Saya masih ingat, sore hari didatangi dua orang teman, satu Muslim dan satu lagi Kristen, mereka mengajak diskusi, ”Mengapa Katolik mengakui ada jalan keselamatan di luar Kristen, sedangkan pada Injil, Yesus mengatakan: ”Akulah jalan dan kebenaran dan Hidup. Tidak ada seorangpun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku.”

Kedua teman saya itu adalah aktivis aliran pluralis, jadi sudah tidak kuatir lagi dengan debat soal agama, maka kami dapat berdiskusi dengan bebas (walau tetap menjaga rambu2). Diakhir diskusi ada kesepakatan, yaitu Yesus adalah Tuhan yang multidimensi menjelma menjadi manusia dalam ujud Yesus atau Isa al Masih. Yesus tidak pernah sekalipun mengajak manusia beragama Kristen atau harus dibaptis secara Kristen untuk datang kepada Tuhan, tetapi Yesus hanya mengatakan ”Ikutlah Aku” atau ”Percayalah padaKu”

Nah, sebagai konsekuensi Tuhan yang multi dimensi, maka Yesus sudah ada, jauh sebelum alam semesta ini ada, mungkin dalam bentuk dan ujud lain. Bisa jadi sebagai Budha atau Thian atau Allah atau lainnya, yang kita tidak ketahui. Maka untuk mengikuti Yesus, tidak harus menjadi Kristen tetapi berbuat dan melayani seperti yang dicontohkan oleh Yesus ketika hadir sebagai orang Yahudi.

Siapa yang berani mengatakan Mahatma Gandhi yang beriman Hindu masuk neraka, atau siapa yang berani memastikan Al Capone yang beragama Katolik masuk Surga. Mohon maaf, kalau saya seperti berkotbah.

Catatan:

Agama itu hanyalah ciptaan manusia, yang seringkali sarat dengan kepentingan, bahkan sering di politisasi. Maka kita harus kembali pada inti ajaran dari Agama itu sendiri, yaitu Iman. Untuk beragama Kristen, pelajarilah Iman Kristen, untuk beragama Budha, pelajari iman Budha, juga agama yang lain.

Salam,

Samsi Darmawan