Fiat Voluntas Tua

Roh Tuhan : Dimanakah?

| 0 comments

“Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik”

Kita perlu mempertanyakan fenomena apa yang sedang terjadi dengan gejala sosial yang ada disekitar kita. Olahraga yang seharusnya menumbuhkan semangat sportivitas dan kompetisi yang sehat dengan memberikan prestasi terbaik, justru menimbulkan kekacauan dan ketakutan dimana-mana. Mungkin hanya di Indonesia pertandingan sepakbola diikuti dengan beberapa cabang olahraga lain sekaligus.  Saat terjadi pertandingan sepakbola, terjadi juga tanding estafet antara petugas keamanan dengan supporter yang membawa bom molotov dan botol minuman. Belum lagi selesai pertandingan ada adu tinju antar supporter dan ditambah lagi lempar batu antar supporter dan penduduk.

Itulah yang terjadi saat sekitar 4,000 supporter persebaya merangsek ke bandung, sepanjang jalur kereta api mereka melempari batu rumah penduduk di solo. sehingga tidak heran, sekembalinya mereka ke surabaya wargapun  melempari rombongan para ‘bonek’ ini. Walhasil walikota surabaya terpaksa harus merogoh kocek lebih dari seratus juta untuk membayar tiket kereta api beserta kerusakan gerbongnya akibat  ulah warganya yang membuat rusuh ditempat lain. Kelompok wartawanpun protes berat terhadap PSSI akibat ulah bonek yang mengeroyok wartawan saat meliput kegiatan mereka.

Belum lagi lumpuhnya roh keadilan para penegak hukum dengan adanya ketimpangan putusan peradilan dan perlakuan para napi. Sepasang suami istri meringkuk dalam tahanan selama 3 bulan ini dengan ancaman 7 tahun penjara di PN Bojonegoro akibat mencuri setandan pisang seharga Rp 10,000. Sementara para koruptor yang menikmati uang negara yang jumlahnya ajubilah gajah besarnya masih menghirup udara segar, kalaupun dijatuhi hukuman paling banter  cuma 5 tahun. Kalaupun dipenjara fasilitasnya pun laksana hotel berbintang, lengkap dengan fasilitas facial dan untuk berkantor.

Demikian juga dengan orang-orang pintar berpendidikan, bukannya menggunakan kepandaiannya untuk kesejahteraan rakyat, justru digunakan untuk membobol bank. Mulai dari Bank Century yang nilainya trilyunan sampai pembobolan ATM yang milyaradan. “White color crime’ semakin membuat sengsara rakyat karena menebarkan ketakutan dan kecemasan. Apa yang ditayangkan Kick Andy minggu ini dalam episode “Bukan Bupati Biasa” seperti setitik air hujan ditengah ganasnya roh manusia yang saling memangsa sesamanya – homo homini lupus.

Bacaan Injil hari ini mengajak kita untuk menyadari konsekwensi rahmat pembaptisan yang kita terima karena kita telah menyerahkan diri untuk dikuasai Roh Tuhan demi nama  Bapa, Putra dan Roh Kudus. Diawal pelayananNya, Yesus mengajak kita menyerukan apa yang telah dinubuatkan didalam Alkitab : “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Tugas perutusan kita diakhir Misa merujuk agar kita mengikuti teladan Kristus :

  1. Menyampaikan Kabar Baik kepada orang-orang miskin – saya rasa kabar terindah bagi orang miskin adalah memberikan kesempatan kepada mereka bahwa sebentar lagi mereka tidak miskin lagi. Tidak pusing urusan biaya sekolah dan biaya pengobatan karena adanya lapangan pekerjaan dengan upah memadai. Ada harapan untuk kehidupan dan masa depan anak-anaknya yang lebih baik.
  2. Memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan – masih banyak orang-orang disekitar kita tertawan dengan pekerjaannya bahkan kekayaannya, tertawan dengan ketamakannya bahkan tertawan dengan kesepian karena tidak memiliki teman. Atau kita sendiri masih tertawan dengan egoisme kita sendiri?
  3. Memberikan penglihatan bagi orang-orang buta – Masih banyak yang merasa buta, tidak mengenali kehadiran Allah dalam kehidupan mereka, sehingga kurangnya rasa syukur dan penyesalan diri berkepanjangan membuat stress senantiasa. Semoga juga kita tidak buta melihat rahmat Allah yang telah tercurah bagi kita.
  4. Membebaskan orang-orang tertindas – Perlu kepekaan tersendiri mengenali orang-orang yang tertindas ini, bisa jadi mereka tertindas karena kekuasaan yang berkelebihan, atau tertindas dengan gaya hidup pasangannya, atau mereka sebenarnya korban KDRT yang terpaksa harus tersenyum karena ‘jaim’ – jaga image. Semoga kita dijauhkan dari penindasan terhadap orang lain disekitar kita.
  5. Memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang – terakhir membawa sebanyak orang menyadari bahwa Kerajaan Allah sudah dekat, hanya memerlukan sedikit kerendahan hati untuk bertobat.

Gak mudah memang untuk melakukannya, maka dibutuhkan Roh Tuhan yang menguasai kita. Roh yang memimpin Yesus dalam berkotbah dan melayani semua orang yang sakit dan lumpuh, adalah Roh yang sama dengan yang kita terima saat pembaptisan. Tugas kita bukan untuk membebaskan diri sendiri dan menikmati rahmatNya untuk kepuasan diri, tapi justru menjadi Kabar Baik bagi orang-orang lain. Mari kita baca sekali lagi perkataan Kristus ini dengan perlahan, dengan mengganti kata “Ku/Aku” dengan nama kita sendiri.  “Roh Tuhan ada pada-(nama), oleh sebab Ia telah mengurapi (nama), untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus (nama) untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.”

Maka kalau kita menyerahkan diri kita dikuasai Roh Tuhan sama seperti Kristus menyerahkan dirinya secara total sebagai awal karya pelayananNya, hari ini juga genaplah nas ini saat kita mendengarnya  dan mari memulai karya pelayanan perutusan kita bersama Dia. Roh Tuhan tidak akan membuat kita berdiam diri dan berkata ” ah… itu kan bukan urusan saya, itu urusan para pembesar dan penguasa, saya sudah cukup puas dengan keadaan saya.” Tidak mungkin kita akan hidup tenang  dengan memdiamkan keadaan seperti ini karena Roh Tuhan akan gelisah sampai kita berkarya dan berani membawa suara saat terjadi ratap tangis ketidak adilan dan pembodohan. Roh Tuhan membutuhkan tubuh kita untuk bergerak, berkarya, berpikir, berbicara dan bertindak. Tuhan bisa menggunakan tubuh orang lain kalau kita menolak tubuh kita dikuasai olehNya. Inilah kesempatan yang harus kita gunakan seluas-luasnya untuk menyatakan kemuliaanNya. Dengan demikian karya kita bukan hanya seputar mimbar dan altar, tapi juga meluas ke pasar (market place) dan dimana-mana sehingga terciptalah  keadaan dimana kedamaian, kesejahteraan dan keadilan tinggal bersama kita sesuai dengan doa kita: Datanglah Kerajaan Mu di bumi seperti didalam Surga.

===============================================================================================

Bacaan Injil Luk 4:14-21

Dalam kuasa Roh kembalilah Yesus ke Galilea. Dan tersiarlah kabar tentang Dia di seluruh daerah itu. Sementara itu Ia mengajar di rumah-rumah ibadat di situ dan semua orang memuji Dia. Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab. Kepada-Nya diberikan kitab nabi Yesaya dan setelah dibuka-Nya, Ia menemukan nas, di mana ada tertulis: “Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin; dan Ia telah mengutus Aku untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta, untuk membebaskan orang-orang yang tertindas, untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang.” Kemudian Ia menutup kitab itu, memberikannya kembali kepada pejabat, lalu duduk; dan mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. Lalu Ia memulai mengajar mereka, kata-Nya: “Pada hari ini genaplah nas ini sewaktu kamu mendengarnya.”

Leave a Reply

Required fields are marked *.