Fiat Voluntas Tua

Takut vs Shalom

| 0 comments

shalom Salam bagimu (Mat 28:9)

Setiap orang sering  dihantui rasa takut dalam menghadapi ketidak pastian, mungkin dalam kadar yang berbeda-beda. Secara naluri pasti ada instink untuk melindungi diri layaknya mahluk ciptaan yang terancam. Apalagi menghadapi kejutan-kejutan diluar rencana yang sudah dirancang jauh-jauh hari. Demikian pula yang saya alami saat mendengar vonis dokter untuk ibu tercinta. Ibu yang begitu aktif dalam pekabaran Injil, selalu terlibat dalam karya sosial, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa kanker paru-paru stadium 4 sudah bersarang ditubuhnya. Padahal tidak ada satupun dari keluarga kami yang memiliki riwayat penyakit tersebut.

Peristiwa ini sempat membuat kami shock dan tidak percaya, anak-anak tidak siap menghadapinya. Tapi satu hal yang akhirnya memberikan kami rasa damai, rasa tenang, adalah sikap ibu yang justru pasrah dan senantiasa bersyukur, tetap tegar dalam menghadapi pengobatan dan juga saat lemah terkapar. Pikiran nya tidak pernah jauh dari Tuhan, selalu ada damai di hatinya. Ia justru tidak takut lagi karena ibu percaya bahwa ada sesuatu yang baik yang Tuhan berikan dibalik keadaan yang menyulitkan ini.

Murid-murid menghadapi ujian iman saat menghadapi kenyataan bahwa sang Guru tidak menolak disiksa dan bahkan rela menyerahkan nyawanya di kayu salib. Tapi ucapan pertama Yesus, shalom, memberikan penegasan akan rasa damai dan rasa tenang karena Ia sudah bangkit sesuai dengan janjiNya.

Kitapun bisa memilih untuk menolak dan lari dari kebenaran saat rasa takut menyerang, sama seperti para serdadu dan ahli Taurat, menolak uluran dan tawaran damai yang ditinggalkan Yesus. Mereka lari dari kenyataan, lari mencari cara untuk menyelamatkan nama dan posisi masing-masing. Akhirnya rasa takut membawa mereka menutupi kebenaran dengan kebohongan-kebohongan karena mereka merasa eksistensi mereka terancam. Semoga kita memilih untuk tidak lari dari kenyataan tetapi justru menerima uluran shalom yang ditawarkan Yesus. Dengan perdamaian antara kita dengan Allah, kita mendapat kesempatan untuk hidup dengan merdeka, lepas dari jerat dosa.
Dengan ‘shalom’ kita justru mendapat kekuatan untuk terus pergi mewartakan Kabar Sukacita tanpa diikuti ketakutan lagi,termasuk dihantui ketakutan akan masa lalu dan ketidak pastian di masa yang akan datang.

========================================================

“Salam bagimu”
( Mat 28:8-15)28:8 Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus.
28:9 Tiba-tiba Yesus berjumpa dengan mereka dan berkata: “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya.
28:10 Maka kata Yesus kepada mereka: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
28:11 Ketika mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala.
28:12 Dan sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu
28:13 dan berkata: “Kamu harus mengatakan, bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur.
28:14 Dan apabila hal ini kedengaran oleh wali negeri, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.”
28:15 Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Dan ceritera ini tersiar di antara orang Yahudi sampai sekarang ini.

Leave a Reply

Required fields are marked *.