Fiat Voluntas Tua

Nekad

| 0 comments

“Jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.”

Seorang teman di fesbuk membuat status sebagai berikut : MENCARI PADANAN KATA “NEKAD” DALAM KAMUS INGGRIS, TIDAK KETEMU. RUPANYA NEKAD HANYA ADA DALAM BUDAYA BANGSA INI.. Hhmmm… menarik juga, setahu saya kosa kata ‘nekad’ malah adanya didalam bahasa jawa. Adakah dalam kosa kata suku-suku  lainnya? Bude saya sering sekali menggunakan kata ini kalau melihat bandelnya adik-adik waktu kecil. Dia pasti nyerocos dengan bahasa jawa disertai beberapa kali sebutan kata ‘nekad’. Atau karena pada umumnya keturunan suku Jawa memang bisa dan berani bertindak ‘nekad’? Walahualam…

Banyak kita temui orang-orang nekad disekitar kita, terutama kalau sudah kepepet hidupnya. Nalarnya sudah tidak bekerja, kalau sudah kepepet hidupnya, apapun akan dilakukan. Tapi herannya sekarang bukan hanya dilakukan karena kepepet hidup, yang gak kepepet pun sudah tidak hidup nalar dan hati nuraninya. Coba saja lihat kasus pelecehan seksual ditempat umum di dalam bis Trans Jakarta, kok sudah tidak ada malunya lagi. Akhirnya ya digebukin orang rame-rame lah…Katanya bangsa Indonesia terkenal dengan korupsinya, uang korupsi bukan lagi dibawah meja, tapi mejanya sekalian dikorupsi alias terang-terangan. Apakah hidupnya sudah kepepet? Mana ada kasus korupsi yang dilakukan oleh orang yang berkekurangan. Korupsi besar berawal dari korupsi kecil-kecilan. Demikian juga pelanggaran dilakukan karena yang pertama karena terpaksa, kedua karena kesempatan, ketigakali karena keterusan.

Adalagi kasus nekad lainnya; ingat ibu Susi Haryani, seorang ibu asal Jombang, yang nekad menggendong anaknya menerobos paspampres untuk mencari pertolongan Presiden sebagai akibat korban ledakan tabung gas? Apapun sudah dilakukannya, tapi kali ini dia tidak cuma bicara, sudah putus asa, dan satu-satunya harapan hanyalah datang ke istana presiden. Tentu saja dihadang petugas yang garang disana. Ada lagi muncul sebutan PONG-MOKRASI – sejak Pong Harjatmo nekad naik ke kubah kura-kura gedung DPR dan menuliskan dengan pylox merah : Jujur – Adil – Tegas karena gemas dengan kelakuan para anggota dewan terhormat pilihan rakyat.

Perbuatan nekad – melanggar norma dan aturan – dilakukan bilamana segala upaya telah diusahakan tetapi belum juga menampakkan hasil. Tetapi alasan perbuatan nekad juga harus benar-benar dipertimbangkan apakah memang bertujuan untuk kebaikan atau malah berujung kesengsaraan karena  dilakukan untuk mengejar kenikmatan sesaat. Batas antara nalar atau hati nurani hanya diketahui oleh masing-masing pribadi. Hanya antara kita dengan Tuhan kita, tidak ada yang tahu bahkan pasangan atau soulmate kita pun belum tentu kita beritahu.

Disinilah iman berperan, apa yang kita sebut juga dengan integritas, apa yang kita putuskan saat tidak ada seorangpun mengetahuinya.  Tindakan apa yang akan kita ambil dalam sepersekian detik bila anda mendapatkan satu kesempatan yang begitu berharga untuk dilewatkan? Apakah kita akan mengurungkan niat karena malu bila ketahuan orang lain? Atau tetap nekad mengambil tindakan daripada kehilangan kesempatan berharga? Lebih baik mengambil resiko ditolak daripada tidak berbuat sesuatu apapun.

Injil hari ini mengingatkan kita, apakah kita berani mengambil resiko demi suatu perbuatan baik? Apakah kita berani menembus barikade yang ada termasuk apa kata orang, ditegur, disisihkan dari yang lain bahkan di cap “provokator” demi suatu kebaikan? Seorang perempuan Kanaan, yang dianggap bangsa yang tidak percaya adanya “Yahwe” – tidak layak menerima berkat dan rahmat dari Yahwe. Tetapi karena iman percayanya, ia berani berbeda sikap dengan bangsanya, ia berani juga menembus gerombolan orang Israel demi kasihnya pada anaknya. Sebagai seorang ibu ia tahu  persis bagaimana penderitaan anaknya, apapun ia lakukan demi anaknya. Harapannya satu-satunya hanyalah datang kepada Yesus Kristus.

Sejauhmanakah kita bernai menaruh harapan kita pada Yesus Kristus? Bukan hanya itu, tetapi juga memiliki persistensi untuk terus menerus bersikap dan bertindak sampai harapan kita menjadi kenyataan? Beranikah kita berbeda pendapat dengan pandangan orang-orang disekitar kita demi suatu kebaikan? Betul ada resikonya, ibu Kanaan ini pasti ditolak, tetapi ia tidak menyerah, pantang- mundur dan akhirnya ia mendapatkan jawabannya.

Semoga kita memiliki keyakinan akan segala harapan-harapan yang kita gantungkan kepada Kristus, bukan hanya didalam doa, tetapi juga dinyatakan dengan tindakan-tindakan nyata sehingga lambat tapi pasti kita mewujudkan harapan menjadi kenyataan. Apalagi kalau harapan-harapan kita sejalan dengan doa Yesus sendiri “Datanglah KerajaanMu, di bumi seperti di dalam Surga!” … Masa sih tidak akan menjadi kenyataan? Tuhan membuat indah segala sesuatu pada waktuNYA, bukan waktu kita. So, gpp nekad di mata Tuhan barangkali ya?

===============================================================================================

Bacaan Injil Mat 15:21-28

“Lalu Yesus pergi dari situ dan menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.