga membuat kita kurang sabar dan patah semangat.
St Yohanes Maria Vianney bukanlah imam yang pandai, tidak lulus ujian bahasa latin bahkan para seminaris koleganya menjulukinya “imam paling bodoh tapi paling saleh di Lyons” Tetapi ia memiliki talenta yang luar biasa bahkan yang membuatnya menjadi orang kudus. Ia mampu melakukan meditasi berjam-jam dan memiliki karunia discernment yang mampu membelah jiwa dan raga. Sangat tajam. Setiap hari ia mampu melayani 400 orang dalam kamar pengakuan dosa selama 12-18 jam sehari. Penduduk kota yang begitu tidak perduli dengan kehidupan orang beriman akhirnya berubah dalam waktu 20 tahun.
Kalau kita setia mengerjakan tugas yang diberikan Tuhan melalui talenta seperti bakat, kemampuan, dari ibu rumah tangga bahkan juga panggilan imamat sekalipun, kita tidak kan kaget dengan kedatangan Tuhan yang tiba-tiba. Kita disebut sebagai anak-anak siang yang selalu bekerja dan berjaga, tidak seperti anak-anak malam yang bisa terkaget-kaget saat sang Tuah datang meminta pertanggungjawaban. Sukses yang dihasilkan apakah dalam pekerjaan, usaha dan keluarga hanyalah bonus dari kesetiaan atas kerjakeras kita saat kita masih hidup.
Marilah kita menjauhkan kemalasan dan sikap menutup diri, senantiasa tekun dan berjuang mengembangkan karunia yang telah diberikan. Dengan demikian kita mampu menjadi pelita yang menerangi masyarakat disekitar kita.
===================================================================
Bacaan Mat 25:14-30
25:14 “Sebab hal Kerajaan Sorga sama seperti seorang yang mau bepergian ke luar negeri, yang memanggil hamba-hambanya dan mempercayakan hartanya kepada mereka.
25:15 Yang seorang diberikannya lima talenta, yang seorang lagi dua dan yang seorang lain lagi satu, masing-masing menurut kesanggupannya, lalu ia berangkat.
25:16 Segera pergilah hamba yang menerima lima talenta itu. Ia menjalankan uang itu lalu beroleh laba lima talenta.
25:17 Hamba yang menerima dua talenta itu pun berbuat demikian juga dan berlaba dua talenta.
25:18 Tetapi hamba yang menerima satu talenta itu pergi dan menggali lobang di dalam tanah lalu menyembunyikan uang tuannya.
25:19 Lama sesudah itu pulanglah tuan hamba-hamba itu lalu mengadakan perhitungan dengan mereka.
25:20 Hamba yang menerima lima talenta itu datang dan ia membawa laba lima talenta, katanya: Tuan, lima talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba lima talenta.
25:21 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia; engkau telah setia dalam perkara kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:22 Lalu datanglah hamba yang menerima dua talenta itu, katanya: Tuan, dua talenta tuan percayakan kepadaku; lihat, aku telah beroleh laba dua talenta.
25:23 Maka kata tuannya itu kepadanya: Baik sekali perbuatanmu itu, hai hambaku yang baik dan setia, engkau telah setia memikul tanggung jawab dalam perkara yang kecil, aku akan memberikan kepadamu tanggung jawab dalam perkara yang besar. Masuklah dan turutlah dalam kebahagiaan tuanmu.
25:24 Kini datanglah juga hamba yang menerima satu talenta itu dan berkata: Tuan, aku tahu bahwa tuan adalah manusia yang kejam yang menuai di tempat di mana tuan tidak menabur dan yang memungut dari tempat di mana tuan tidak menanam.
25:25 Karena itu aku takut dan pergi menyembunyikan talenta tuan itu di dalam tanah: Ini, terimalah kepunyaan tuan!
25:26 Maka jawab tuannya itu: Hai kamu, hamba yang jahat dan malas, jadi kamu sudah tahu, bahwa aku menuai di tempat di mana aku tidak menabur dan memungut dari tempat di mana aku tidak menanam?
25:27 Karena itu sudahlah seharusnya uangku itu kauberikan kepada orang yang menjalankan uang, supaya sekembaliku aku menerimanya serta dengan bunganya.
25:28 Sebab itu ambillah talenta itu dari padanya dan berikanlah kepada orang yang mempunyai sepuluh talenta itu.
25:29 Karena setiap orang yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan. Tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya.
25:30 Dan campakkanlah hamba yang tidak berguna itu ke dalam kegelapan yang paling gelap. Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.