Fiat Voluntas Tua

Easier Said Than Done

| 0 comments

“Turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu”

Menjadi pemimpin mungkin bisa jadi impian banyak orang. Selain menjadi pusat perhatian,juga pusat kekuasaan dan biasanya menjadi pusat kekayaan dan menikmati berbagai fasilitas. Maka sering juga kursi Musa,kursi terhormat, bisa berubah menjadi kursi panas. Kursi yang diperebutkan banyak orang tapijuga bisa menggulingkan mereka seketika. Hal ini juga tampak dalam persiapan pencalegan di beberapa parpol, mereka yang namanya tidak mendapat nomor ‘jadi’ dalam urutan DCS Daftar Caleg Sementara, bisa mengamuk dan melakukan anarkis. Bahkan dilansir ada parpol yang menawarkan nomor urut kursi no 1 di daerah pemilihan DKI Jakarta bisa dipatok harga ber M-M an, bener tidaknya walahualam.

Maka bisa dibayangkan mereka-mereka yang duduk di kursi pimpinan akan mudah menjadi sorotan. Mereka yang terpilih sebagai anggota wakil rakyat terhormat akan dituntut berkelakuan juga terpandang. Time will tell, setelah satu periode muncul lah daftar nama politikus busuk yang sebaiknya memang tidak dipilih kembali. Satu persatu anggota dewan terhormat, termasuk para pengusaha dan pejabat tinggi berpindah duduk dibalik terali besi; dari tempat yang terutama menjadi tersisihkan.

Injil hari ini mengingatkan kita, dimanapun kita ditempatkan kita diminta untuk melakukan dan menaati peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.  Terlepas dari perilaku si pembuat aturan, kita diajak untuk tidak berbuat ‘sama’ dengan mereka, yang mengajarkan tapi tidak melakukan apa yang dikatakannya. Jadilah manusia yang berintegritas, melakukan apa yang dikatakan dan menyatakan apa yang akan dilakukan.

Menjadi pemimpin yang ‘melayani’ bisa menjadi suatu jargon politik di saat kampanye ini. Banyak dijumpai di berbagai spanduk, poster dan iklan di media. Melayani siapa kah mereka selama ini kalau tidak dikatakan melayani dirinya sendiri? Tetapi sebagai pengikut Kristus kita memiliki teladan pemimpin yang mau merendahkan dirinya untuk melayani orang-orang yang dipimpinnya. Dibutuhkan keahlian dan kerendahan hati untuk setia mendengarkan kebutuhan orang lain serta melakukan apa yang diinginkan dan dibutuhkan orang banyak. Kepentingan pribadi menjadi urutan paling buncit bila kita ingin meneladani Kristus. Memang tidak mudah, easier said than done but still possible if we do that with God. Bersama Tuhan pasti kita mampu melakukannya.

====================================================================

Bacaan Mat 23:1-12

“Maka berkatalah Yesus kepada orang banyak dan kepada murid-murid- Nya, kata-Nya: “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya. Mereka mengikat beban-beban berat, lalu meletakkannya di atas bahu orang, tetapi mereka sendiri tidak mau menyentuhnya. Semua pekerjaan yang mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat; mereka suka menerima penghormatan di pasar dan suka dipanggil Rabi. Tetapi kamu, janganlah kamu disebut Rabi; karena hanya satu Rabimu dan kamu semua adalah saudara. Dan janganlah kamu menyebut siapa pun bapa di bumi ini, karena hanya satu Bapamu, yaitu Dia yang di sorga. Janganlah pula kamu disebut pemimpin, karena hanya satu Pemimpinmu, yaitu Mesias. Barangsiapa terbesar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu. Dan barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.