“Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku”
Saat diadakan Kebangunan Rohani Katolik & Novena “The New Spring Time” ditahun 2006, sempat dijual berbagai merchandise bertuliskan “Proud To Be Catholic” termasuk berbagai gelang tangan karet warna warni. Tapi apa sih esensinya sebagai orang katolik? Dare to be different? Apa hanya berani tampil beda dengan membuat tanda salib?
Ada suatu konsekwensi berat dengan membuat tanda salib seperti yang dijelaskan oleh Romo John Leefteuw MSC, karena membuat tanda salib bukan sekedar ritual bahwa kita orang katolik. Bukan juga untuk pamer didepan orang banyak.
Hari ini hari pertama masuk sekolah, dan saya sedih banget karena hari sabtu kemarin saya tidak melihat nama Sekar dalam daftar pembagian kelas. Saya diingatkan seorang ibu di sekolah bahwa awal bulan juli memang orang tua murid harus melunasi uang sekolah bulan juli sebagai syarat pendaftaran ulang. Duh Gusti, nyuwun pangapunten… kok aku jadi lupa ya. Oh ya baru inget saya kan baru keluar dari RS jadi benar-benar masih lemah dan gak konsen banget. Tapi rasanya gak tega untuk memberitahu Sekar. Akhirnya kami berdua sepakat untuk meminta sekar tidak usah datang kesekolah dulu sampai masalahnya saya selesaikan hari senin.
Puji Tuhan tadi pagi saya urus ke bank dan bisa selesai hari ini. Di sekolah saya sowan ketemu Sr Vincentia CB kepsek SD Tarakanita sekalian minta maaf kalau Sekar sengaja tidak kami ajak kesekolah hari ini. Suster yang murah senyum ini memaklumi kealpaan kami. Karena salah orang tuanya anak-anak jadi korban deh. Dan ternyata keputusan kami tidak sepenuhnya salah. Hari Sabtu dan hari senin banyak anak menangis karena menemukan namanya tidak ada di kelas yang baru. Mereka marah pada orang tuanya. Pagi tadi puluhan anak-anak yang belum mendapat tempat di kelasnya, dikumpulkan bersama di aula oleh Sr Vincentia. Oh God, please forgive us. Puji Tuhan sekar bisa menerima keadaan untuk tidak masuk hari ini, kalau nggak wah dia bisa ikutan stress lihat anak-anak kelas 2 sampai kelas 6 pada menangis dan marah-marah… heboh deh… Itulah korban kelalaian orang tua.
Apakah yang begini ini disebut salib nya orang tua ?? Bukan lah, ini namanya kesalahan orang tua yang tidak menjalankan tanggungjawabnya. Akibat kesalahan orang tua anak-anak menanggung malu dan kecewa di hari pertama sekolah, hari yang seharusnya menjadi hari bahagia karena bertemu teman-teman lama setelah liburan panjang.
Bukan juga disebut salib kalau ormas-ormas kristiani menganggap bahwa putusan Mahkamah Konstitusi adalah penghalang berkat anak-anak Tuhan. Wah… kok jadi kebablasan? anak Tuhan dan pengikut Kristus kan bukan berarti bisa melakukan berbagai hal termasuk melanggar perundangan yang berlaku.
Menjadi pengikut Kristus bukan berarti semuanya harus lancar, berkat harus mengalir dan tidak ada penghalang, tidak ada penyakit. Injil hari ini mengingatkan kita bahwa Yesus datang untuk membawa pemisahan antara yang baik dan benar dihadapan Allah dengan mereka yang menjauh dari Allah. Ia yang telah melewati sengsara, wafat dan bangkit agar kita dibebaskan dari hukuman mati karena dosa, menuntut kita juga siap menyerahkan segalanya demi kehidupan yang telah dijanjikanNya.
There is no free lunch, setiap menuju kebaikan ada pengorbanan. Pasangan yang siap menyatakan cinta pun butuh pengorbanan, harus siap membuka diri dan berbagi bagi pasangannya seumur hidup. Orang tua pun harus merelakan waktu dan perhatian bagi anak-anaknya sampai mereka mandiri. Demikian juga cinta kepada Tuhan menuntut seluruh penyerahan total, segenap akal budi, pemikiran bahkan cita-cita kita sampai kita kembali kepadaNya. Tidak ada lagi cita-cita yang egois, impian yang selfish karena semua dipersembahkan untuk Tuhan yang memiliki seluruh sendi kehidupan kita. Itulah salib yang harus kita tanggung sebagai pengikut Kristus.
===================================================================
Bacaan Mat 10:34-11:1
“Jangan kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi; Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah orang-orang seisi rumahnya.Barangsiap a mengasihi bapa atau ibunya lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku; dan barangsiapa mengasihi anaknya laki-laki atau perempuan lebih dari pada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikut Aku, ia tidak layak bagi-Ku.Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya. Barangsiapa menyambut kamu, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar.Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja pun kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya ia tidak akan kehilangan upahnya dari padanya. Setelah Yesus selesai berpesan kepada kedua belas murid-Nya, pergilah Ia dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.”