“Bagi Allah tidak ada yang mustahil.”
Menghadapi tantangan kehidupan jaman ini rasanya mustahil bisa menemukan orang yang tidak khawatir dan takut menghadapinya. Kata siapa pengusaha kaya gak takut? Mereka takut bangkrut, takut jatuh miskin tinggal punya 1 M. Padahal buat si miskin uang 1 M sudah bisa mengubah kehidupannya. Pejabatpun juga takut kehilangan jabatan dan segala kenyamanan, maka tidak heran segala hal dilakukan untuk mengamankannya. Yang mudapun takut, takut gak laku gak dapat jodoh, tapi juga takut menikah melihat buanyak banget yang bercerai disana-sini. Mahasiswa juga waswas dengan masa depannya, kok susah bener mau lulus tapi setelah lulus takut jadi pengangguran… makanya sekolahnya santai saja. Anak-anakpun sering dilanda khawatir, takut ditinggalkan teman-temannya sehingga apapun yang diminta akan mereka berikan. Ibu-ibu… wew… coba aja nguping saat mau jemput anak sekolah, mereka punya litani sendiri tuh.
Begitu banyak alasan disekitar kita untuk mengatakan bahwa takut dan khawatir itu manusiawi banget, semua orang mengalaminya… dimanapun. Tetapi semalam saya melihat juga begitu tegarnya beberapa orang menghadapi bermacam peristiwa dalam kehidupannya. Mereka tetap memiliki passion, semangat hidup dan menaruh pengharapan yang besar pada Kristus. Terjadilah padaku menurut perkataanMu, seperti itulah jawaban Bunda Maria pula saat menghadapi ketakutan dan kekawatiran yang melandanya. Percaya bahwa Allah menyertai, semakin kuat pengharapan karena kehadiran Roh Kudus memampukannya bertahan.
Demikian yang saya tangkap juga dari kesaksian yang beredar di milis tentang pendeta Jo (klik disini: Jonathan Jap Setiawan) dalam menghadapi musibah bom di GBIS Solo. Tetap melayani jemaatnya melawan ketakutan dan kepanikan yang ada, satu persatu dikunjungi dan didoakan. Mengajak semua jemaat berdoa demi kesembuhan bahkan mendoakan si pelaku. Saya juga menangkap semangat penyerahan yang total dari mas JD dan keluarganya, saat divonis menderita kanker darah. Mereka justru semakin menyatukan diri dalam doa dan pengharapan didalam Kristus. Mas Jeff mengirimkan doa penyerahan yang indah saat terbaring di RS di singapura lewat BBM grup untuk juga didoakan bersama-sama. Ada lagi seorang janda yang ditinggalkan suaminya dengan anak-anak yang masih remaja, berjuang demi pendidikan anak-anaknya. Ia tetap rajin menolong dan mengikuti kegiatan lingkungan, tanpa mengeluh sepatah katapun. Kata-katanya selalu positif dan penuh pengharapan. Masih banyak lagi kisah perjuangan hidup disekitar kita, hanya mungkin kita kurang sering mendengar sehingga tidak menyadarinya. Atau kesaksian iman itu kurang sering dibagikan, entah disharingkan didalam pertemuan lingkungan atau saat bertemu satu sama lain.
Semangat penyerahan Bunda Maria perlu dimiliki setiap orang yang beriman kepada Kristus. Tetapi pengalaman iman sebagai akibat penyerahan kita terhadap kuasa Roh Kudus juga harus dibagikan, entah secara tertulis maupun secara verbal kepada semakin banyak orang. Bukan untuk membanggakan diri, tetapi untuk memuliakan Tuhan yang telah berkarya dalam kehidupan kita. Mari kisahkan karyaNya lebih banyak daripada menceritakan siapa kita atau apa yang kita lakukan. Maka virus-virus pengharapan akan penyertaan Tuhan dan karya Roh Kudus menimbulkan semangat untuk bertahan hidup bahkan untuk memiliki hidup yang lebih baik lagi. Membantu orang lain untuk tidak mudah putus asa dan berupaya mencari segala kemungkinan dan kesempatan, dan yang lebih penting semakin erat membangun relasi dengan Tuhan. Tidak lepas dari doa, merenungkan Kitab Suci dan merindukan Sakramen senantiasa. Itulah kunci rahmat Roh Kudus yang diberikan agar kita mendapatkan dan menjadikan segala yang mustahil bisa terjadi karena kita percaya dan mengimani tidak ada yang mustahil bagi Allah. Segalanya mungkin terjadi, cuma bedanya… siapkah kita bertindak untuk memperjuangkan dan menerimanya?
=================================================================================================================
Bacaan Injil Luk 1:26-38
“Dalam bulan yang keenam Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: “Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau.” Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata malaikat itu kepadanya: “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan.” Kata Maria kepada malaikat itu: “Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?” Jawab malaikat itu kepadanya: “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah. Dan sesungguhnya, Elisabet, sanakmu itu, ia pun sedang mengandung seorang anak laki-laki pada hari tuanya dan inilah bulan yang keenam bagi dia, yang disebut mandul itu. Sebab bagi Allah tidak ada yang mustahil.” Kata Maria: “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Lalu malaikat itu meninggalkan dia.”