“Tapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
Saat mengikuti seminar tentang kewirausahaan, tiap peserta memiliki definisi berbeda tentang wirausaha atau ‘entreupreunership”. Wah itu hanya untuk orang berduit, kita mah gak bakat bisnis. Ada lagi yang mengatakan saya cuma ibu rumah tangga, bisa apa ya? Yang lain mengatakan ide sih banyak tapi gak ada modal akhirnya NACO No Action Concept Only; atau kerjanya menghitung-hitung melulu sampai akhirnya berkesimpulan “not feasible” karena NARO No Action Review Only, yaaaa.. kalau menghitung-hitung terus lalu kapan mulai bisnis nya dong?? Masing-masing punya persepsi berbeda tentang ‘wirausaha’ tapi di hati kecil tetap ingin sukses seperti wirausaha lain yang punya pasif income lebih banyak dari kebutuhannya. Mengapa? Karena tiap orang punya pengalaman yang berbeda-beda baik yang gagal maupun jatuh bangun akhirnya malas mulai mencoba lagi. Padahal seorang wirausaha yang sukses hanya berbeda selangkah, mereka bangun dan melangkah lagi saat mereka jatuh.
Didalam ID Card warga-negara lain rasanya agama jarang sekali dicantumkan, karena agama sudah masuk ranah privat sama halnya dengan status perkawinan. Tapi bagi kita, khususnya orang Indonesia ada label agama : yang tidak bisa kosong; bisa kristen, katolik or yang lainnya. Pertanyaannya sama seperti di atas : menurut anda apakah definisi agama? Siapakah Tuhan bagi anda? Berdasarkan pengalaman anda beragama, Tuhan itu bagaimana? Apa pengaruhnya bagi kehidupan anda sekarang? Setiap orang akan sampai pada pertanyaan itu dalam hidupnya.
Khusus bagi kita umat kristiani, apa artinya Yesus Kristus bagi kita? Kita semua tahu apa yang ditulis oleh Santo Yohanes, Santo Matius, Santo Markus dan Santo Lukas dalam kitab-kitab mereka. Para murid Kristus telah membuktikan bagaimana pengaruh ajaran Kristus dalam hidup mereka, bahkan dalam kitab Kisah Para Rasul hampir semua pengikut Kristus mengalami aniaya dan penderitaan. Toh mereka tetap bahagia melakukannya bahkan upah mereka adalah boleh memberitakan Injil.
Hari ini juga dirayakan penghormatan bagi St Petrus dan St Paulus. Mereka berdua mengalami dan menghayati Injil sungguh-sungguh sampai akhir hidupnya. Tetapi perbedaan paham antara keduanya tidak membuat Injil surut dari pemberitaan. Mereka berpisah tapi masih tetap dalam semangat pekabaran Injil yang membara. St Petrus terus memberitakan Injil dan diakhir hidupnya ia memilih tidak layak mati seperti Kristus Sang Guru, sehingga memilih mati dengan disalib terbalik dengan kepala di bawah. Sedangkan St Paulus yang surat-suratnya tersebar sebagai tanda pekabaran Injil diseluruh Asia kecil, wafat sebagai martir dengan kepala yang dipancung. Mereka tetap bahagia dan terus berkobar semangatnya dalam penderitaan akibat pekabaran Injil.
Apakah kita juga berani mengungkapkan siapakah Kristus bagi kita saat kita menghadapi tantangan dalam hidup? Ada yang mengatakan bahwa penderitaan adalah mimbar terbaik dalam mewartakan kasih Tuhan. Kristus telah menderita, wafat dan bangkit bagi kita. Beranikah kita juga menjadi pengikut Kristus yang siap memanggul salib? Siapkah kita menderita demi pemberitaan Injil? Karena kalau kita sendiri tidak memahami apa arti Injil bagi kehidupan kita, maka hidup kita pun tidak akan kemana-mana. Sama halnya kalau kita tidak punya definisi jelas tentang wirausaha, ya sampai kapanpun tidak akan pernah berusaha menjadi wira usaha.
Semoga semangat pemberitaan Injil tidak hanya lancar saat semua senang, dalam kondisi aman dan damai. Tapi Injil tetap diberitakan juga pada saat susah, saat tipisnya pengharapan, karena justru disitulah kekuatan Injil menjadi nyata. Orang lain bisa melihat iman seorang pewarta Kabar Baik saat ia juga dirundung kesulitan, menderita sakit bahkan mengalami kerugian tetapi tetap berpengharapan. Semoga kita bisa memiliki kekuatan untuk terus memberitakan Injil Yesus Kristus melalui kehidupan kita masing-masing, dalam susah dan senang juga dalam suka maupun duka. Orang lainpun akan bisa ‘membaca’ kehidupan kita sebagai suratan Kristus yang terbuka.
Bacaan Mat 16:13-19
16:13 Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?”
16:14 Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.”
16:15 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”
16:16 Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!”
16:17 Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga.
16:18 Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya.
16:19 Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”