“Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?”
Kata ‘takut’ disebut sampai 566 kali waktu di ‘search’ dalam Alkitab elektronik, bisa lebih banyak lagi bila ditambahkan dengan kitab Deuterokanonika. Bahkan kata ‘Jangan takut’ disebut 18 kali dalam Perjanjian Baru. Darimanakah datangnya rasa ‘takut? Dalam surat Rasul Paulus ke pada Timotius (2 Tim 1:7) kita diingatkan bahwa ketakutan bukan berasal dari Allah. Roh dari Allah justru memberikan dan membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban. Siapa yang senang hidup dalam ketakutan? Bukankah kita ingin hidup damai, penuh kasih dan juga tenang dan tertib?
Orang yang ketakutan adalah orang yang kehilangan ketenangan, yang dikuasai kekhawatiran. Mereka kehilangan damai sejahtera. Sebaliknya orang yang hidup dalam ketenangan sulit untuk merasakan takut. Demikian halnya dengan Yesus, Ia bisa tidur ditengah badai, tidak takut sama sekali. Karena Ia sungguh menyadari bahwa Ia ada dalam perlindungan Allah Bapa. Ia percaya adanya penyelenggaraan Ilahi, Providentia Devina.
Sebaliknya para murid didalam kapal tidak menyadarinya sama sekali. Mereka masih menganggap Yesus adalah orang biasa sama seperti mereka. Mereka tidak menyadari bahwa kehadiran Yesus pun sudah dilihat sebagai bukti kehadiran Allah, adanya penyelenggaraan Ilahi dalam kehidupan mereka baik dalam susah dan senang. Kalau Sang Pencipta langit dan bumi ada bersama kita, apalagi yang harus ditakutkan? Bukan berarti tidak akan menghadapi badai kehidupan, tapi bersama dengan Tuhan kita justru mampu dengan tenang menghadapinya. Pasti akan ditenangkanNya untuk kita. Pasti ada pelangi setelah badai,pasti ada jalan keluar kalau kita tinggal tenang.
Maka Yesus mengatakan para murid yang takut ini sebagai orang yang ‘kurang percaya’; mereka kurang percaya bahwa penyertaan Allah ada senantiasa bersama mereka, termasuk disaat sulit seperti itu. Allah tidak pernah meninggalkan mereka karena Ia mengasihi mereka. Burung pipit yang kalau dijual sangat murah harganya saja, Tuhan pelihara, tidak akan jatuh ke bumi tanpa seijin Nya. Apalagi manusia yang diciptakanNya, jumlah helai rambut dikepalanya saja Tuhan tahu; bahkan tidak ada sehelai rambutpun gugur tanpa seijinNya. Para murid tidak menyadari arti kehadiran Yesus bagi mereka. Sehingga karena kurang percaya maka para murid lebih dikuasai oleh rasa takut. Kalau saja mereka percaya akan adanya kehadiran Allah dalam hidup mereka, pasti mereka tetap tenang dalam menghadapi badai kehidupan.
Demikian pula dengan kita yang telah menerima Sakramen Pembaptisan; Roh Allah telah bersama dengan kita. Kita menjadi Bait Allah tempat Dia tinggal dalam kehidupan kita. Seharusnyalah kita mensyukurinya dan tinggal dalam kedamaian dan ketenangan. Tapi kalau kita juga men’diam’kan dan mengijinkan “Roh Allah” tidur dalam kehidupan kita, maka tidak heran kalau kita sering diliputi rasa khawatir dan ketakutan dalam hidup ini. Imanuel, Allah beserta kita, maka ijinkanlah Roh Allah hidup dan bekerja dalam setiap sisi kehidupan kita sehingga damai sejahteraNya tetap tinggal dengan kita.
Bagaimana caranya? Kalau tubuh kita tidak diberi makanan jasmani yang rutin dan bergizi maka tubuh kita akan menjadi lemah, lesu dan sakit karenanya. Demikian juga bila kita ingin tubuh rohani yang senantiasa ‘hidup’ maka makanan rohani nya adalah berdoa, merenungkan Kitab Suci dan menghidupi Sakramen kembali. Kenapa kita masih sering takut was-was dan khawatir? Jangan-jangan kita telah meninggalkan pola hidup rohani yang teratur. Bukan karena Allah meninggalkan kita, tapi kita lah yang menjauh dan ‘menidurkan’ Roh Kudus Allah yang telah kita terima. Semoga kita senantiasa menyadari bahwa damai sejahtera Allah tetap tinggal bersama kita sehingga kita bisa tetap tenang dan damai dalam menghadapi berbagai badai dalam kehidupan ini.
===================================================================
Bacaan Mat 8:23-27
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya.
8:24 Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu itu ditimbus gelombang, tetapi Yesus tidur.
8:25 Maka datanglah murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya: “Tuhan, tolonglah, kita binasa.”
8:26 Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya?” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau itu, maka danau itu menjadi teduh sekali.
8:27 Dan heranlah orang-orang itu, katanya: “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?
August 21, 2008 at 3:21 pm
i live in Providentia dormitory…. it is in Bandung, West Java, Indonesia…. nice to comment… gbu