Fiat Voluntas Tua

The Great Comandment (1)

| 2 Comments

“Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk.”

Sebagai wanita ‘panggilan’ suatu saat saya mendapat telpon dari seorang ibu yang meminta untuk diantarkan hosti ke sebuah rumah sakit. Sebenarnya bukan masuk wilayah paroki, tapi karena ibu ini ingin dilayani prodiakon wanita maka ia menghubungi saya. Setelah mendapat ijin pastor paroki, saya mempersiapkan diri. Sulitnya, saya sudah diwanti-wanti, kata sang penelpon “Bu maaf ya nanti jangan marh kalau oma tidak mau bicara. Kami sudah putus asa bagaimana mengajak oma bicara. Dari sejak masuk Rumah sakit sama sekali tidak mau bicara dan tidak mau makan. Sehingga kondisinya turun terus. Dokterpun sudah memberikan ultimatum.” Yaah… mau bilang apa, kalaupun saya ditolak, ini kan panggilan Tuhan.

Saya berdoa pada Tuhan, Bapa aku tidak mengenal oma ini, Engkau lebih mengetahui kebutuhannya. Pimpin lah dengan Roh Kudus mu untuksetiap perkataan yang diucapkan. Saya percaya setiap Injil diberitakan, tanda-tanda orang percaya pasti menyertai. Saya masih berharap si ibu menelpon membatalkan perjanjian karena si oma menolak, tapi ternyata tidak terjadi.

Saat saya datang, kami hanya bertiga, rupanya si ibu penelpon yang memang warga paroki, dia mendapat pekerjaan sampingan mendampingi oma saat di rumah sakit. Saya tanya oma siap kah menerima Roti Hidup? Dengan tanpa ekspresi si oma mengangguk. Hari itu saya tidak membacakan Injil sesuai kalender Gereja, tapi kok tergerak mengambil perikop tentang memaafkan cara Yesus, 70 x 7 kali. Dengan memegang tangan sang oma yang keriput dan lemah, saya menatap mata oma dan berkata ” Oma, Tuhan Yesus sangat mencintai oma, dan Dia sangat ingin oma tinggal bersamaNya. Dia pun memaafkan oma kalau saja oma mau memaafkan setiap orang yang bersalah pada oma. Oma ingat doa bapa kami? Dan saya ajak oma berdoa Bapa kami bersama.

Lama kami hanya berdiam berpegangan tangan merasakan kasih Tuhan, dan sepintas saya melihat air mata oma mengalir. Saya sendiri sungguh menikmati saat-saat hening itu. Tx God. Inilah tanda Roh Tuhan bekerja mencairkan hati oma. Oma masih juga diam tapi mulai tersenyum saat saya berpamitan. Saya kembali ke kantor dengan hati beryukur telah melaksanakan tugas hari itu, sesudahnya biarlah karya Allah yang bekerja.

Saya tidak memikirkan kejadian itu lagi sampai suatu saat saya bertemu sang ibu penelpon setelah Misa. Dia setengah berteriak memanggil saya untuk berterima kasih. Rupanya setelah saya pulang si oma mau makan dan minum obat. Tiga hari kemudian oma boleh pulang. Bahkan sudah bisa ke gereja lagi. Kok bisa? Oma akhirnya bercerita pada ibu ini bahwa ia marah pada anak lakinya yang tidak memperhatikan dia sejak menikah dan pindah kota. Anaknya lebih memperhatikan keluarganya daripada ibunya. Semakin marah juga karena jarang menelpon; iyalah gimana mau menelpon kalau setiap kali telpon sang anak dimarahi ibunya. Tapi setelah menerima komuni, si oma minta dipanggilkan pastor besoknya untuk pengakuan dosa. Ia mau memaafkan anaknya walaupun saat itu belum menelponnya. Keajaiban terjadi sehari kemudian, anaknya datang dengan istri dan cucunya. Wow… that’s the best love story for me!

Saya bersyukur firman Tuhan memang luar biasa, lebih luar biasa lagi saat Injil diberitakan karena Roh Allah bekerja untuk memulihkan segala sesuatu. Saya sempat malu pada Tuhan karena berharap untuk menawar-nawar dan menunda kunjungan ke rumah sakit. Saya takut juga kalau ditolak sang oma. Oh my God, kasih Mu memang luar biasa. Siapa saya ini kok mau-maunya Tuhan memilih saya yang ‘bertugas’ saat itu. Marilah membawa kabar sukacita, percayalah kita tidak ditinggalkan sendirian untuk melakukannya.

=================================================================

Bacaan ( Mrk 16:15-20)

Lalu Ia berkata kepada mereka: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya

2 Comments

  1. Terimakasih Ibu Ratna Ariani atas informasi dan isi artikel-artikel dalam blog ini. a.n. Phillip & Avanti

  2. Terima kasih juga sudah mampir kemari. Semoga kita bisa saling meneguhkan. Maaf saya belum bisa ajeg hadir di SEP X 3. Saya senang “nguping” progress kawan2. Jadi sudah siap-siap mencari domba sebelum inaugurasi ya.
    Salam untuk mbak Avanti. Saya salut banget dengan kiprahnya lho. kok ya mbak-e masih sempat ikut SEP ya. GBU

Leave a Reply to ratna ariani Cancel reply

Required fields are marked *.