“Engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidup”
Pernah gak dapat advis berlainan kalau kita datang ke dokter berbeda-beda, padahal keluhannya sama? Saya bermasalah dg gigi beberapa waktu lalu, sampai takut naik pesawat karena ngilunya luar biasa. Lalu saya bawa foto panoramic gigi ke beberapa dokter. Tiga dokter gigi menyarankan saya operasi bedah mulut untuk cabut geraham bungsu. Malah dokter nya heran, kok masih punya banyak geraham bungsu? Iya dok, biar telat tua
Karena saya takut dengan dokter gigi apalagi bedah mulut, saya cari dokter bedah mulut yang paling wooke… yang pinter en murces. Akhirnya setelah ketemu sang dokter, dia lihat foto Xray tsb (yang juga dilihat dokter2 lain), dan geleng2 kepala…. geraham bungsu gak salah kok mesti dicabut? Lagipula kalau dioperasi ini masuk operasi besar dengan bius total karena posisinya terjepit tulang. Justru bukan disitu masalahnya, yang harus di cek gigi sebelahnya yang ada tambalannya ini… Fuuuiiii…Tx God ! Hampir saya salah ambil tindakan. Saya gak jadi operasi, gak perlu keluar uang, gak pake deg2an dan ternyata memang betul ada lubang dibalik tambalan gigi yang membuat abses.
Sekali lagi kita diingatkan “aturan main” yang berbeda di after-life-world. Bapa Ibrahim mengatakan ………
bahwa si kaya sudah mendapatkan segala yang ‘baik” di bumi, sekarang giliran Lazarus mendapatkan yang “baik” di Surga, dihibur dan dipangku Bapa Ibrahim.
Yang baik menurut si kaya, menyenangkan dirinya, tanpa peduli dengan yang lain, karena ini adalah hasil usaha dan kerja kerasnya sehingga ia merasa diberkati dan dipilih Tuhan karena selalu dilimpahi harta. Dia gak peduli dengan nasehat para nabi yang telah mengingatkannya. So sad that there is no second chance.
Yang baik, ok, ;everybody’s does that, ternyata bisa membawa kita pelan tapi pasti menjauh dari Allah. Segala hal yang membuat kita berpaling dari Allah, itulah dosa. Mana ada sih dosa yang gak enak? Korupsi dimulai kecil-kecilan, karena gak ketahuan lalu jadi lebih sering dan lebih besar. Narkoba sekali pake langsung mak nyuus. Selingkuh? katanya bumbunya perkawinan … walaah. Pasti bukan karena pertemuan sekali. Belum lagi praktek HTS (Hubungan Tanpa Status), TTM (Teman Tapi Mesra)… itu ‘bahasa’nya orang-2 yang gak mau setia pada pasangan. Coba perhatikan lagu2 yang dinyanyikan pembantu dan anak2… sering banget melantunkan “yang kedua”. Kita memang hidup di dunia yang jahat dimata Allah, seolah-olah yang biasa itu baik.
Frens, kita punya kesempatan hidup cuma sekali, aturan main di kehidupan akhir sudah sering didengar. Hidup kita di bumi yang cuma 70-80 tahun (bdk Maz 90:10) malah bisa diperpendek seperti yang umum terjadi di RS Jantung Harapan Kita, bisa tinggal 40-50 tahun karena memilih gaya hidup yang boros umur. Pilih senang2 sebentar di bumi, sengsara di akhirat atau sengsara di bumi, senang2 di akhirat? Maunya sih.. Muda foya-foya mati masuk surga? Silahkan aja kalau mau begitu, sayangnya bukan kita yang menentukan aturan mainnya.
Kalau saja orang kaya tadi hatinya “melekat” pada Tuhan, tidak pada kekayaannya, tentu dia akan berbagi dengan Lazarus si miskin. Berbagi kasih, makanan, pakaian, senyuman, sapaan dan sentuhan. Maka pasti Lazarus tidak perlu menunggu sampai mati baru mendapatkan penghiburan. Di bumi pun bisa seperti didalam surga, bila setiap dari kita memiliki hati yang melekat pada Tuhan.
Dalam sisa hidup kita, mari kita tinggalkan segala diagnosa yang ‘baik’ menurut kita, berhenti dengan segala pembenaran diri yang menyeret kita menjauh dari Tuhan. Mari berbaliklah kepada Allah dengan melihat setiap kesempatan untuk lebih memperhatikan orang lain. Memberi sedikit waktu, kata-kata pujian, perhatian, sapaan, sentuhan, senyuman juga materi yang tentunya tidak membuat kita jatuh miskin….. tapi justru menjadi semakin kaya dihadapan Allah.
==============================================================
BACAAN : ( Luk 16:19-31)
“Ada seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. Kemudian matilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. Orang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab aku sangat kesakitan dalam nyala api ini. Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa engkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan Lazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita.Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang.”