Fiat Voluntas Tua

Kurang Cerdik

| 2 Comments

“Anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak terang.”

Kalau kita memperhatikan modus operandi para koruptor bekerja lewat tayangan hasil kerja KPK di televisi, kita bisa geleng-geleng kepala. Kok ya bisa-bisanya dan nekad sekali seseorang bisa kehilangan daya nalar sehingga berniat dan berencana meraup uang sebanyak-banyaknya bagi dirinya sendiri. Belum lagi berita pembalakan hutan yang dilakukan semena-mena dengan tujuan profit sebesar-besarnya. Bumi yang tua ini menangis akibat pengerukan besar-besaran isi perut nya; sisa-sisa eksploitasi meninggalkan kerusakan alam yang sangat parah. Gak jelas butuh berapa lama lagi untuk memperbaikinya.

Manusia diciptakan Tuhan dengan kehendak bebas, bebas menggunakan pikirannya dan bebas berkreasi serta memiliki banyak ide. Tapi sayangnya kebebasan itu harusnya digunakan menjadi kebebasan yang bertanggungjawab. Kebebasan berpikir dan berkreasi selayaknya digunakan bagi kesejahteraan banyak orang, bagi kemajuan bersama dan mencari solusi win-win yang membuat banyak orang bahagia. Bila tidak maka yang terjadi adalah yang lebih cerdik akan mengeksploitasi yang lemah dan berakhir dengan ketidak adilan dan kesengsaraan.

Disisi lain manusia seharusnya menggunakan kecerdikannya bukan untuk mencari kesenangan dan kenikmatan di dunia, tapi dengan kecerdikannya justru harus digunakan memelihara jalannya kembali kepada kehidupan kekal.  Segala kesempatan yang datang dilihat sebagai kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup, kesempatan untuk memperbaiki relasi dengan sesama yang pernah korslet termasuk dengan orang-orang disekitar kita. Temukan juga kesempatan untuk senantiasa membahagiakan orang lain terutama yang tidak bisa membalas perlakuan kita, karena dengan demikian kita tahu Bapa di Surga akan memperhitungkannya suatu hari nanti.

Anak-anak cerdik tahu bagaimana memanfaatkan kesempatan yang ada bagi dirinya sendiri, tapi anak-anak bijaksana paham sekali bagaimana memelihara jalan yang benar yang memberikan jaminan kehidupan kekal. Jangan-jangan kita masuk menjadi anak-anak terang yang kurang cerdik melihat begitu banyaknya kesempatan yang ditawarkan Tuhan lewat orang-orang yang kita temui dari hari ke hari, lewat email dan SMS yang kita terima. Tanpa sadar kita menolaknya dengan beragam alasan. Pelan tapi pasti kita menjadi kurang cerdik dan akhirnya menjadi bodoh seperti teguran Yesus pada murid-muridNya.

Marilah berusaha menjadi anak-anak terang yang cerdik, yang mempersiapkan dan memelihara jalan pulang menuju rumah Bapa. Jangan sampai kita salah jalan dan melakukan tindakan-tindakan bodoh yang membuat kita menyia-nyiakan kesempatan yang telah diberikan.

===================================================================

Bacaan Luk 16:1-18

“Yesus berkata kepada murid-murid- Nya: “Ada seorang kaya yang mempunyai seorang bendahara. Kepadanya disampaikan tuduhan, bahwa bendahara itu menghamburkan miliknya. Lalu ia memanggil bendahara itu dan berkata kepadanya: Apakah yang kudengar tentang engkau? Berilah pertanggungan jawab atas urusanmu, sebab engkau tidak boleh lagi bekerja sebagai bendahara. Kata bendahara itu di dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat? Tuanku memecat aku dari jabatanku sebagai bendahara. Mencangkul aku tidak dapat, mengemis aku malu. Aku tahu apa yang akan aku perbuat, supaya apabila aku dipecat dari jabatanku sebagai bendahara, ada orang yang akan menampung aku di rumah mereka. Lalu ia memanggil seorang demi seorang yang berhutang kepada tuannya. Katanya kepada yang pertama: Berapakah hutangmu kepada tuanku? Jawab orang itu: Seratus tempayan minyak. Lalu katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, duduklah dan buat surat hutang lain sekarang juga: Lima puluh tempayan. Kemudian ia berkata kepada yang kedua: Dan berapakah hutangmu? Jawab orang itu: Seratus pikul gandum. Katanya kepada orang itu: Inilah surat hutangmu, buatlah surat hutang lain: Delapan puluh pikul. Lalu tuan itu memuji bendahara yang tidak jujur itu, karena ia telah bertindak dengan cerdik. Sebab anak-anak dunia ini lebih cerdik terhadap sesamanya dari pada anak-anak terang.”

2 Comments

  1. Selamat berjuang, bu….

  2. Terima kasih mas anang untuk doanya, kita saling mendoakan ya agar dimanapun kita ditempatkan bisa menjadi terang dan garam. Seperti judul buku Rm Beek SJ : Larut tapi tidak hanyut. AMDG

Leave a Reply to ratna ariani Cancel reply

Required fields are marked *.