“Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga”
Sepuluh tahun yang lalu saya masih termasuk awam yang jauuuh banget dengan para pastor. Bagi saya mereka adalah sosok yang suci dan keramat, gak boleh deket2 kalau punya salah… jangan sampai salah omong juga lho! Tapi sekarang, buat saya romo adalah pengganti orang tua dan tempat saya bertanya dan berdiskusi. Saya merasa seperti carang yang harus hidup dengan menempel pada pokok anggur yang benar kalau mau berbuah.
HP saya mulai mengoleksi nomor-nomor para romo, untuk urusan konseling keluarga romo anu, urusan politik romo lain lagi, urusan paroki ya romo paroki dsb. (Maaf tidak untuk dibagi ya , koleksi pribadi Malah beberapa romo sudah SMSan bertahun-tahun tapi belum pernah jumpa karena mereka tinggal ditempat terpencil, saya kenal mereka dari proposal atau dari email. Yang penting karya karitatif dan panggilan di tempat mereka tetap berjalan.
Tadi siang salah seorang romo dari daerah telp saya, mengabarkan bahwa ia di hubungi romo paroki ku,…..
dan dengan gaya jawa yang santun berusaha meyakinkan adanya suatu proyek besar. Saya heran juga, tadi pagi romo paroki telpon saya tapi tidak menyinggung urusan kedaerah tsb. Ujung-ujungnya orang itu minta dikirimi sejumlah uang yang ajubilah gede banget. Ini pasti penipuan berkedok “romo”. Wah bener-bener kebangetan. Pasti yang melakukan adalah orang katolik juga, entah awam, entah mantan romo/frater, karena dia tahu pertemanan mereka. Langsung saya minta nomor2 HP yang disebutkan termasuk nomor acct banknya, saya forward ke teman di Polda agar masuk daftar “pengawasan”. Biar kapok, ngerjain kok ngerjain romo seh…
Frens, anda mungkin marah seperti saya dengar modus operandi seperti ini. Kok ya tega-teganya ‘ngerjain’ romo-romo paroki? Butuh sih butuh tapi kenapa kok yang diincer romo, yang berkaul kekal dan berkaul kemiskinan? Mana kerja romo tuh gak ada habisnya, suka disalah-salahin ‘umat’, masih diperes juga. Lagipula itu kan bukan uang romo, uang umat lah. Tapi beneran deh, kalau sering nongkrong di pastoran, anda bisa lihat banyak banget umat yang tega “ngerjain” romo dengan pura-pura miskin, gak punya uang bayar sekolah. Eh udah dikasih uang, malah dipake beli pulsa HP!
Bacaan hari ini menegaskan kembali adanya Magisterium Gereja, kuasa mengajar Paus yang dilimpahkan kepada para Uskup, dan akhirnya kepada para romo, kaum tertahbis, untuk memberikan pengajaran yang sama dan benar dalam penggembalaannya. Hal ini begitu nyata bahkan di mata masyarakat romo/Uskup dianggap piawai dalam mendamaikan kelompok lainnya yang sedang bertikai antar sesamanya.
Mari kita ingat-ingat berapa romo yang Tuhan kirim dalam hidup kita: saat pembaptisan, komuni pertama, pengakuan dosa, sakramen penguatan, pernikahan, misa harian/mingguan dan nanti saat perminyakan. Dari lahir sampai mati kita dijemput dan diantar para romo ini. Berapa sering kita menyapa mereka? Berapa sering juga kita mendoakan mereka agar mereka kuat dan tabah dalam panggilanNya? Apakah kita terlibat mengajak kaum muda menanggapi panggilan Tuhan untuk melayani Nya? Rela gak sih kalau anak-anak kita jadi rohaniwan/wati?
Saya sering heran melihat orang keluar gereja, tidak sempat lagi menyalami pastornya. Wuih… sombong amat. Kalau stroke kalang kabut cari pastor deh ! Gak ada salahnya kan salaman sbentarrrr…Pastor kan juga manusia, punya perasaan, gak bisa jaim terus-terusan, bisa capek, bisa sakit juga. pengen juga sekali-kali naik gunung atau mancing. Kalau pastor nya senyum-senyum, umat bilang pastor genit. Kalau jarang senyum, pastor dibilang judes. Kalau pastornya pelit, dibilang itu kan uang umat. Kalau royal, yeee… itu kan uang umat. Nah lho…. ini kan sama aja “ngerjain” romo juga. Ada juga umat yang suka “ngerjain” romo dengan sering2 bikin konselebrasi. Kasihan kan umat yang lain juga membutuhkan pelayanannya. Biasanya orang “kaya” suka banget mborong pastor. Kenapa sih? Berkatnya sama kan. Aya aya wae..
Hari ini saya khusus berdoa bagi rekan-rekan romo, sahabat-sahabat ku, yang selalu rajin mendoakan aku, menyapaku lewat email, SMS dan chat room. Saya bisa begini, melewati berbagai badai cobaan, juga karena ada sahabat-sahabat romo. Tx mo, I owe you a lot…
Kiranya kuasa yang diberikan Yesus kepada Santo Petrus, tetap menyertai para romo agar semakin bijaksana dan penuh kasih mendampingi kami senantiasa. Dengan demikian kami semakin mengenal Kristus dan beriman kepadaNya.
===========================================================
Bacaan : Mat 16:13-19
“Setelah Yesus tiba di daerah Kaisarea Filipi, Ia bertanya kepada murid-murid- Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab mereka: “Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia dan ada pula yang mengatakan: Yeremia atau salah seorang dari para nabi.” Lalu Yesus bertanya kepada mereka: “Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?”Maka jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Kata Yesus kepadanya: “Berbahagialah engkau Simon bin Yunus sebab bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang di sorga. Dan Aku pun berkata kepadamu: Engkau adalah Petrus dan di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku dan alam maut tidak akan menguasainya. Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.