Fiat Voluntas Tua

Roti Kehidupan

| 2 Comments

Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. (Yoh 6:54)

Banyak cerita memilukan dan menyentuh hati tentang para martir yang siap mati demi Kristus. Mereka kehilangan nyawanya karena menjadi saksi Kristus. Selama hidupnya mereka senantiasa bersuka cita walau menderita, mengenalkan dan membawa banyak orang mengalami cinta Tuhan. Justru di saat banyak kekacauan terjadi, Injil semakin tersebar. Semakin ditekan, semakin menyebar.

Homili romo Marwan pagi ini menceritakan kisah seorang anak yang rela meninggalkan rumah akibat diancam ayahnya karena sering pergi ke gereja . Akhirnya anak itu nekad pergi dari rumah, tidur di jalanan sehari sebelum ia mengikuti Komuni Pertamanya. Setelah selesai acara Komuni Pertama dan semua orang sudah pulang, ia mengatakan pada pastor bahwa ia memilih tidak pulang kerumahnya karena tidak tahan dengan kekerasan dan perkataan kasar ayahnya yang semakin menjadi-jadi semenjak kematian ibunya. Lalu anak tunggal ini diantarkan pastor kesebuah panti asuhan untuk mendapat tempat tinggal dan pendidikan; akhirnya ia menjadi orang yang berguna. Ia memilih mengikuti Yesus yang mengasihinya daripada tinggal dengan orang tua yang mengajarkan hidup dengan kekerasan.

Hari ini dirayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, yang juga dipilih sebagai hari penerimaan Komuni Pertama di berbagai paroki. Sebagian besar orang-tua mengantarkan anak-anaknya menerima komuni pertama. Para katekis dan orang tua mendampingi mereka dalam mengenal Yesus dan siap menerima Dia dalam kehidupan mereka selanjutnya. Selain melalui 14 x pertemuan mingguan, mengenali berbagai doa juga mengikuti rekoleksi dan sakramen pengakuan dosa. Tentunya dengan harapan anak-anak terbiasa berdoa sendiri, mengikuti sakramen ekaristi dan pengakuan dosa.

Selayaknya pendampingan ini tidak berhenti pada persiapan penerimaan komuni pertama. Tetapi juga diteruskan pada tahapan selanjutnya sehingga iman sungguh-sungguh bertumbuh dalam diri anak-anak ini sejalan dengan pertambahan usia mereka. Mereka masih perlu bimbingan orang tua sampai memahami bahwa mengenal Kristus sungguh membawa mereka pada kehidupan kekal. Tidak lagi membiasakan diri datang terlambat ke Misa dan pulang sebelum Berkat Penutup. Tidak lagi mencuri-curi membagi hosti dan memberikannya pada anak yang merengek ingin mendapatkan hosti padahal belum komuni pertama. Hhm… dulu saya termasuk orang tua yang begini juga, tapi puji syukur Tuhan yang senantiasa membimbing kami pada pengenalan yang benar akan Dia. Saya bisa memahami bila melihat hal tersebut terjadi, maka sebagai prodiakon saya bertanggungjawab menjelaskannya pada orang-tua tersebut setelah Misa. Mereka melakukannya pun karena orang tuanya dulu tidak menanamkan pengertian yang benar.

Maka kalau para orang tua sendiri belum sungguh-sungguh memahami Yesus sebagai Roti Kehidupan, betapa sulitnya mengajak anak-anak mencintai Tuhan Yesus yang tidak kelihatan. Berdoa tidak hanya sebagai kegiatan ritual tapi sebagai sarana membangun relasi yang akrab dengan Tuhan yang menjamin kehidupan kekal. Banyak cara untuk terus menerus mengadakan pendalaman iman kristiani yang benar. Mistagogi iman harusnya menjadi perhatian dalam Paroki agar gereja senantiasa mengembangkan diri dalam pengenalan akan Kristus. Dengan demikian orang tua tidak sulit untuk melibatkan anak-anak dalam kegiatan seputar altar dan gereja serta akhirnya menumbuhkan bibit panggilan serta mengantar mereka ke dalam pergaulan yang sehat dengan teman-temannya.

Semoga di hari istimewa ini, kita diingatkan kembali pentingnya menyambut Tubuh dan Darah Kristus sesering mungkin, memperbaiki relasi dengan pemilik Kehidupan Kekal sehingga kitapun bersatu denganNya dalam pikiran, karya dan perbuatan.

==================================================================

Bacaan Yoh 6:51-58

Akulah roti hidup yang telah turun dari sorga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia. Orang-orang Yahudi bertengkar antara sesama mereka dan berkata: “Bagaimana Ia ini dapat memberikan daging-Nya kepada kita untuk dimakan.” Maka kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman. Sebab daging-Ku adalah benar-benar makanan dan darah-Ku adalah benar-benar minuman. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia. Sama seperti Bapa yang hidup mengutus Aku dan Aku hidupoleh Bapa, demikian juga barangsiapa yang memakan Aku, akan hidup oleh Aku.
Inilah roti yang telah turun dari sorga, bukan roti seperti yang dimakan nenek moyangmu dan mereka telah mati. Barangsiapa makan roti ini, ia akan hidup selama-lamanya.

2 Comments

  1. Selamat ya….
    Mbak, bulan November ini anakku juga mau terima komuni pertama,
    rasanya deg degan deh…

  2. terimakasih atas renungan roti kehidupan. meski aku baru menemukan dan membaca, ada sentuhan lembut dlm hatiku, suatu kehangatan cinta Tuhan yg lembut dan hangat mengalir dlm darahku. sungguh dashyat cinta Tuhan. kta hrs lebih melekat dng menyisihkn waktu utk mbaca dan mrenungkan firmanNya.

Leave a Reply

Required fields are marked *.