Sore ini saya tiba di Nabire, maka bisa kirim email. Saya turun untuk berobat, karena saya diserang sejenis kutu yang dalam bahasa setempat namanya DIDIPA. Kutunya kecil, keras, berwarna hitam dan meloncat kesana-kemari. Disemprot hit juga tidak mati. Luka yang ditinggalkan kemudian melepuh, terasa panas dan dari hari ke hari semakin besar. Tadi siang langsung ke dokter dan sudah mendapatkan obatnya. Binatang ini munculnya pada musim-musim tertentu, dan sekarang sedang akan mewabah. Semoga segera mendapat penanganan dari puskesmas. Sebenarnya saya ingin menggunakan transportasi darat, namun karena jalan yang menghubungkan Paniai dsk (termasuk Waghete) dengan Nabire terputus sejak berapa waktu yang lalu, maka arus transportasi barang dan manusia melalui jalan darat amat terganggu. Truk-truk banyak menumpuk di jalan yang rusak, dan bisa lebih dari dua minggu menunggu untuk bisa lewat. Tak pelak lagi di beberapa daerah seperti Enarotali, Waghete, Moenamani, Eupoto, dll terjadi kelangkaan barang-barang kebutuhan pokok seperti: sembako, bensin, minyak tanah, dll. Khusus di Waghete, sudah lima hari ini tidak ada lagi beras dan bensin, sementara barang-barang kebutuhan yang lain semakin menipis.
Beberapa hari sebelum barang benar-benar langka di pasaran, harga barang-barang tersebut sudah amat mahal. Sebagai contoh harga bensin sudah mencapai Rp. 35.000,00/ltr, Raskin sudah Rp. 15.000,00/kg. Harga barang-barang lain setali tiga uang. Tiga hari yang lalu beberapa umat sedang mendiskusikan jalan keluar atas krisis ini. Salah satu ide yang muncul adalah mencarter pesawat AMA milik missi untuk mengangkut bensin dan beras dari Nabire, namun akhirnya dibatalkan karena untuk pesawat jenis pilatus yang hanya berani membawa barang sekitar 700 kg, beaya yang harus dibayar konon tidak kurang dari 10 juta rupiah. Syukur bahwa mayoritas masyarakat asli masih bisa bertahan dengan ubi dan talas. Hanya masyarakat pendatang dan penduduk asli yang sudah bergaya sebagai pendatang (makan nasi) sudah mulai kelimpungan.
Kendaraan umum (jenis kijang) yang menjalani rute Enarotali – Waghete yang biasa melintas tiap hari Senin, Rabu dan Jumat, dalam keadaan normal sehari bisa sekitar 10 kendaraan yang masuk dan keluar Waghete, namun saat ini terasa berkurang cukup drastis. Beberapa sopir yang ditemui mengatakan, jika dalam minggu ini tidak ada pasokan bensin dari Nabire, maka sebagian besar kendaraan bermotor akan dengan sendirinya berhenti menggelinding di beberapa daerah yang pasokannya tergantung dari Nabire. Karena tadi sudah menunggu sekitar 3 jam tidak ada kendaraan melintas, maka saya tadi menggunakan motor pastoran dari Waghete menuju Enarotali. Bak seorang crosser saya menyusuri jalan berlumpur dan banjir masih tersisa disana sini. Dari Enarotali saya melanjutkan perjalanan dengan pesawat jenis twin otter, yang selain mengangkut manusia juga mengangkut babi, itik dll.
Kemarin siang ada beberapa ibu-ibu datang ke pastoran, bertanya apa bisa membeli beras dari pastoran? Bruder Norbert yang mengurusi rumah tangga pastoran menjawab bahwa beras juga amat tipis dan selama ini penghuni pastoran hanya membeli beras jatah para guru SD yang tidak mereka ambil. Bruder menyarankan agar ibu-ibu itu mendatangi rumah para guru SD tersebut, siapa tahu mereka masih menyimpan beras.
Saya kira inilah salah satu akibat dari gagasan/konsep kesejahteraan yang kebablasan. Orang-orang pedalaman papua yang makanan pokoknya adalah ubi dan talas, dikondisikan untuk menggantinya dengan beras yang tidak pernah mereka tanam. Nah ketika mereka sudah terbiasa dengan beras dan sekarang mengalami krisis pangan seperti ini, beberapa dari mereka sudah susah untuk diajak berbalik makan ubi dan talas. Memang makan nasi terasa jauh lebih enak daripada makan ubi. Saya makan ubi rebus beberapa hari saja perut terasa sebah, mulas dan tidak nyaman, dan yang lebih parah adalah kentut tak pernah henti, he.. Namun talas jauh lebih enak, karena lebih nyaman di perut daripada beras jatah PNS di pedalaman papua, bisa dibayangkan sendiri lah.
Berita kelulusan:
Saya tidak tahu apakah ini berita duka atau berita gembira. Para siswa dari SMP Negeri maupun SMP Katolik Waghete semua dinyatakan lulus. Saya sendiri meragukan akan hasil ini, dalam arti kemurnian nilainya. Lha membaca saja tidak lancar, untuk bidang studi matematika mereka belum lancar pada operasi perkalian, pembagian serta operasi untuk bilangan-bilangan negatif serta pecahan, he. ya sudahlah itu urusan mereka yang berwenang disitu. Bukan hal luar biasa bila kami mendengar komentar miring, bahwa banyak rekayasa dalam pengejaan soal UAN. SMA yang ada di waghete juga meluluskan semua siswanya, hebat kan? Entah yang pinter gurunya, entah siswanya entah siapa lagi, yang jelas mereka semua lulus. SMA ini beberapa tahun yang lalu mulai meluluskan siswanya, dan yang masih dikenang sampai sekarang, ketika meluluskan siswa angkatan pertama, ada siswa yang sudah mempunyai tiga orang anak, hebat kan? Saya angkat jempol untuk SMA Negeri I Biak Numfor yang kelulusannya adalah nol (0) % alias tidak ada yang lulus. Dan itu pasti nilai murni dari anak-anak. Kejujuran dalam bidang pendidikan rasanya semakin jauh panggang dari api, maka siap-siap saja bahwa mereka nanti bila sudah menjadi petinggi juga akan meneruskan tradisi KORUPSI HATI NURANI. Untuk merayakan sukses besar kelulusan ini (dimana kelulusan 100% konon amat jarang terjadi) mereka dan sebagian warga berpawai sambil berlari bolak-balik di sepanjang jalan utama Waghete yang jaraknya sekitar 2 km. Mereka berteriak-teriak dengan pakaian seadanya yang sudah bercampur lumpur. Teriakan bak kemenangan perang bergema sejak diumumkan pada jam 12 siang dan baru berhenti pada jam 5 sore.
Berita kesehatan:
Wabah kolera sudah dapat ditanggulangi di beberapa daerah. Masalah pokoknya adalah kurangnya pengertian warga masyarakat untuk hidup sehat. Pergi ke mana-mana tanpa alas kaki, maka penyakit cacingan menjadi hal yang terjadi di mana-mana. Beberapa kali saya melihat dengan mata kepala sendiri, ada warga masyarakat yang langsung meminum dari air selokan. Rumah mereka juga tidak sehat. Tidak ada kamar, meja kursi dll. Babi kadang juga masuk di dalam rumah. Karena suhu udara amat dingin, maka mereka memasang tungku di tengah ruangan. Kaki-kaki mereka didekatkan pada tungku agar tidak kedinginan. Akibatnya selain kaki sering terbakar juga penyakit infeksi saluran pernafasan menjadi hal yang biasa.
Jika ada teman-teman yang berminat pada SARANG SEMUT, yang konon dipercaya bisa menyembuhkan penyakit kanker dll, silahkan kontak kepada saya. Anak-anak sedang giat mencari dan mengolah barang ini. Artikel untuk sarang semut ini bisa bapak dapatkan di majalah Trubus atau menjelajah dunia maya internet. Di waghete sekarang ada wartel yang konon menggunakan koneksi satelit, maka beaya juga amat mahal.
Karena koneksi internet amat lambat dan juga mahal, maka saya berharap tidak dikirimi berita disertai attachment yang memuat file besar, sering putus di jalan, he…
Saling doa dari jauh ya, agar apa yang kita lakukan dan perbuat kian berkenan di hadapan Tuhan dan berguna bagi sesama.
Salam dan doa
Mardi Santosa, SJ
July 6, 2008 at 12:16 pm
Romo saya merasa bangga terhadap Tuhan….karena Melalui anda Yesus Sungguh hadir ditengah-tengah kaum miskin,lemah dan tersingkir…..Saya belum bisa berbuat banyak Romo…doa yang bisa saya panjatkan….Tanggal 15 saya Ujian Pendadaran dan akhir Agustus saya Menjadi Katekis paroki Di Garut Keuskupan Bandung Dengan gaji Rp. 960.500., Selama 1 tahun Kontrak…..Saya Bangga Menjadi wong Danan Karena Boleh Merasakan Cinta Perjuangan Dari Paduko Romo Dan Yesus, Bunda Maria. Semangat Bravo Romo Bravo Romo AMDG…..IHS
July 6, 2008 at 12:28 pm
Romo Danan semakin????????????????????????????????????????????
July 7, 2008 at 9:42 am
Hai Romo, aku dah kangen sama romo nih.. Oh ternyata romo sudah pergi jauh ke PAPUA?! Bravo Romo, saya dukung dengan doa…. AMDG
August 29, 2008 at 2:30 pm
hai romo!!!!!
saya sangat bangga sekali karena romo melayani umat di kampung halamanku.God Bless You dalam pelayanan Romo.
September 12, 2008 at 12:38 pm
SELAMAT BERJUANG ROMO MARDI SANTOSA ATAS TUGAS KARYA DARI ALLAH BAPA, ALLAH PUTRA DAN ALLAH ROHKUDUS, SEMOGA SELALU SEHAT WALAFIHAT DAN SELALU SEMANGAT DALAM MENGEMBANGKAN PELAYANAN KEPADA UMAT DI WAGHETE.
SAYA SEBAGAI ANAK NEGERI TIGI YANG PERNAH JADI KETUA MISDINAR SEWAKTU ROMO EDI, MENGUCAPKAN TERIMAKASIH ATAS KARYA-KARYA ROMO DI WAGHETE TIGI YANG DIMANA BISA DAPAT MEMBERIKAN TERANG DAN JALAN YANG BAIK MENUJU KESELAMATAN INI.
SEMOGA KARYA BAIK DARI ROMO, TUHAN AKAN MEMBALAS DI AKHIRAT NANTI…
HALELUYA PUJI TUHAN BAGI KITA SEMUA.
September 24, 2008 at 11:11 pm
Romo…..Berkah dalem saya bersyukur ternyata di Garut saya menemuka romo Mardi., SJ yang hidup dalam hati sahabat-sahabat khususnya Mas Awing, Fr, Anak-anak BIAK dan Orang-orang Tua Yang Hebat-hebat Di Garut. Romo Semoga semangat Romo Menjadi Tanda Dan sarana Bahwa Allah untuk semua khususnya orang-orang KLMT. Berkah Dalem. Semangat Romo. Bravo…….Bravo….Semangat Romo akan selalu berkobar-kobar Seperti Paulus Yang Mati adalah keuntungan dan hidup adalah Kristus. Selamat berkarya. Amin
September 24, 2008 at 11:13 pm
Romo Saya wisuda tanggal 8 Nopember 2008 Mohon doanya supaya menjadi katekis yang magis bersumber pada Yesus yang selalu berorientasi pada AMDG.GBU
November 17, 2008 at 9:31 am
Terima kasih atas publikasikan tentang waghete………..mudah2an lain hal juga bapak bisa mempublikasikannya……….Terimakasih
Putra Waghete…..
ONES MADAI
November 17, 2008 at 12:18 pm
Romo yang paling galak n sayang sama ponakannya hihihihi…
i miss u
January 22, 2009 at 7:00 pm
kalau memang ada katekis yang mau mencalonkan diri jadi caleg, rasanya bukan sesuatu yang macam-macam.
memang saya bukan katekis yang bertahun-tahun di paroki yang sudah merasakan suka duka di paroki dan lingkungan, saya juga bukan orang yang kritis melihat dunia politik dan intrik-intriknya. .. saya cuma lulusan baru IPPAK (a.k.a STKat) yang mungkin masih naif…
tapi saya percaya, setiap orang punya jalan untuk berkaryanya masing-masing. ..
ada yang memang berkarya di paroki… ada yang berkarya jadi guru… , ada yang berkarya dengan cara-cara lain, dan mungkin ada juga yang terpanggil untuk berkarya di jalur politik dengan menjadi caleg…
mengenai hidup caleg banyak bertentangan dengan hidup kekatekisan. .., pada akhirnya itu akan kembali pada pribadi yang bersangkutan.
mungkin saja justru dengan spiritualitas sebagai katekis yang dimiliki, dia bisa memberikan warna baru bagi sekitarnya
walau memang tidak tertutup kemungkinan bahwa dia juga bisa terseret dalam situasi yang ada…
…
tapi menurut saya sih, jangan kita menyikapi dengan pesimis apalagi dengan kata2 bernada skeptis
apapun yang akan terjadi di depan nanti, entah berhasil membuat perubahan atau tidak, kita lihat saja sebagai seseorang yang beritikad baik yang mencoba membuat perubahan.
dan rasanya… selama seseorang itu beritikad baik, knapa tidak kita dukung?
dan… selama seseorang itu beritikad baik….rasanya juga tidak ada perbedaan antara katekis maupun kaum awam
ya..kurang lebih begitu
maaf kalau ada salah kata
Itu cuma pikiran saya saja…
Tuhan memberkati selalu
March 13, 2009 at 10:09 pm
syallom Romo EdI
sebagai putra Tigi, saya mengucapkan banyak terima kasih atas pelayanan romo selama ini kepada umat kristiani di waghete.
semua yang romo lakukan buat umat, kami hanya bisa berdoa agar romo selalu dilindungi oleh Tuhan Yesus dalam berkarya.
March 18, 2009 at 6:05 pm
HAI ROMO…………..
TERIMAKASH banyak atas mewartakan dan melayani di daerah kab.paniai lebih khususnya melayani umat waghete.Kami tidak balas dengan harta benda tapi Tuhan akan balas.GBU.
PUTR BIAMOMA.
March 26, 2009 at 11:12 pm
SYALOM,SALAM SEJAHTRA BUAT ROMO DAN UMAT KATOLIK PAROKI WAGHETE ,SAYA SEBAGAI PUTRA TIGI MENGUCAPKAN ,TRIMS ATAS MELAYANI UMATKU YANG TERCINTA ,DAN TRIMAKASI ATAS MENJADIKAN-NYA PAROKI BARU DI BAGIAN TIGI TIMUR.(PUTRA STASI DAMABAGATA,WATIYAI,EDAROTALI .)
May 15, 2009 at 11:40 pm
romo mardi santosa, sj, saya selaku mantan ketua misdinar tahun 2002/2003 mengucapkan banyak terima kasih atas segala pelayanan terhadap masyarakat di waghete. semoga berkat Tuhan selalu melimpahkan perlindungan, dan peyertaan didalam tugas perutusannya sebagai seorang imam di waghete. Dan, semoga pelayanannya dapat menjadikan paroki santo yohanes pemandi waghete ini menjadi mandiri dan profesional dalam memuji dan memuliakan nama Tuhan. thank you so much romo. GOD BLESS US ALL….
Joni yahanis pekei
mahasiswa institut pertanian bogor, jawa barat.
July 10, 2009 at 2:08 pm
Terima kasih Romo atas segala pelayanan di daerah Koteka- Moge tercinta. Smoga Tuhan slalu menyertai kita semua. KOYAO
July 16, 2009 at 10:53 pm
yang mulia kabar dari waghete (wakeitei)
Terutama romo yang berinisiatif baik untuk menyampaikan keadaan disini (wakeitei) secara detail, saya menyampaikan ucapan terimakasih yang mendalam.
Dan melalui ulasan romo diatas saya tertarik membaca karena lama keluar dari waghete setelah selesai dari SMP yang romo singgung. Dengan tulisan diatas, ada bagian tertentu yang saya tanggapi sebagai sanggahan untuk mejadi perhatian bersama untuk kedepan dimana saja kita bertugas.
saya sangat salut atas kemauan keras romo disamping menjalankan tugas pelayananmu sesuai misi panggilan Ugatame di daerah orang Mee ini.
Romo saya sebagai putra daerah wakeitei (rumah di wakeitei satu) senang membaca penjelasan kondisi seputar pelayanan publik pemerintah antara transportasi termasuk jalan yang memang kondisinya tidak kunjung membaik depan mata pemerintah daerah tetapi sepertinya mereka tidak ambil pusing untuk berusaha memperlancara akses jalan darat melalui perbaikan total fisik jalan yang kadang bermalam di pertengahan jalan itu,
saya sangat sependapat juga bahwa, harga barang di kios, harga bensin per-liter, dll- sangat berbeda harga ketika kita belanja di pedalaman dan kota nabire. hal demikian, pemerintah mestinya membacara keadaan ini — kenapa harga disini mahal daripada di kota nabire. cara memperbaiki jalan dengan buat aspal supaya akses lancar dan pasti harga pun akan membaik.
seputar kelulusan SMP dan SMA….saya sedikit sangga bahwa….apa yang romo jelaskan itu sesuai dengan kondisi riil yang ada. para siswa rata-rata di daerah pedalaman itu — mereka masih polos tetapi penuhi dengan pendidikan informal dari luar sekolah khususnya dari rumah. setelah masuk sekolah kadang menjadi suatu tantangan untuk penyesuaian bahasa indonesia (hal ini benar karena selalu berbahasa daerah MEE seperti anak2 di gunung patuk Gn kidul…dan kebanyak jarang naik kelas itu benar juga dan rahasianya pasti gurunya yang tahuuu.
sedangkan seputar hasil ujian bahwa SMP & SMA 100% itu — memang benar saya juga dengar via telpon dan mulai BERTANYA? ….HASIL KERJA SISWA ITU PERIKSA DI SEKOLAHNYA ATAU GIMANA? ATAUKAH DIPERIKSA DI KABUPATEN ATAU PROVINSI.
Berarti,,,,hasil ujian yang pakai sistem komputer itu periksa di SMP atau SMA-nya di Waghete maka SAYA SEPENDAPAT dengan apa yang romo jelaskan diatas tetapi kalau hanya siswa kerja lalu periksanya bukan di tempatnya maka SAYA TIDAK SEPENDAPAT dengan keraguan romo. dan hanya berpatokan dari bisa membaca dan tidak bisa membaca atau bisa mengerjakan tugas dan sebaliknya itu PROSES yang mesti kita ketahui.
Dan saya katakan itu pasti nilai murni dari anak-anak sepanjang bukan memeriksa di sekolah asalnya dengan belas kasihan gurunya mendorong mental korup yang romo maksud.
Hal lain seputar, sistem pendidikan di bangsa yang tidak mengenal pendidikan berbasis kompetensi pasti membelenggu Kejujuran dalam bidang pendidikan seperti yang romo maksud….dan sangat benar dikatakan rasanya semakin jauh panggang dari api. Mental korup yang sedang tumbuh subur di indonesia adalah sedang membudaya dan bukan MENGGENERALISASI bahwa di Wakeitei (karena dalam berita dari waghete) .
Sistem kepentingan dalam dunia pendidikan, kesehatan dan pemberdayaan ekonomi dapat di hambat oleh petinggi baik darii pusat sampai tingkat terendah kampung-kampung (desa) memelihara mental-mental korup. bahkan di jakarta, jogja (karena saya pernah tinggal di yogja dari tahun 1996-2002 dan pindah ke jakarta 2002 sampai sekarang 2009) maka hal KOROUPSI hal laten bahkan menjadi mental manusia Indonesia untuk memanfaatkannya sesuai gerakan mental oknum. Pembaharu dan pencerahan itu, diharapkan orang seperti romo karena bangsa ini sudah kronis dengan korup tetapi orang indonesia (termasuk papua) sendiri belum mengakui apakah saya ini korupsi? Seperti tema seruan Pekan memasuki masa puasa Keuskupan Agung Jakarta pada beberapa tahun lalu dan sosialisasi seperti ini sangat mendidik mental melalui umatnya dalam keuskupan ini.
Maka romo bedakan supaya penjelasan itu menjadi pencerahan bagi generasi baru khususnya anak sekolah dan anak selesai sekolah supaya pada generasinya bisa memperhatikan dan bisa membedakan karena secara ADAT DAN AGAMA YANG MEREKA YAKIN TIDAK MENGAJARKAN MENTAL KORUP, itu dan pasti mereka yang diragukan pasti akan sadar dan baharui diri, sikap dan rindakan juga.
dan tanpa kita konstribusi pikiran dengan suatu pemahaman berarti itu membiarkan untuk lakukan hal demikian kedepan, seperti romo katakan akan meneruskan tradisi KORUPSI HATI NURANI itu sangat semoga sikap romo itu bisa revisi karena Pertumbuhan dan Perkembangan itu selalu berubah apalagi namanya Manusia itu Dinamis asal bagaimana cara untuk kita olah dan kemas bahasa untuk sampaikan supaya mereka (generasi baru) tidak melanjutkan mental KORUPSI itu.
sekian dulu romo, maaf apabila tidak berkenan.
SALAM/KOYAO
titus pekei
jakarta selatan
October 18, 2009 at 4:12 pm
TERIMAKASIH ATAS NAIKNYA AKABAR DAERAH WAGHET TIGI INI:
INI KOMENTAR DARI ADIKNYA MAS tITUS PEKEI
March 11, 2010 at 1:35 pm
romo pa kbr????? aku denty mdh2 romo masih ingt ma aku
October 4, 2010 at 10:32 pm
thanks ya
January 5, 2012 at 3:08 pm
Saya sangat menyucap syukur kpd Tuhan karena telah mempertemukan saya dengan seorang bapa yang baik seperti Rm. Mardi yg saya anggap sebagai bapa saya sendiri di sekolah. Dia menjadi bapa, kepala sekolah, guru, dan teladan yang baik bagi kami anak” didiknya. Dia juga yg selalu memotivasi dan menyemangati saya dalam hal apapun utk kemulian Tuhan. Saya sekarang ini merasa sedikit sedih karena romo baru kemarin saja pas natalan telah dipindahkan ke Jawa tapi mungkin itu suatu rencana Tuhan untuk demi lebih besarnya kemulian Tuhan. Mudah-muadahan klu ada waktu dari Tuhan maka saya akan berusaha untuk bertemu romo.
Salam dan doaku buatmu pater!
AMDG
February 3, 2012 at 10:17 pm
Mas Titus Pekei,
Mungkin romo Mardi ya tidak salah kalau meragukan kelulusan siswa SMP di daerahnya, kan romo mengajar disana ( menurut Daniel Wakai ) tentu beliau tahu kemampuan murid-muridnya. Apapun sekarang ini penuh rekayasa. Di Jawa pun untuk supaya murid-muridnya lulus guru-gurunya berusaha dengan cara apa pun termasuk perbuatan tidak terpuji. Apalagi mulai tahun 2011 dimana untuk kelulusan tidak hanya nilai UAN yang menentukan tetapi unsur ujian sekolah turut dipertimbangkan, dengan perbandingan 60% UAN dan 40 % ujian sekolah. Untuk meluluskan murid-muridnya hampir semua sekolah me-mark up nilai minimal delapan untuk ujian sekolah , sehingga umpama nilai UAN dapat 2.00 mereka masih DINYATAKAN LULUS. AQku pernah mengajar di SD Misi Waghete dari 1966-1969. Tapi pada waktu itu belum ada rekayasa seperti sekarang ini, alias asli nilainya. Salah satu lulusan SD Misi Waghete tahun 1966 adalah pastor Jack Mote ( alm ) Dan SD Misi Waghete termasuk SD favourit baik dalam kelulusan maupun olahraga. Aku masih ingat beberapa kawan dari daerah ini, seperti David Pekei Kepala SD Misi Yaba, Giyai , Martinus mote dan Herefa di SD Misi Waghete , Hindom dari Wagomani, Ikikitaro dari Edarotali dekat Udateda, dsb. Mereka orang-orang yang gigih memperbaiki nasib masyarakatnya melalui bidang pendidikan. Seandainya mereka itu masih sehat saya ingin sekali kontak dengan mereka. It’s an unforgetable experience and memory. Thanks for your kindness and hospitality during my stay among you, Ekagi bage. Koyaaoo – Nagayawege. Tuhan memberkati.. A. Lumidjan, Yogya. Ex guru SD Misi Waghete.
July 13, 2012 at 9:46 am
Pak A. Lumidjan di Yogya. Ex guru SD Misi Waghete.
Terima kasih pak Lumidjan yang baik.
Saya harap suatu waktu kita bisa ketemu dengan bapak lumidjan di jogjakarta???….untuk mengulas balik tentang perjalanan pengabdian tugas dan pengabdian dalam dunia pendidikan disini (Wakeitei).
Ulasan saya diatas pada intinya tidak menyalahkan siapa-siapa (lagi pula tidak sebut nama siapa-siapa krn keterkaitan yayasan misi katolik di pihak lain agar menjadi perhatian permenungan diatas) hanya saja menjadi sanggahan bahwa …. posisi murid, siswa dan guru serta orang tua. lalu keadaan yang masih polos dan hidup dalam keadaan polos pakai ilmu informal lalu belajar formal itu temtu berbeda….antara sejauh mana upaya dari asah, asih dan asuh agar tidak muncul sesuatu suatu tafsiran buruk demi ……harapan masa depan melalui sekolah swasta, negeri dan lainnya disini.
Harapan bapak Lumidjan kontak dengan guru2 tua atau kenyakan almarhum itu, kami generasi mudah ingin sekali utk ketemu atau kontak agar bisa diskusi lebih jauh.
salam hormat
Titus Pekei