Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya (Mrk 10:43-44)
“Melayani” menjadi jargon yang sering diucapkan dalam ruang publik seperti didalam dunia bisnis, politik, pendidikan dan agama. Pelanggan adalah raja, sudah dihapal sejak jaman kumpeni, saat ada SR Sekolah Rakyat. Sekarang dibungkus dengan kemasan Customer First, Customer Service bahkan muncul ilmu baru dan berbagai sistem aplikasi di bidang Customer Management, semua mengacu pada bagaimana mengenali kepuasan dan kebutuhan pelanggan. Customer ditempatkan sebagai subyek. Bahkan seminar “Servanthood Leadership” yang dibawakan Fr Anthony D’Souza SJ seorang ‘guru’ Leaderhip, konsultan para diplomat dan pengajar di Harvard Univ, dipenuhi para pelaku bisnis padahal harga tiket seminarnya aduhai mahalnya. Ilmu manajemen berkembang sejalan dengan semakin ketatnya kompetisi; akan terus dicari kiat-kiat untuk menjadi pemain nomor satu di indistrinya.
Demikian juga di bidang politik, PEMILU masih tahun depan, tetapi para bakal calon dan parpol sudah berebutan mencari simpati masyarakat dengan mengiklankan sikap mereka terhadap masalah-masalah sosial kemasyarakatan; kesan pro rakyat adalah image yang dibangun. People First. Kenyataannya kita bisa lihat dan perbandingkan dalam setiap periode pemerintahan dari berbagai indikator ekonomi seperti tingkat inflasi, jumlah penggangguran, jumlah rakyat miskin dsb.
Ribuan tahun lalu Yesus menegur para murid yang memperkarakan siapa yang layak menjadi nomor satu, antar mereka sendiri berebut tempat terhormat. Mereka sudah meninggalkan segala-galanya demi mengikut Kristus, wajar saja kalau mereka juga menanyakan jaminannya. Yesus menyatakan bahwa aturan yang berlaku bagi mereka bukanlah aturan dunia, yang menggunakan ‘power’ untuk menjadi nomer satu. Tapi justru saling mengutamakan orang lain yang ada disekitarnya. Yang kedua, aturan mengenai tempat dan posisi pun tidak berlaku bagi Kerajaan Allah. Hal itu adalah bonus, suatu misteri. Yang utama adalah bagaimana kita menempatkan diri mau menjadi alat Kerajaan Allah, menjadi saranaNya. Kita mau mengambil bagian, mau membantu orang lain untuk bisa mengenal Allah dan menuju kepada Allah. Soal kita ada dimana nanti, itu adalah bonus, rahmat Tuhan senantiasa.
Demikian juga bila kita ingin menjadi yang terbesar, do your best to serve others. Lakukan yang terbaik untuk melayani pelanggan, pasien, murid serta melayani rakyat terutama mereka yang lebih lemah dari kita. Soal nanti apakah dapat tempat di hati pelanggan, itu adalah bonus dan sangat tergantung dari usaha kita. Juga dalam politik, yang penting kerja dulu dan perhatikan kebutuhan rakyat, soal posisi nanti kan ada waktunya, Gak usah dikejar, malah ditawarkan dan datang sendiri tanpa dibeli. Segala posisi yang ditawarkan dengan harga sekian juta, pada akhirnya tidak berumur panjang,
Marilah kita berlomba-lomba melayani satu sama lain, menjadi sarana perjumpaan orang-orang yang kita cintai untuk mengalami cinta Tuhan. Layanilah cutomer seperti anda juga ingin diperhatikan,bukan karena takut dikomplain dan dilaporkan ke boss. Jadilah pendengar yang baik bagi orang lain sebelum menentukan tindakan terbaik yang dibutuhkan. Layanilah pasien seperti melayani anggota keluarga sendiri. Mari berlomba memperhatikan mereka yang lebih lemah, miskin dan tersisih agar mereka juga
==================================================================
Bacaan Mrk 10:32-45
10:32 Yesus dan murid-murid-Nya sedang dalam perjalanan ke Yerusalem dan Yesus berjalan di depan. Murid-murid merasa cemas dan juga orang-orang yang mengikuti Dia dari belakang merasa takut. Sekali lagi Yesus memanggil kedua belas murid-Nya dan Ia mulai mengatakan kepada mereka apa yang akan terjadi atas diri-Nya,
10:33 kata-Nya: “Sekarang kita pergi ke Yerusalem dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Dan mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah,
10:34 dan Ia akan diolok-olokkan, diludahi, disesah dan dibunuh, dan sesudah tiga hari Ia akan bangkit.”
10:35 Lalu Yakobus dan Yohanes, anak-anak Zebedeus, mendekati Yesus dan berkata kepada-Nya: “Guru, kami harap supaya Engkau kiranya mengabulkan suatu permintaan kami!”
10:36 Jawab-Nya kepada mereka: “Apa yang kamu kehendaki Aku perbuat bagimu?”
10:37 Lalu kata mereka: “Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.”
10:38 Tetapi kata Yesus kepada mereka: “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?”
10:39 Jawab mereka: “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka: “Memang, kamu akan meminum cawan yang harus Kuminum dan akan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima.
10:40 Tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa itu telah disediakan.”
10:41 Mendengar itu kesepuluh murid yang lain menjadi marah kepada Yakobus dan Yohanes.
10:42 Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata: “Kamu tahu, bahwa mereka yang disebut pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesarnya menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka.
10:43 Tidaklah demikian di antara kamu. Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu,
10:44 dan barangsiapa ingin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya.
10:45 Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”