Fiat Voluntas Tua

Tempat singgah: a shoulder to cry on

| 0 comments

Ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum.

Kami pernah tinggal di Menteng yang letaknya strategis, diujung jl Cendana, dekat dari Kanisius dan dari Theresia, tempat saya dan adik2 sekolah. Rumah ini tidak pernah sepi karena hampir setiap hari, siang sampai malam, ada saja anak-anak yang transit ke rumah. Kalau gak nunggu jemputan, belajar bareng atau sekedar nebeng makan dan nonton TV. Maklum saya dan 6 adik hanya berjarak 1-2 tahun saja. Pernah suatu kali kita hitung sampai 40 orang datang sekaligus. Setiap ada pertanyaan teman2: mau kumpul dimana pasti selalu mereka kepikiran rumah kami.
Almarhum ibu selalu tanggap dengan menyiapkan apa saja di meja makan, sehingga meja makan tidak pernah kosong dari segala makanan sampai cemilan dan buah2an sampai malam pun . Teman-temannya sampai heran: apa akan ada pesta di rumah? Jawabannya selalu sama: kita gak pernah tahu siapa yang akan datang, tapi rumah ini selalu terbuka bagi siapa saja dan kapan saja. Selalu ada makanan, selalu ada sopir yang siap mengantar, bahkan kamar untuk menginap tamupun siap 24 jam . Sehingga waktu ibu wafat, bapak minta ayat inilah yang terukir di makam nya, karena ibu selalu mengajarkan kami untuk menyediakan diri bagi siapapun.
Menyediakan diri menjadi tempat persinggahan bagi yang lapar, haus, telanjang, dan terasing memang membutuhkan kepekaan dan keterbukaan tanpa rasa curiga. Adakah disekitar kita yang lapar dan haus untuk disapa, dan didengar, yang hanya mencari a shoulder to cry on, tempat curhat yang aman dan bukan ember bocor. Berapa banyak yang frustrasi merasa ditelanjangi dan diasingkan oleh masyarakat bahkan ditolak keluarganya sendiri? Ada dimana kita waktu mereka tak berdaya dan putus asa, berharap Tuhan mengirimkan seorang malaikat bagi nya. Would you be the one?

Demikian halnya orang-orang yang sakit dan tertawan, adalah orang-orang yang tidak berdaya, tidak mampu mengatasi sakit dan keluar dari ikatan2 yang membelenggu. Luka batin diderita lebih dari 90 % pasien yang datang ke pusat konseling Shekinah, luka di hati yang menahun dilakukan justru oleh orang2 didekatnya, pasangan, orang tua, ipar dan mertua.
Ada banyak orang terpenjara dalam kesibukannya, bahkan terpenjara karena kebiasaan2 buruk seperti kekerasan dan korupsi. Memang dibutuhkan karunia discernment yang luar biasa untuk mengenali mereka yang sakit dan tertawan secara rohani, dibandingkan yang fisik. Memiliki hati seorang gembala seperti Yesus, membantu kita mengenali domba2 yang sakit dan terjerat di semak duri. Tapi itu akan lebih mudah dilakukan kalau kita pernah tersesat, pernah terluka, kembali mendengar suara sang Gembala dan mau datang dalam pelukannya. Jika kita pernah mengalaminya, dan karena rahmat Tuhan kita dipulihkan, maka sebagai rasa syukur kita pun akan melakukan hal yang sama bagi domba-domba yang lain.
Kalau kita pun gak peduli dengan sapaan Tuhan yang mengetuk pintu hati kita setiap hari sejak dulu, jangan-jangan kita juga sudah jadi kambing yang mengembik menolak panggilan gembala, bahkan menanduk kiri dan kanan, tanpa sadar menyakiti domba-domba yang lain.

=========================================================

Bacaan :Matius 25:31-46

“Apabila Anak Manusia datang dalam kemuliaan-Nya dan semua malaikat bersama-sama dengan Dia, maka Ia akan bersemayam di atas takhta kemuliaan-Nya. Lalu semua bangsa akan dikumpulkan di hadapan-Nya dan Ia akan memisahkan mereka seorang dari pada seorang, sama seperti gembala memisahkan domba dari kambing, dan Ia akan menempatkan domba-domba di sebelah kanan-Nya dan kambing-kambing di sebelah kiri-Nya. Dan Raja itu akan berkata kepada mereka yang di sebelah kanan-Nya: Mari, hai kamu yang diberkati oleh Bapa-Ku, terimalah Kerajaan yang telah disediakan bagimu sejak dunia dijadikan. Sebab ketika Aku lapar, kamu memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit, kamu melawat Aku; ketika Aku di dalam penjara, kamu mengunjungi Aku. Maka orang-orang benar itu akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar dan kami memberi Engkau makan, atau haus dan kami memberi Engkau minum? Bilamanakah kami melihat Engkau sebagai orang asing, dan kami memberi Engkau tumpangan, atau telanjang dan kami memberi Engkau pakaian? Bilamanakah kami melihat Engkau sakit atau dalam penjara dan kami mengunjungi Engkau? Dan Raja itu akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang kamu lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku. Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah sedia untuk Iblis dan malaikat-malaikatny a. Sebab ketika Aku lapar, kamu tidak memberi Aku makan; ketika Aku haus, kamu tidak memberi Aku minum; ketika Aku seorang asing, kamu tidak memberi Aku tumpangan; ketika Aku telanjang, kamu tidak memberi Aku pakaian; ketika Aku sakit dan dalam penjara, kamu tidak melawat Aku. Lalu merekapun akan menjawab Dia, katanya: Tuhan, bilamanakah kami melihat Engkau lapar, atau haus, atau sebagai orang asing, atau telanjang atau sakit, atau dalam penjara dan kami tidak melayani Engkau? Maka Ia akan menjawab mereka: Aku berkata kepadamu, sesungguhnya segala sesuatu yang tidak kamu lakukan untuk salah seorang dari yang paling hina ini, kamu tidak melakukannya juga untuk Aku. Dan mereka ini akan masuk ke tempat siksaan yang kekal, tetapi orang benar ke dalam hidup yang kekal.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.