“Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi”
Soal biji-bijian saya gak peduli tadinya, apalagi kalau gak enak dimakan. Saya pikir yang namanya biji sesawi ini adalah biji sawi sayuran yang kita makan. Di English Bible namanya “sesame” seed, atau biji wijen, yang minyaknya membuat harum masakan. Baru setelah ke tanah suci, sang tour guide menunjukkan jenis pohon semak yang dimaksud, yang banyak tumbuh di Israel. Jenis ini tidak termasuk pohon, tapi dianggap semak atau tanaman liar. Tingginya bisa lebih dari 3meter dengan bercabang banyak. Gak heran memang kalau banyak burung merasa aman bersarang didalamnya karena makanan dari biji2an pohon tersebut selalu tersedia.
Saya menemukan banyak biji-biji yang berserakan dibawah pohon, kecil sekali bijinya. Inikah biji sesawi itu? Jadi dari biji yang lebih besar sedikit daributiran pasir, bisa tumbuh pohon sebesar itu??
Mungkin kita juga sering menyepelekan hal-hal kecil yang ditanamkan sang penabur dalam hati kita, saking kecilnya, saking remeh temehnya, gak berasa malah dan gak pentiiing juga…… nanti aja kalau udah tua, udah deket mati baru mikirin Kerajaan Allah.
Jadi gak heran kalau tipu daya dunia, keangkuhan diri, kemauan hati, keinginan mata, kekayaan, kekhawatiran, egoisme dengan mudah mematikan sang biji “kebenaran” tersebut.
Biji harus kering betul dan siap mati, mau ditanam dalam-dalam ke tanah, agar bisa berakar dan mau bertumbuh sambil menjebol tanah yang keras untuk terus menghasilkan tangkai dan bulir. Agar kehidupan kita menjadi berarti bagi banyak orang, seperti burung2 tadi, memang kita harus lebih dulu mati raga, mati dalam keinginan daging, dan menyerahkan Tuhan yang menumbuhkan dan berkarya dalam kehidupan kita dalam berbagai hal sekecil apapun. Hanya orang-orang tertentu yang memahami perumpamaan Yesus, mereka yang masuk ring-1 dapat informasi A-1, tanpa tedeng aling-aling. Mereka yang berani keluar dari zona nyaman, mendobrak dan menembus kekerasan tanah disekitarnya, demi tumbuhnya sang benih tadi, amat sangat tergantung dengan relasi dari Sang Penabur. Ia mengenal betul benih yang ditanamkan Nya. Hanya orang-orang yang peka akan hal-hal kecil dalam kehidupannya, bisa memahami maksud Tuhan dalam menghadapi sekitarnya.
Mari kita berlomba menjadi kelompok ring-1nya Tuhan, yang selalu akrab dengan Tuhan, seperti murid2 yang bersama-sama dengan Yesus, sehingga kita dapat mengenali maksud Tuhan dalam setiap detik kehidupan kita. Tuhan hadir dari setiap hal kecil dalam keseharian kita, bahkan dari setiap orang yang Tuhan ijinkan kita temui hari ini. Bukan “bersama kita bisa” tapi “bersama Tuhan kita bisa” membuat hal yang kecil menjadi besar dan berarti bagi banyak orang. Melakukan hal yang sederhana tetapi berarti besar karena Tuhan bersama kita. Itu hanya bisa kalau kita menjadi sesawinya Tuhan, kita sungguh merasa kecil dan kosong dihadapanNya.
Marilah setia pada hal yang kecil termasuk keseharian kita seperti tersenyum, bilang terima kasih dan tolong, terutama ke orang-orang yang kita sayangi, tidak nyerobot lampu merah, tidak buang sampah dari dalam mobil ke jalan, matikan rokok saat masuk ruang ber AC, bawa tas belanja sendiri jadi gak perlu “nyampah” dengan kantong2 plastik supermarket…….. tambahin sendiri deh…
=================================================================
Bacaan : Mat 13:31-35)
“Yesus membentangkan suatu perumpamaan lain lagi kepada mereka, kata-Nya: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama biji sesawi, yang diambil dan ditaburkan orang di ladangnya. Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya. ” Dan Ia menceriterakan perumpamaan ini juga kepada mereka: “Hal Kerajaan Sorga itu seumpama ragi yang diambil seorang perempuan dan diadukkan ke dalam tepung terigu tiga sukat sampai khamir seluruhnya.” Semuanya itu disampaikan Yesus kepada orang banyak dalam perumpamaan, dan tanpa perumpamaan suatu pun tidak disampaikan- Nya kepada mereka, supaya genaplah firman yang disampaikan oleh nabi: “Aku mau membuka mulut-Ku mengatakan perumpamaan, Aku mau mengucapkan hal yang tersembunyi sejak dunia dijadikan.”(Mat 13:31-35),