Mengapa umumnya orang malas membayar pajak? Dari jadul banget juga ditulis didalam Kitab Suci bahwa aturan membayar pajak pun perlu ditaati. Jaman raja-raja di Jawa pun rakyat sudah harus membayar upeti sebagai tanda ketaatannya pada raja. Jaman penjajahan apalagi, kata cerita ortu dulu sampai semua yang dimiliki, bahkan kain korden sekalipun habis diambil serdadu-serdadu jepang. Yang ada hanya kerja rodi, kerja dan kerja terus.
Orang asing pun juga membayar pajak, bahkan bisa lebih mahal karena mereka mendapatkan penghasilan dari negara tersebut. Maka tidak heran kalau para pemegang paspor WNA ditangkap karena melanggar hukum. Tidak memiliki ijin untuk bekerja dan akhirnya tidak membayar pajak pada negara. Kitapun kalau tinggal dan berusaha di luar negeri harus tunduk pada aturan kewajiban membayar pajak negara setempat. Semua warga negara yang tinggal dan menikmati penghasilan wajib membayar pajak, apalagi orang asing. Mereka sudah tinggal dan menikmati penghidupan di wilayah tersebut dan tentunya semua akibat fasilitas jaminan keamanan dan penghidupan yang dibangun suatu negara.
Umumnya kita malas membayar pajak karena ingin mendapatkan ‘lebih’ dan menahan semua yang ada pada kita tetap menjadi milik sendiri. Apa yang didapat adalah hasil usaha sendiri sehingga layak kalau hanya dinikmati untuk diri sendiri. Alasan lain kita malas membayar pajak karena ‘tidak yakin’ bahwa pajak yang disetorkan akan dikembalikan dalam bentuk perbaikan dan penyediaan fasilitas publik. Apalagi dengan maraknya kasus korupsi, orang semakin malas membayar pajak karena yang dikorupsi adalah uang rakyat juga. Kita sering lupa bahwa kemudahan yang kita nikmati, baik dalam bekerja dan berusaha, adalah juga hasil usaha pemerintah sebagai penguasa (no matter what) dan juga karena karya penyertaan Ilahi dalam hidup kita.
Dalam perikop hari ini Yesus tidak mau berbantah-bantahan dengan orang-orang Farisi gara-gara urusan pajak kepada penguasa Romawi, karena hal ini bisa menjadi batu sandungan yang akan menghalangi rencana keselamatan Allah. Maka Ia tetap mengingatkan semua orang termasuk murid-murid dan pengikutNya yang lain untuk membayar pajak. Sebagai rakyat harus menunjukkan ketaatan kepada raja atau penguasa Romawi saat itu, disaat yang sama sebagai umat ciptaan Allah mereka juga menunjukkan ketaatan akan aturan dalam Kitab Taurat.
Kitapun sebagai ciptaanNya wajib memberikan apa yang ada pada kita untuk memuliakan Allah, karena hidup kita ada di tanganNya. Sedangkan sebagai warga negara, yang ikut menikmati kemudahan dan perlunya ikut peduli dengan kondisi negara, maka kita pun wajib mentaati peraturan yang dibuat pemerintah termasuk urusan pajak. So, jangan ragu-ragu lagi, miliki NPWP serta bayarlah pajak dan awasi penggunaannya. Berikan juga yang terbaik bagi bangsa ini dan bagi Dia hari ini juga.
=====================================================================
Luk 12:13-22
22:15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.
22:16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: “Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.
22:17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?”
22:18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?
22:19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu.” Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.
22:20 Maka Ia bertanya kepada mereka: “Gambar dan tulisan siapakah ini?”
22:21 Jawab mereka: “Gambar dan tulisan Kaisar.” Lalu kata Yesus kepada mereka: “Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah.”
22:22 Mendengar itu heranlah mereka dan meninggalkan Yesus lalu pergi.