Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.
Didalam hidup memang ada aturan dan aturan itu hendaknya dibuat dengan tujuan untuk kepentingan dan kemajuan umat manusia, bukan sebaliknya dibuat untuk menyengsarakan. Hal ini sungguh berbeda dengan yang ada di Negara ini, dimana aturan dibuat demi kepentingan sekelompok orang atau pribadi.
Seperti misalnya, saat ini saja tiba-tiba muncul aturan tambahan dari KPU yang menyatakan para Caleg DPD maupun DPR/DPRD tidak boleh menggunakan nama gaul atau nama yang sudah dikenal oleh masyarakat, tetapi harus menggunakan nama asli, sayangnya aturan ini dibuat tanpa ada dasar hukum dan alasan yang jelas, kecuali karena ketakutan dari beberapa politisi yang tidak punya percaya diri untuk bertarung dalam perebutan kursi.
Seringkali pula, aturan itu dibuat dengan tujuan sesuatunya demi sebuah tujuan besar yang tersembunyi, tapi dampaknya sungguh akan merusak tatanan hidup berbangsa dan bernegara, yang saat ini terjadi adalah RUU pornografi yang hendak di sahkan menjadi UU.
Akibatnya kita lalu dipacu untuk kreatif mencari celah hukum untuk melanggar aturan tersebut, hingga aturan baku yang benarpun dilanggar juga, tanpa peduli dan sifatnya adalah untung-untungan atau mencari menangnya sendiri berdasarkan kekuatan uang atau kekuasaan atau mengandalkan massa yang bonek.
Sepertinya ada yang salah dalam pembangunan manusia di negara Pancasila ini, dimana orang-orang munafik lebih mendapat tempat dibandingkan orang-orang yang beriman. Karena yang yang baik dan benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar. (Samsi Dharmawan)
=====================================================================
Lukas 13:10-17
Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.
Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: “Hai ibu, penyakitmu telah sembuh.”
Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.
Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: “Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat.”
Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: “Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, harus dilepaskan dari ikatannya itu, karena ia adalah keturunan Abraham?”
Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.