Fiat Voluntas Tua

Keberatan Nama

| 0 comments

“Jikalau sekiranya kamu anak Abraham tentulahkamu mengerjakan pekerjaan yang dikerjakan oleh Abraham”

Pada umumnya tiap orang menyandang nama keluarga di belakang nama panggilannya. Kalau perempuan sudah menikah menambahkan nama suami. Aneh sekali kalau kita isi Immigration Card saat memasuki Amerika, tidak punya last name, maka si petugas bisa melotot. You have no last name? How come? Karena hubungan darah itu harus menjadi identitas seseorang.

Untungnya saya gak termasuk yang umum tadi, tidak jelas pertimbangannya, tapi orang tua saya tidak memberikan kami anak-anaknya nama keluarga di surat kelahiran. Padahal bapak menyandang nama keluarga dari eyang kakung. Pun setelah menikah saya tidak juga menambahkan nama suami. Lha saya lahir sudah punya identitas kok, gak ikut bapak, gak ikut suami. Kenapa saya katakan untung? Kalau ketahuan bapaknya siapa, pasti mereka langsung mengurut daftar ‘kesuksesannya’. Bapak mu dulu begini, begitu, pinter dan posisinya di nganu. SWGL? So What Getu Lho.. Lalu apa hubungannya dengan saya? Bisa bikin stress beneran kalau saya dibanding-bandingkan dengan bapak. Jadinya bener-bener keberatan nama lah. Hanya bisa nebeng nama bapak doang. Dulu beliau masih dapat bea siswa ke Belanda, aktivis PMKRI bahkan sampai pulang pun menjadi kandidat doktor termuda dan masuk eselon 1 lagi. Memang pinter sih, bisa 9 bahasa; tapi kan itu bapak, bukan saya. Walau kadang ada enaknya juga, karena networknya ternyata situ-situ juga… Jogya ternyata kecil tha? Semua orang tahu semua lah. Jadi saya tidak bisa lari dari  cap ‘darah’ atau keturunan begitu saja.

Nah lalu apa hubungannya dengan Injil hari ini? Yesus berkali-kali menegur orang-orang Yahudi yang bangga banget jadi keturunan Abraham. Tapi justru dikatakan Yesus, mereka tidak layak menyebut diri keturunan Abraham karena mereka ngebet mau membunuh Yesus. Apa yang istimewa yang dikerjakan Bapa Abraham?
Ia disebut Bapa orang beriman, karena ketaatannya pada Allah; berangkat ke tanah perjanjian tanpa tahu dimana letaknya dan ke arah mana ia harus berjalan. Ia melangkah dengan iman walau tanpa kejelasan dihadapannya. Ia berani mempersembahkan anak tunggal nya padahal dijanjikan Allah bahwa keturunannya akan sebanyak bintang di langit dan pasir di laut. Ia berani mengambil langkah iman ditengah ketidak pastian bahkan mengorbankan yang ada padanya. Karena Ia begitu percaya pada Allah yang memegang janjiNya. Iapun disebut sebagai Bapa segala bangsa, dimana tiga agama besar mengakui kenabiannya.

Jangan-jangan kita termasuk yang mau predikatnya, mau menuntut janji Allah kepada keturunan Abraham. Tapi gak nyadar bahwa kelakuan kita memalukan “leluhur’ kita yaitu Bapa Abraham. Apakah kelakuan kita sudah merupakan buah dari keimanan kita kepada Dia? Beranikah kita melangkah dengan iman seperti Bapa Abraham ditengah ketidak pastian? Beranikah kita mengambil resiko dari setiap tindakan iman kita, yang kadang bertentangan dengan logika dan ratio? Sejauh mana ketaatan kita untuk memelihara relasi kita dengan Bapa?

Layakkah kalau orang menunjuk kita dan berkata ” gak heran deh kalau dia baik begitu, bapaknya aja begitu kok”. Sebagai pengikut Kristus maka kita dituntut sekali lagi untuk menuruti teladanNya. Kalau anak presiden kelakuannya harus top, anak menteri juga harus ‘jaim’ Jaga Image. Apalagi anak-anak keturunan Abraham serta pengikut Kristus. Jangan hanya mau mengakui hubungan darah sebagai status dan menuntut janji Tuhan, tapi kita tawar-tawaran dalam melakukan kewajiban kita. Itu sama juga dengan Keberatan Nama lah.
Mari tunjukkan dalam karya kita bahwa kita setia melakukan apa yang dikerjakan Abraham dan Kristus. Terima KTP nya pengikut Kristus dan juga terima salibnya. Caio!

=============================================

Bacaan : Yoh 8:31-42

“Maka kata-Nya kepada orang-orang Yahudi yang percaya kepada-
Nya: “Jikalau kamu tetap dalam firman-Ku, kamu benar-benar adalah
murid-Ku dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan
memerdekakan kamu.” Jawab mereka: “Kami adalah keturunan Abraham dan
tidak pernah menjadi hamba siapa pun. Bagaimana Engkau dapat
berkata: Kamu akan merdeka?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata
kepadamu, sesungguhnya setiap orang yang berbuat dosa, adalah hamba
dosa. Dan hamba tidak tetap tinggal dalam rumah, tetapi anak tetap
tinggal dalam rumah. Jadi apabila Anak itu memerdekakan kamu, kamu
pun benar-benar merdeka.” “Aku tahu, bahwa kamu adalah keturunan
Abraham, tetapi kamu berusaha untuk membunuh Aku karena firman-Ku
tidak beroleh tempat di dalam kamu. Apa yang Kulihat pada Bapa,
itulah yang Kukatakan, dan demikian juga kamu perbuat tentang apa
yang kamu dengar dari bapamu.” Jawab mereka kepada-Nya: “Bapa kami
ialah Abraham.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau sekiranya kamu
anak-anak Abraham, tentulah kamu mengerjakan pekerjaan yang
dikerjakan oleh Abraham. Tetapi yang kamu kerjakan ialah berusaha
membunuh Aku; Aku, seorang yang mengatakan kebenaran kepadamu, yaitu
kebenaran yang Kudengar dari Allah; pekerjaan yang demikian tidak
dikerjakan oleh Abraham. Kamu mengerjakan pekerjaan bapamu sendiri.”
Jawab mereka: “Kami tidak dilahirkan dari zinah. Bapa kami satu,
yaitu Allah.” Kata Yesus kepada mereka: “Jikalau Allah adalah
Bapamu, kamu akan mengasihi Aku, sebab Aku keluar dan datang dari
Allah. Dan Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, melainkan
Dialah yang mengutus Aku.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.