Fiat Voluntas Tua

Miskin dan Bahagia? (dari Samsi Darmawan)

| 0 comments

Saat ini, apakah ada orang yang berbahagia karena miskin? Karena dukacita?, karena lapar dan haus? atau karena dicela dan dianiaya? Paling-paling dikomentari Cuma menghibur diri atau tidak waras atau mungkin saja itu manusia setengah dewa. Tentunya kita hanya tertawa getir dengan kalimat bahagia dari Tuhan Yesus ini.

Saya pernah mengalami hidup miskin, rasanya sangat tidak enak karena dihina dan harus menahan perasaan untuk tidak mampu memiliki sesuatu yang diidam-idamkan, apalagi tidak mampu membelikan untuk orang-orang yang tersayang, hingga pernah mengalami rendah diri. Pernah juga berduka, ketika papa meninggal 13 tahun yang lalu, rasanya sulit untuk berbahagia, kalaupun coba untuk berbahagia mungkin akan dikatakan anak durhaka.

Untuk rasa lapar dan haus, rasanya tidak pernah ingin lagi terjadi, amit-amit deh! Alangkah perihnya perut menahan lapar dan panasnya kerongkongan menahan dahaga. Demikian pula dengan pencelaan dan aniaya yang terjadi, menimbulkan rasa dendam begitu dalam, jika saja saat itu saya punya kekuatan, mungkin sudah membunuh orang.

Tetapi ternyata rencana dan maksud Yesus sungguh luar biasa dengan kalimat bahagia ini, yang tampak sederhana, semua ini harus saya lalui, agar sadar diri ketika tidak miskin janganlah menjadi takabur, ketika sedang bersuka cita itu hanya sementara dan ketika sedang dalam keadaan kenyang ingatlah masih ada orang yang kelaparan.

Bagaimana saya bisa berbahagia saat ini kalau saya tidak pernah miskin, bagaimana saya dapat berbahagia dan suka-cita dapat menghibur orang, kalau saya tidak pernah mengalami apa itu duka-cita. Bahkan saya menyadari sungguh, dicela dan dianiaya itu sangat tidak enak, meninggalkan bekas dan dendam, maka dari itu menghindari pencelaan dan penganiayaan pada orang lain adalah jalan terbaik.

Catatan untuk Bacaan hari ini Mat 5:1-12 (Sabda Bahagia)

Suka dan duka, kaya dan miskin, lapar dan kenyang, serta dianiaya atau menganiaya, begitu tipis bedanya dan dekat jaraknya. Menikmati rasa sukacita itu mudah sekali, cukup dengan memiliki hati yang jujur dan percaya kehendak Tuhan, menjadi kaya itu juga mudah, karena hanya perlu mengubah pikiran kita (mind-set), demikian juga dengan lapar, itu hanyalah permainan rasa. Maka berbahagialah mereka yang tidak pernah menganiaya orang lain, karena upahmu besar di surga.

Salam,

Samsi Darmawan

[Per Eclesia pro Patria]

Leave a Reply

Required fields are marked *.