Fiat Voluntas Tua

Anggur Cangkok-an atau Setek-an ?

| 0 comments

“Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya”

Kita mungkin tidak biasa melihat dan memiliki pohon anggur. Anggur banyak dijumpai di daratan eropa dan timur tengah. Anggur sudah merupakan bagian kehidupan mereka sehari-hari, sementara untuk kita di daerah tropis masih termasuk buah mahal dan mewah, apalagi kalau sudah jadi ‘wine’. Kalau Injil hari ini diumpamakan dengan pohon pepaya atau mangga pasti kita semua pernah memilikinya, entah tumbuh tidak sengaja dibelakang dapur atau di halaman sekitar jalanan rumah kita. Kalau pepayaatau mangga tersebut berbuah di jalanan, belum matang sudah diambil orang. Apalagi kalau memang buahnya enak, pasti sudah ada yang ‘menunggu’ untuk memanennya. Lha kalau buahnya menjulur keluar halaman pagar saja bisa ‘lenyap’ kok.

Pohon yang baik dikenal dari buahnya. Buah yang baik pasti berasal dari pohon yang baik, sehingga si pokok tanaman itu akan menjadi ‘biang’ untuk pembibitan perbanyakan tanaman selanjutnya. Bisa di cangkok atau di ‘setek’ untuk kemudian ditanamkan ditempat lain. Tentunya diperlukan pemeliharaan senantiasa sampai terjadi pembuahan. Tapi kalau setelah ditanam tidak pernah berbuah, seperti pohon pepaya dan mangga di halaman rumah kita yang tidak pernah berbuah; memang lebih baik ditebang dan dibuang saja, ganti tanaman lain.

Kita diingatkan hari ini bahwa sebagai pengikut Kristus buahnya harus dinikmati orang banyak agar Bapa dimuliakan. Buah nya adalah : kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan,
kelemahlembutan, penguasaan diri (Galatia 5:22-23). Ada juga didalam nya nilai-nilai ketekunan dan kerja keras agar mau terus di ‘bersihkan’ senantiasa. SEMPER REFORMANDA Kita harus mau diperbaharui terus menerus, agar semakin menghasilkan ‘buah’ yang baik yang tidak mengenal musim.

Diperlukan kerendahan hati dan ketaatan untuk mau membuang sifat dan karakter yang menghambat buah yang baik tersebut. :Galatia 5:19-21 menyebutkan sifat ‘kedagingan’ yang harus dibuang yaitu percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora. Sifat dan karakter di atas ini justru menjauhkan kita dari sang Pokok Anggur. Bahkan kita akan menjadi kering dan mati sendiri karena jauh dariNya.

Saya sempat memiliki kebiasaan buruk “Work hard, Play Hard”. Setelah kerja seminggu sampaimasuk kategori ‘workaholic’ maka weekend saya menjadi ‘shopaholic’. Seolah-olah saya bisa membayar kelelahan saya dan mengobatinya dengan shopping ke tempat-tempat yang sedang ‘SALE’. Untuk membuang sifat jelek ini, sulitnya luar biasa. Saya belajar untuk mendisiplinkan diri, pertama-tama mengatur keuangan dengan melunasi semua tagihan kartu kredit. Setelah 3 tahun saya berhasil melunasi dan bahkan memotong semua kartu kredit yang saya miliki. Sekarang saya bisa bersyukur, tidak tergoda lagi dengan segala iklan ‘SALE’ di media. Karena saya sadar bahwa waktu dan uang yang saya miliki adalah pemberian Tuhan yang harus saya pertanggungjawabkan dan harus dikembalikan bagi KemuliaanNya.

Kalau kita mau terus menerus disempurnakan melalui Sabda dan TubuhNya yang bersatu dengan kita, sehingga apa yang kita pikirkan adalah pikiran Kristus; Apa yang kita lakukan juga adalah perbuatan nyata yang membawa Kasih Kristus, maka dimanapun kita ditempatkan di cangkok dan di setek, kita layak disebut sebagai Saksi Kristus. Suka atau tidak suka, kita yang menyandang merek “pengikut Kristus” diharapkan memiliki sifat dan karakter yang tidak jauh beda dari sang POKOK ANGGUR tadi. Kalau kita pasutri kristiani, tentu diharapkan tidak ‘kawin cerai’. Sekolah dan Rumah Sakit yang membawa label kristiani pun dituntut di percaya memiliki standard tinggi karena menanamkan dan mengemban nili-nilai kristiani didalamnya. Demikian pula para karyawan/ti serta pengusaha kristiani bahkan ibu RT pun dituntut lebih diatas standard, tidak sekedar sama seperti yang lain. Kalau pokoknya sudah diambil dari bibit unggul, Sang Pokok Anggur, maukah kita jadi cangkok-an dan setek-an yang juga unggul?

====================================================================

Bacaan (Yoh 15:1-8 )

“Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya. Setiap ranting pada-Ku yang tidak berbuah, dipotong-Nya dan setiap ranting yang berbuah, dibersihkan- Nya, supaya ia lebih banyak berbuah. Kamu memang sudah bersih karena firman yang telah Kukatakan kepadamu. Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu. Sama seperti ranting tidak dapat berbuah dari dirinya sendiri, kalau ia tidak tinggal pada pokok anggur, demikian juga kamu tidak berbuah, jikalau kamu tidak tinggal di dalam Aku. Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa. Barangsiapa tidak tinggal di dalam Aku, ia dibuang ke luar seperti ranting dan menjadi kering, kemudian dikumpulkan orang dan dicampakkan ke dalam api lalu dibakar. Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid- Ku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.