Fiat Voluntas Tua

The Killing Machine

| 3 Comments

“Engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah melainkan apa yang dipikirkan manusia”(Mar 8:33)

Banyak orang mengatakan politik itu kotor. Ehm mungkin ya, tapi jangan salah ternyata bisnis itu juga kotor. Disepanjang sejarah manusia keduanya berjalan beriringan demi simbiose mutualisma. Saling membutuhkan, Tapi mengapa pelakunya banyak bahkan sampai berjamaah dalam perilaku ‘kotor’ ya? Bahkan ada juga pengurus-pengurus ‘rumah-rumah ibadah’ yang terlibat padahal seharusnya steril. Pada akhirnya semua kembali ke kampung tengah. Mau kenyang dan mau amannya sendiri, maka segala cara bisa sah-sah saja, itu pernyaataan yang manusiawi…. dan duniawi.

[youtube=http://www.youtube.com/watch?v=D56K1TncVhg]

Pikiran Allah dan pikiran manusia memang sejauh bumi dan langit. Kita-kita ini hidup sementara di bumi sedangkan Allah yang abadi ada nun jauh disana. Yang di bumi memikirkan apa yang dimakan hari ini bahkan sangat mengkhawatirkan hari esok sampai akhir hidupnya.Hari kemarin? wah.. sudah lewat, dilupakan saja. Makin sibuk manusia makin cepat lupa. Semakin sibuk mengurusi kampung tengahnya sendiri; mengenyangkan perut anak cucu sampai tujuh keturunan, akhirnya makin lupa ia akan sekitarnya dan masa lalunya. Sehingga tidak heran seperti kata romo Sandiawan Sumardi SJ, Tim Relawan Kemanusiaan pada Tragedi Mei 1998, bangsa ini adalah bangsa yang pelupa. Daya ingatnya semakin pendek. The killing machine is still out there… karena lupa untuk diselesaikan, sehingga bahaya yang sama masih akan mengintai anak cucu kita.

Maka kalau A’A Gym pernah berbagi dalam seminar “Berbisnis Dengan Hati” mungkin terdengar naif ditengah derasnya hedonisme. Apa masih bisa? Apalagi kalau seorang negarawan berani mengajak “Berpolitik dengan hati” Apa masih ada? Apa bisa disatukan yang ilahi dengan yang duniawi?

Mengutip renungan romo Ign Sumarya SJ hari ini, memang yang dipilikirkan oleh Allah adalah kasih dan hanya kasih, sementara yang dipikirkan kebanyakan orang adalah harta benda. Maka sebagai umat beriman kita juga perlu membiasakan diri dalam bahasa kasih dalam berbagai perilaku dan tindakan kita sehari-hari. Hendaknya kita berperilaku sabar, murah hati, tidak cemburu, tidak sombong, berlaku sopan dan tidak mencari untung sendiri, tidak menyimpan kesalahan orang lain, tidak bersukacita karena ketidakadilan, tetapi karena kebenaran; kasih itu menutupi segala sesuatu, percaya segala sesuatu,mengharapkan segala sesuatu dan sabar menanggung segala sesuatu (1Kor 13:4-7)

Akhirnya kita diingatkan kembali kalau kita tidak membiasakan diri berpikir dan bertindak seperti Allah yang penuh kasih, ujung-ujungnya perilaku kita memang seperti Iblis yang tidak pernah mendatangkan damai sejahtera, merusak, mengancam, menteror sesama manusia. Sejarah 10 tahun lalu menunjukkan perilaku iblis yang masih ada di sekitar kita, bahkan bisa terulang lagi manakala setiap orang sibuk memikirkan kampung tengahnya sendiri. Manusia sudah tidak diperlakukan sebagai manusia. Mata batin dan mata hati sudah mati rasa.

Bisakah kita membenci perbuatan memalukan itu tapi tetap mengasihi manusianya? Bukan perkara mudah karena proses hukum dan keadilan tetap harus ditegakkan; ini hanya bisa dilakukan bila kita sepikiran dengan Allah. Setelah 10 tahun tragedi Mei, keluarga korban yang kebanyakan dari kelas bawah hanya bisa pasrah dan berkata : Kami belajar memaafkan tapi tidak bisa melupakan; tidak mungkin kami melupakan darah-daging kami sendiri.

Bagaimana bisa Indonesia bangkit dari keterpurukkan dan bergerak maju kalau luka-luka nya tidak disembuhkan? Bagaimana bisa bangsa ini melupakan ribuan anak-anak ibu pertiwi sebagai korban berbagai tragedi kemanusiaan ? Bukankah akan menjadi borok yang berbau busuk di kemudian hari? Marilah belajar memikirkan segala sesuatu dari pandangan Allah yang adalah kasih, demi bangsa, demi masa depan anakcucu kita juga. Dengan bergandeng tangan kita cari dan perbaiki the killing machine diubahkan menjadi the loving machine.

  

============================================================================================

Bacaan : Mrk 8:27-33

 

“Kemudian Yesus beserta murid-murid- Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid- Nya, kata-Nya: “Kata orang, siapakah Aku ini?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi.” Ia bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?” Maka jawab Petrus: “Engkau adalah Mesias!” Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapa pun tentang Dia. Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia.Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid- Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.”


3 Comments

  1. Dik Ratna, aku tertarik sekali pada undangan dan posternya. Juga dengan gambar Hati Kudus Yesus. Aku ngunduh kedua gambar tersebut. Boleh ya?
    Boleh … tidak boleh … boleh … tapi aku sudah ngunduh kok. Trims ya!!!

    • Tentu saja boleh bu asal disebutkan saja sumbernya or URLnya. Kita saling mendoakan ya bu. Berkah Dalem lan sugeng makaryo.

  2. monggo bu, silahkan dan semoga ibu senantiasa menjadi saluran berkat bagi banyak orang. Sugeng Mukaryo.

Leave a Reply

Required fields are marked *.