“Kasihilah musuhmu dan berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu, mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. ”
Saya masih inget-inget lupa waktu SD rasanya ada beberapa orang teman yang sering ‘jothakan’, suka ledek-ledekan. Ya berantem mulut lah, bahkan saling mengejek dengan menyebut nama orang tuanya padahal ini sekolah perempuan semua lho. Suster kepala sekolah sampai turun tangan, mereka yang ketahuan berantem, tidak ditanya siapa yang memulai tapi dua-duanya justru di hukum, dikumpulkan dalam ruangan yang sama dan dikunci. Saat reuni masa-masa itu menjadi kenangan manis, mereka justru saling mempertawakan kelakuan childish begitu. Kokbisa ya sampai berantem heboh, cuma gara-gara rebutan setip pinsil.
Beberapa kali Sekar juga mutung, malas berangkat ke sekolah kalau teringat teman laki-laki yang sering mengganggunya di sekolah. Bahkan dia sempat menulis di buku nya “This is my bad day, God why this happened to me?” Sempat terucap bahwa dia lebih senang masuk sekolah perempuan semua, mungkin kalau SMP pilih Ursula saja. Karena disana tidak ada anak laki yang menggodanya. Dari kelas satu SD, ada beberapa anak laki yang memang sering menggodanya sampai sekarang. Wah… Pe eR besar nih, lha kan anak laki akan ada terus dimana-mana, hal ini tidak bisa dihindari. Bahkan saya jelaskan padanya biar pun kita sudah baik pada semua orang, tetap saja sampai dia besar nanti ada orang-orang yang tidak suka dengan kita apapun alasannya.
Mencintai dan mengasihi orang yang juga memberi perhatian dan peduli pada kita adalah hal yang lumrah, hal yang biasa yang dilakukan semua orang bahkan tanpa percaya Tuhan sekalipun. Tetapi mengasihi orang yang membenci kita, yang bermusuhan dan bersebrangan, yang tidak sejalan bahkan menganggap kita tidak sederajat dengan mereka, dibutuhkan latihan terus menerus. Bahkan sejak dari anak-anak pun perlu diajarkan. Tidak hanya dengan perkataan tapi juga dengan contoh yang dilakukan orang tuanya. Anak-anak akan melihat bagaimana orang tuanya menghadapi orang-orang demikian.
Jangan-jangan kita sendiri tanpa sadar membicarakan kejelekan orang tersebut, atau kita mencari tahu keburukan mereka. Kita menghindari pertemuan dengan mereka, bahkan membuang muka atau menyingkir pura-pura tidak melihat bila mereka ada disekitar kita. Melakukan hal demikian juga tidak akan menyelesaikan masalah. Bahkan hal-hal seperti ini secara tidak langsung menjadi tindakan yang akan ditiru anak-anak. Mana mungkin sih kita tidak punya musuh? Orang baik sekalipun pasti ada yang tidak suka, ada saja orang-orang yang iri hati karena orang baik biasanya lebih disukai banyak orang. Tetapi seorang musuh biasanya juga berkata jujur dalam menemukan kesalahan dan kelemahan kita. Maka kita juga perlu mencari tahu apa yang mereka katakan, bila betul kita salah, akuilah dan minta maaf.Perlu kerendahan dan kebesaran hati untuk mengakui kelemahan kita juga.
Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Allah sendiri juga memberi rahmat bagi kita orang-orang berdosa sekalipun. Matahari diberikan kepada orang baik dan orang jahat. Pengampunan selalu tersedia bagi mereka yang ingin berbalik. Maka marilah kita mulai melihat kembali, siapa saja orang yang tidak menyukai kita. Mulailah menyebut nama mereka dalam doa harian, berikan pengampunan untuk setiap kata dan tindakan yang mereka lakukan terhadap kita. Carilah kesempatan untuk semakin sering bertemu, lempar senyum dan jabat tangan terlebih dulu. Cari tahu kalau mereka atau anggota keluarganya ada yang sakit dan perlu pertolongan. Mungkin mereka menolak pada awalnya, that’s natural; yang jelas tindakan kasih justru menimbulkan rasa malu karena mereka tidak mampu melakukan hal yang sama pada kita. Jangan pernah membicarakan keburukan mereka, tapi carilah hal yang baik dari mereka.
Kalau kita mendengar celotehan anak-anak yang marah dengan temannya, kita bisa ingatkan mereka untuk belajar mengampuni. Ajaklah mendoakan mereka yang nakal ini saat doa malam, ajak anak-anak berbagi dengan mereka. Berikan bekal yang lebih banyak dari biasanya sehingga anak-anak bisa menawarkan nya pada temannya yang nakal. Tidak mudah memang, tapi paling tidak kita tidak memelihara bara api di atas kepala anak-anak kita tercinta. Berikan kesempatan mereka belajar mengasihi temannya yang justru sering menggodanya. Semoga hari ini kita mulai dengan semakin menyebarkan kasih kepada semua orang termasuk mereka yang tidak menyukai kita.
====================================================================
Bacaan Luk 6:27-38
“Tetapi kepada kamu, yang mendengarkan Aku, Aku berkata: Kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu; mintalah berkat bagi orang yang mengutuk kamu; berdoalah bagi orang yang mencaci kamu. Barangsiapa menampar pipimu yang satu, berikanlah juga kepadanya pipimu yang lain, dan barangsiapa yang mengambil jubahmu, biarkan juga ia mengambil bajumu. Berilah kepada setiap orang yang meminta kepadamu; dan janganlah meminta kembali kepada orang yang mengambil kepunyaanmu. Dan sebagaimana kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah juga demikian kepada mereka.Dan jikalau kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah jasamu? Karena orang-orang berdosa pun mengasihi juga orang-orang yang mengasihi mereka. Sebab jikalau kamu berbuat baik kepada orang yang berbuat baik kepada kamu, apakah jasamu? Orang-orang berdosa pun berbuat demikian.”
September 11, 2008 at 9:43 am
Balasan Rm Maryono via email:
Mbak Ratna,
rasanya sampai mati, kita gak bisa deh cinta sama musuh. Lha wong (eh, pakai dialek banyumasan) kalau disakiti orang, kita bisa tidak membalas saja sudah untung. Tapi Mbak, ada yang bisa kita lihat
bagaimana strategi Yesus berhadapan dengan musuh-musuhnya. Ia selalu menjawab dengan penuh wibawa. Kata penuh wibawa ini perlu di bold dan underline. Karena, dalam pandangan Yesus: yang memusuhi dirinya bukan manusia-manusia yang ada di hadapannya tetapi kekuatan jahat “yang
selalu mencari kesempatan” untuk menghacurkan Dia. Ingat ‘kan ketika Yesus digoda di padang gurun? Setan yang tidak dihancurkan tetapi cukup dikalahkan dengan kata-kata yang penuh wibawa! Setan mundur dan cari kesempatan. Yesus sebenarnya mau memberi contoh bahwa berhadapan dengan kekuatan jahat, manusia memang tak berdaya. Hanya kekuatan ilahi saja yang mampu menghadapi. Maka, kalau dimusuhi baiknya diam dan membiarkan Yang Ilahi untuk menghadapinya. Bukan mohon agar Yang Ilahi membalas orang yang menyakiti kita, lho ya! Tetapi biarlah Yang Ilahi menghadapi kekuatan si jahat itu. Kita diam dan berusaha menahan diri agar tidak tergoda membalas dengan kejahatan pula. Mbak, kalau punya keyakinan ini, kita gak akan sakit kalau dimusuhi orang. Eh, Mbak ada doa bagus nih,
Tuhan biarlah mataku memandang seperti cara Engkau memandang,
biarlah telingaku mendengar seperti cara Engkau mendengar.
biarlah aku rasaku merasakan seperti cara Engkau merasakan.
bisa dilanjutkan lebih panjang lagi ……
September 19, 2008 at 9:17 am
dulu ketika aku sma,aku berpikiran kenapa aku harus berbuat kebaikan kepada orang yang memusuhiku, dia saja membenciku dan tidak pernah berbuat kepadaku,
mau berbuat baik saja kalau ingat sikapnya ke dia,rasanya kesal banget,
=) makin dewasa dan pernah juga aku tanya2 ma romo, n ternyata itu salah, dan aku dapat tips yang bagus dari romonya,
bila engkau dimusuhi oleh orang lain/u tidak meyukai sesorang pikirkanlah tentang kebaikannya,dan ada yesus dalam diri mereka, and it work for me sometimes ^^ cause i’m still human yang masih sering jatuh,
nice article mbak =)