Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.
Sering kali saya merasakan keajaiban dalam hidup ini, karena tidak pernah terpikir akan tinggal dikota besar dan bertemu orang-orang hebat, kenal dengan orang-orang kaya, bergaul dengan para pemuka agama, ikut menjadi saksi sejarah akan kejatuhan rejim orde baru yang sangat berkuasa dan ditakuti, bahkan punya keluarga. Sepertinya semua berjalan begitu saja dan mengalir tanpa ada yang aneh, tetapi ketika kesadaran itu muncul, ini semua adalah karya Tuhan yang luar biasa, apalagi ketika datang ke Jakarta hanya berbekal baju dan uang seadanya, sungguh patut untuk disyukuri dan jangan pernah berhenti untuk bersyukur.
Saya pernah memaksakan diri juga untuk melakukan sebuah perubahan yang belum saatnya utnuk dilakukan, akibatnya menjadi berantakan. Ketika itu dasar fundamental keuangan belum siap, pengetahuan belum cukup dan pengalaman masih minim sekali serta tidak peduli masukan-masukan dari orang-orang lain, saya memaksa untuk wiraswasta bersama teman-teman, dan ketika usaha itu gagal, efek yang ditimbulkan berakibat fatal dan yang paling menderita adalah keluarga, semua tabungan habis dan hutang menjadi bertambah serta beberapa aset terpaksa dijual demi kelangsungan hidup.
Ini semua pelajaran yang sangat berharga, karena punya telinga tetapi tuli, punya mata tetapi buta dan punya perasaan tetapi mati. Seandainya mengikuti apa yang dikatakan oleh Yesus diatas, tentulah tidak perlu mengalami stress dan hidup tanpa kejelasan selama setahun lebih, serta membuat seluruh keluarga menjadi kuatir, untunglah Yesus menggenapi janjinya, Dia tidak pernah membiarkan kita menderitaan dalam pencobaan yang melebihi kemampuan, apalagi jika kita sadar, bertobat dan bertekun dalam doa, maka semua itu akan berlalu dengan solusi yang baik, bahkan menjadi lebih baik lagi. Sungguh sebuah pelajaran yang sungguh berharga dan tidak ada yang mustahil bagi kita yang percaya sungguh.
Banyak diantara kita ingin cepat dan instant untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, tidak pernah puas apalagi bersyukur, semua yang sudah dimiliki dan didapat adalah hal yang biasa, bahkan dianggap sebagai hasil usaha sendiri, sehingga kerap memaksakan kehendaknya kepada Tuhan, bahkan membandingkan orang lain yang lebih beruntung, karena kita selalu melihat bintang bersinar dikepala orang lain.
Palajaran yang paling berharga yang saya dapatkan ketika memaksakan kehendak menjadi pengusaha saat itu adalah memahami tiga kata kunci, yaitu: “sabar, sabar dan sabar” hingga saatnya tiba – kesulitan yang terbesar adalah bangkit dari kejatuhan lalu memotivasi diri dan terus memberikan harapan bagi orang lain, tanpa itu kita akan kembali hancur.(Samsi Darmawan)
===============================================================================================
Bacaan Injil Joh 5:17-30
Sesudah itu Yesus berjalan keliling Galilea, sebab Ia tidak mau tetap tinggal di Yudea, karena di sana orang-orang Yahudi berusaha untuk membunuh-Nya. Ketika itu sudah dekat hari raya orang Yahudi, yaitu hari raya Pondok Daun. Tetapi sesudah saudara-saudara Yesus berangkat ke pesta itu, Iapun pergi juga ke situ, tidak terang-terangan tetapi diam-diam.
Beberapa orang Yerusalem berkata: “Bukankah Dia ini yang mereka mau bunuh? Dan lihatlah, Ia berbicara dengan leluasa dan mereka tidak mengatakan apa-apa kepada-Nya. Mungkinkah pemimpin kita benar-benar sudah tahu, bahwa Ia adalah Kristus? Tetapi tentang orang ini kita tahu dari mana asal-Nya, tetapi bilamana Kristus datang, tidak ada seorangpun yang tahu dari mana asal-Nya.”
Waktu Yesus mengajar di Bait Allah, Ia berseru: “Memang Aku kamu kenal dan kamu tahu dari mana asal-Ku; namun Aku datang bukan atas kehendak-Ku sendiri, tetapi Aku diutus oleh Dia yang benar yang tidak kamu kenal. Aku kenal Dia, sebab Aku datang dari Dia dan Dialah yang mengutus Aku.” Mereka berusaha menangkap Dia, tetapi tidak ada seorangpun yang menyentuh Dia, sebab saat-Nya belum tiba.