“Sudahkah kaulihat sesuatu?”
Pada umumnya kita berdoa kalau sedang menghadapi masalah. Kita menghadap Tuhan dan mengisahkan segala keluh kesah kita seolah seperti Tuhan tidak mengetahuinya (*ngacung!) padahal kita juga tahu bahwa Allah Serba Tahu atas segalanya. Disamping itu kita juga sudah siap dengan berbagai alternatif solusi pemecahan masalah (*ngacung lagi!) karena kita sudah berpikir keras dengan mencari berbagai jalan keluar. Tanpa sadar kita sudah mengatur cara agar Tuhan mengikuti ‘kemauan’ kita. Tentunya agar jawaban Tuhan sama seperti apa yang kita harapkan. Tidak heran kalau kita sering kecewa dengan hasil atau jawaban doa yang kadang bertentangan dengan keinginan kita.
Seorang romo yang baru ditahbis ditugaskan disebuah paroki. Anehnya dia lebih sering dapat tugas memberikan Sakramen Perminyakan, entah itu saat tengah malam di rumah atau sore hari di rumah sakit. Lebih aneh lagi hampir semua yang dikunjunginya meninggal kurang dari 24 jam. Tentunya dalam setiap kunjungannya, semua anggota keluarga berharap si pasien akan sembuh kembali. Memang sembuh, tapi juga dibebaskan tugas dari penziarahan di bumi. Si Romo muda inipun dapat julukan sayang “romo pencabut nyawa” karena doanya sakti…. melapangkan jalan Tuhan hehehe… Cara Yesus menyembuhkan orang memang berbeda-beda. Ada yang instan, ada yang bertahap, eh… ada juga yang tidak disembuhkan. Maka kitapun tidak perlu membatasi Tuhan menjawab doa kita dengan cara-cara yang kita mau.
Dalam renungan hari ini Yesus sengaja membawa orang buta tsb keluar dari kampung supaya Dia bisa bebas melakukan apa saja yg Dia mau lakukan tanpa pengaruh orang lain. Tanpa saksi tanpa ditonton banyak orang. Bisa dibayangkan apa kata orang Farisi kalau mereka lihat apa yang Yesus lakukan pada si buta ini. Setelah diluar kampung Ia meludahi matanya, meletakkan tanganNya dan bertanya “sudahkah kau lihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata : ”aku melihat orang sebab melihat mereka berjalan-jalan tetapi tampaknya seperti pohon-pohon” Kita mungkin juga seperti si buta yang ingin disembuhkan. Kita melihat dan tahu tentang sesuatu tapi kita belum memahaminya, karena kita masih mereka-reka dengan pemahaman kita sendiri. I have Vision but the Vision is not clear !!
Setiap kesembuhan membutuhkan proses penyembuhan, dibutuhkan waktu untuk recovery. Si buta sudah bisa melihat, tetapi ia perlu proses penyempurnaan bagi kesembuhannya, mental dan fisik juga spiritual. Maka pada saat seseorang bertobat, disembuhkan dari kelakuannya yang lama, banyak orang yang merasa begitu menyala-nyala ingin langsung bersaksi dan melayani Tuhan. Segala sesuatu dilakukan dengan semangat karena cinta mula-mula, seperti cinta pada pandangan pertama. Menggebu-gebu. Tetapi dengan berjalannya waktu, timbul tantangan demi tantangan membuat visi itu menjadi “buram’ – mulai tidak tahu apa yang harus dilakukan. Mengapa sulit memahami keinginan Tuhan? Umumnya karena kita berada pada zona nyaman dan merasa puas dengan keadaan rohani dan jasmani yang biasa saja (mediocre – lumayan) puas dengan kenyamanan hidupmu sehingga kita tidak berupaya untuk melihat Visi Tuhan yang jauh lebih besar bagi hidup kita. Masa sih Tuhan ciptakan kita hanya untuk melayani keluarga kita sendiri? Katanya setiap manusia berharga di mata Tuhan, apakah hidup kita hanya berarti untuk 4-5 orang anggota keluarga kita? Maka perubahan dituntut dari kita agar mau dibimbingNya langkah demi langkah. Step by step.
“Yesus meletakkan lagi tanganNya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh2 melihat dan telah sembuh sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas”. Orang buta tsb tidak puas hanya mengalami jamahan Tuhan tapi dia menginginkan hubungan yang lebih dekat lagi sampai terjadi perubahan dalam hidupnya. Kita perlu terus meningkatkan kedekatan kita sampai Ia mengubahkan kita. Yap, …until He change me !!! Ia akan terus bekerja sampai kita memahami dan melihat apa arti hidup kita sehingga kita tidak lagi berjalan dalam ‘kegelapan’.
Mari kita berdoa supaya Yesus menjamah hidup kita masing-masing sampai kita mengalami perubahan. Yesus mencelikkan mata kita bukan hanya untuk menerima Visi Tuhan seperti yang kita mau tapi sampai kita memahami dengan jelas apa yang harus kita lakukan. Sampai kita mau berubah seperti yang Yesus inginkan. Dengan cara yang Ia inginkan sama seperti perintahNya kepada si buta untuk kembali kerumah dan tidak masuk kampung. Ia berikan kesempatan pada kita sama seperti si buta, untuk mengutamakan keluarga terlebih dulu baru kemudian memberikan kabar sukacita pada orang banyak. One step at a time, one thing at one time.
God never change the situations because He uses the situations to change your life !
========================================================================================================================
Bacaan Injil Mrk 8:22-26
“Kemudian tibalah Yesus dan murid-murid-Nya di Betsaida. Di situ orang membawa kepada Yesus seorang buta dan mereka memohon kepada-Nya, supaya Ia menjamah dia. Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia ke luar kampung. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya, dan bertanya: “Sudahkah kaulihat sesuatu?” Orang itu memandang ke depan, lalu berkata: “Aku melihat orang, sebab melihat mereka berjalan-jalan, tetapi tampaknya seperti pohon-pohon.” Yesus meletakkan lagi tangan-Nya pada mata orang itu, maka orang itu sungguh-sungguh melihat dan telah sembuh, sehingga ia dapat melihat segala sesuatu dengan jelas. Sesudah itu Yesus menyuruh dia pulang ke rumahnya dan berkata: “Jangan masuk ke kampung!”