Fiat Voluntas Tua

Pejuang Kebenaran

| 0 comments

Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya.

Akhir-akhir ini saya sangat merasakan bahwa masyarakat kita makin beringas dan mudah akan marah, hanya untuk persoalan kecil saja, bisa menghilangkan nyawa orang. Disisi lain kita akan marah juga kalau dikatakan Ateis atau tidak beragama, bahkan dengan bangga meneriakkan Tuhan diberbagai penjuru sambil merusak, hal ini tidak hanya dilakukan oleh penganut agama tertentu.

Semua orang hendak ikut Yesus, tetapi tidak hendak meneladani Dia, yang adalah tokoh Active Non-violence movement atau gerakan anti kekerasan yang aktiv, yang tidak hanya omong, tidak hanya menulis, tidak hanya sesekali bergerak tetapi konsisten mewartakan, mengajarkan, memberikan contoh dan terus memperjuangkannya hingga diriNya sendiri menjadi korban keberingasan orang-orang Yahudi yang marah dan sudah kehilangan akal karena tidak tahu lagi harus bagaimana menghentikan perlawanan Yesus.

Apa yang diperjuangkan Yesus terus hidup sampai sekarang dan terbukti, maka inilah maksud yang tersirat pada bacaan hari ini, siapa yang kehilangan nyawa karena Yesus sebagai jalan kebenaran dan hidup, maka jasanya akan dikenang sebagai menyelamatkan dunia, bukankah hal yang sama juga dilakukan oleh orang-orang suci atau para pejuang kemanusiaan dan terbukti.

Maka pertanyaan berikut adalah, mengapa kita tidak berani meneladani Yesus secara sesungguhnya dan konsisten? Pertanyaan ini membuat saya ditertawakan oleh seorang teman yang mengatakan dirinya adalah Atheis, tetapi dia menyayangi sesama manusia, mencintai lingkungan dan memelihara kehidupan, sedangkan kamu yang mengatakan orang beragama atau berTuhan, tetapi saling berkelahi, saling membunuh dan menghakimi agama lain, merasa diri paling benar dan memonopoli Tuhan, kemudian tidak peduli lingkungan, buang sampah sembarangan, mengkonsumsi racun, merusak alam dan menghancurkan kehidupan.

Lebih konyol lagi katanya, kita yang percaya sama Tuhan dituduh menduakan Tuhan, karena rajin beribadat juga taat akan perintah dukun atau agennya mahluk halus, mengikuti perintah klenik, tidak berani melanggar hal-hal yang angker, bahkan mengikuti kehendak setan yang mensyaratkan ini dan itu, termasuk jika harus memotong hewan, bahkan ada desas-desus hingga mengorbankan manusia. Saya tidak habis pikir akan pola pikir ini, tetapi mungkin saja ini adalah salah satu penyebab kita semakin beringas, karena Tuhan semakin jauh dari hati kita sehingga perlu berteriak, memproklamasikan dan memberi tahu semua orang bahwa kita bertuhan, sebuah cerminan bangsa yang tidak percaya diri dan tidak sabar.

Jangankan menjadi pejuang kebenaran, untuk ikut mempromosikan kebenaran saja kita takut, sungguh disayangkan, seharusnya jika tidak berani ikut berjuang meneladani Yesus, hendaknya mendukung perjuangan orang, jika tidak juga wartakanlah, atau hendaknya ikut mendoakan pejuang kebenaran itu, atau berhentilah perbuatan menyangkal Yesus, atau minimal diam tidak ikut menentang kebenaran, karena pilihan akhir ini tidak ada resiko maupun berkah dan rahmat, paling-paling mendapat cap pengecut.

Salam,  Samsi Darmawan

===============================================================================================

Bacaan Injil Lukas 9:22-25

Dan Yesus berkata: “Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga.”

Kata-Nya kepada mereka semua: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya setiap hari dan mengikut Aku. Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia membinasakan atau merugikan dirinya sendiri?

Leave a Reply

Required fields are marked *.