Fiat Voluntas Tua

Ad Maiorem Dei Gloriam

| 1 Comment

“Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”

Salah satu keputusan terberat dalam kehidupan manusia adalah untuk berkata ya saat akan menikah. Keputusan ini akan menuntut dua hal dari kita, skala prioritas dan komitmen. Skala prioritas berarti kita menyatakan bahwa keluarga adalah yang terpenting, nomer satu diatas semuanya, lebih penting dari keingingan diri sendiri. Oleh karenanya dituntut komitmen untuk siap berbagi dengan pasangan. Siap memberi dan siap melengkapi.

Bisa dibayangkan akibat dari mereka yang tidak setia pada komitmen pernikahan. Segala-galanya bisa ikut hancur, hidup pasangannya bahkan termasuk menghancurkan kehidupan anak-anaknya. Oprah Winfrey Show mengisahkan dampak perceraian bagi anak-anak bahkan yang masih balita sekalipun, mereka sangat menderita dalam kehidupannya; terutama adanya perasaan ikut bersalah atas perceraian orang tua mereka sehingga membuat mereka merusak dirinya sendiri.

Itu baru komitmen untuk mengikatkan diri pada seorang manusia, maka bisa dibayangkan betapa beratnya komitmen yang dituntut saat kita mengikatkan diri sebagai pengikut Kristus. Sekali kita mengikut Kristus maka Ia ingin menjadi yang utama dalam kehidupan kita. Ia tidak ingin di nomer duakan karena Ia sungguh-sungguh mengasihi kita. Tidak ada orang yang begitu mengasihi sesamanya sampai rela menghitung helai rambut dikepalanya. Bahkan Tuhan tahu persis berapa banyak rambut di kepala kita karena Ia lah pencipta kita. Tak ada satu rambutpun gugur tanpa seijinNya. Wah..

Sekali kita menjadi pengikut Kristus, maka segala-galanya harus diselaraskan dengan keinginan Kristus, tanpa jeda tanpa istirahat. Apapun yang kita pikirkan dan rencanakan kita bawa untuk kemuliaan Tuhan. Maka dikatakan tidak ada saat istirahat karena Kristus senantiasa ‘bekerja’ termasuk berhubungan senantiasa dengan Bapa di Surga dalam doa-doaNya. Tidak ada waktu yang tersisa untuk hal yang sia-sia, semuanya untuk melakukan pekerjaan Tuhan.

Maka kalau sampai ada seorang Ahli Taurat yang sangat memahami isi Kitab Suci dan segala tradisi Yahudi sampai berani mengutarakan niatnya mengikut Yesus, pastilah ia sudah mencari seluruh isi kebenaran ajaran Kitab Taurat sepanjang hidupnya dan akhirnya menemukan bahwa Yesus lah Mesias yang ditunggu-tunggu bangsa Yahudi. Karenanya ia tidak mau kehilangan kesempatan berharga.

Sayangnya seorang murid lain tidak melihat apa yang dilihat oleh si Ahli Taurat, ia masih dalam kondisi plin-plan antara mengikut Yesus memberitakan Injil dan tugasnya sebagai anak sulung dalam melaksanakan tradisi Yahudi menguburkan keluarganya. Ia takut kehilangan hak atas warisan keluarganya bila tidak melakukan kewajibannya. Orang seperti ini pelan tapi pasti akan mati rohaninya, karena ia tidak menempatkan Kristus Sang Sumber Kehidupan menjadi yang utama. Padahal kalau saja ia memahami arti sebenarnya mengikut Kristus, ia justru akan mendapatkan kehidupan kekal. Kalau orang tidak setia dalam pernikahannya saja merusakkan kehidupan pasangan dan keluarganya, apalagi kalau kita tidak setia dalam mengikut Tuhan, bisa rusaklah dunia karena kelakuan kita.

Semoga kita tidak termasuk golongan yang plin-plan, ikut Tuhan kalau ada maunya saja, tapi kalau ada yang lebih penting kita memilih menempatkan Tuhan diurutan kesekian. Sekali kita menyatakan diri sebagai pengikut Kristus, maka segenap pikiran, akal budi dan sepenuh hati kita menempatkan Dia diatas segalanya. Seperti lagu yang sering dinyanyikan di televisi : aku mau makan ingat Tuhan, aku mau tidur ingat Tuhan, aku mau kerja ingat Tuhan juga, aku mau pergi ingat Tuhan… itulah cinta dimana semuanya serba untuk kemuliaan Tuhan. Ad Maiorem Dei Gloriam.

=====================================================================

Bacaan Mat 8:18-22
8:18 Ketika Yesus melihat orang banyak mengelilingi-Nya, Ia menyuruh bertolak ke seberang.
8:19 Lalu datanglah seorang ahli Taurat dan berkata kepada-Nya: “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.”
8:20 Yesus berkata kepadanya: “Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.”
8:21 Seorang lain, yaitu salah seorang murid-Nya, berkata kepada-Nya: “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.”
8:22 Tetapi Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.”
8:23 Lalu Yesus naik ke dalam perahu dan murid-murid-Nya pun mengikuti-Nya

One Comment

  1. wah….romo. mengingat saya pada SMA Adhi Luhur tercinta. dimana sekolah inipun selalu mengagas kata ” AD MAIOREM DEI GLORIAM”
    BY: jhon, putra waghete, koteka

Leave a Reply

Required fields are marked *.