Seorang sahabat yang sedang mempersiapkan penghelatan besar di keluarganya, karena hendak menerima menantu bagi putranya, yang bersangkutan seperti orang bingung bahkan stress dalam persiapan semakin menjelang hari-H, bahkan tidak bisa tidur nyenyak dan membuat bobotnya turun beberapa kilogram. Padahal sudah sering menjadi panitia ketika sanak saudara atau teman-temannya yang punya hajat.
Ternyata ada kekuatiran yang amat-sangat dialaminya, yaitu gagalnya penghelatan tersebut, misalnya tamu yang datang sedikit atau makanan tidak cukup atau kejadian lain yang tidak dapat diprediksinya. Jadi dapat dibayangkan betapa sedihnya sahabat tersebut ketika kita tidak hadir dalam undangan pestanya. Refleksi bacaan hari ini menyadarkan saya akan kesalahan tersebut. Seperti perumpamaan yang dikatakan oleh Yesus diatas, ketika pesta besar diselenggarakan sedikit yang datang karena kesibukan pribadi.
Betapa sedihnya dan jengkelnya Yesus yang mengetahui alasan manusia tidak hadir dalam pesta yang diadakan oleh Tuhan tersebut, hanya karena alasan kesibukan mengejar materi atau hal-hal pribadi kemudian mengabaikan undangan Tuhan. Padahal pesta ini penting dan pasti demi keselamatan umat manusia, hingga Yesus di utus ke dunia untuk mengundang kita semua dari seluruh penjuru bumi, tanpa peduli status sosial, kaya-miskin, cacat, buta, lumpuh dan sebagainya, bahkan ada juga yang dipaksa untuk hadir walau hanya sejenak, hanya sayangnya banyak diantara kita yang tetap tidak peduli, bahkan rela menderita demi harta dunia yang tiada habisnya dikejar, bahkan sering kali bangga bercerita tidak bisa hadir dalam perjamuan yang diadakan oleh Tuhan karena sibuk.
Sejak alam semesta diciptakan, waktu tidak pernah berubah jumlah dan lamanya, yaitu 24 jam sehari, 7 hari seminggu dan 52 minggu setahun, yang membedakan adalah skala prioritas, dimana kita sering mengabaikan undangan pesta perjamuan kudus dengan memanfaatkan besarnya kasih Tuhan yang selalu memaafkan kita, tetapi kita tidak pernah mau memahami dan memaafkan jika Tuhan mengambil milikNya yang dititipkan pada kita, bahkan mengatakan itu tidak adil. [ Samsi Darmawan ]
“Bawalah ke mari orang miskin dan orang cacat dan orang buta dan orang lumpuh”
Bacaan Luk 14:15-24
“Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: “Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah.” Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang. Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap. Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan. Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh. Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat. Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh. Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku.”