“Kamu adalah terang dunia. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”
Lampu-lampu didalam rumah kita umumnya dipasang pada langit-langit di setiap ruangan. Gaya interior minimalispun masih menempatkannya di atas walau lampunya tersembunyi dibalik plafon sebagai elemen estetika. Yang diletakkan dari bawah biasanya hanya untuk memberi efek dramatis, temaram dan syahdu seperti untuk di halaman, taman atau tangga serta ruang tidur. Kalau listrik padam, pasti kita panik mencari lilin atau senter dan menempatkannya di atas meja atau lemari sehingga cahaya temaramnya mampu sedikit menerangi ruangan ditengah kegelapan. Betul sekali, tidak ada lilin yang ditaruh dibawah tempat tidur, kecuali kalau tempat tidurnya bertingkat ya.
Maka orang-orang yang dengan berani dan tak kenal lelah terus menerus berbuat dan berkarya membawa kebaikan adalah laksana lilin-lilin yang menyala ditengah kegelapan dunia. Mereka berani mengorbankan dirinya sepertililin yang mencair untuk memberi pengharapan ditengah keputusasaan, tiadanya harapan akan masa depan yang lebih baik. Coba kita perhatikan acara di televisi, sedikit sekali memberikan ‘oase’ bagi kehidupan kita. Setiap headline rasanya membuat kita menghela nafas, adakah harapan bagi bangsa ini? Adakah harapan bagi dunia yang lebih baik?
Yang membuat lilin itu terus menyala adalah minyak yang juga digunakan dalam perumpamaan 5 gadis bijaksana dan 5 gadis bodoh. Gadis bijaksana membawa minyak cadangan agar lilin dan lenteranya menyala terus selama menunggu sang mempelari pria. Gadis bodoh merasa lilinnya cukup lah sehingga tidak membawa minyak. Saat mempelai pria datang, mereka yang membawa lentera boleh masuk perjamuan. Sedang kan gadis-gadis bodoh pergi mencari minyak dan ketinggalan acara pesta perkawinan. Minyak adalah pimpinan Roh Kudus yang memungkinkan kita terus menerus berbuat baik, mau di protes-dikritik -ditinggalkan orang, kita tidak berhenti berbuat baik.
Maka berbahagialah mereka yang dianiaya dan dikucilkan karena terus menerus berbuat keadilan, karena berbuat baik. Bersiap-siaplah untuk tidak disukai, tidakmenjadi populer, bahkan disisihkan. Tapi justru perbuatan baik itu akan diingat orang , menimbulkan harapan dan menjadi teladan bagi orang lain untuk mengikutinya. Senantiasa berserah pada pimpinan Roh Kudus akan memampukan kita menjadi terang diantara kegelapan disekitar kita. Orang-orang seperti inilah yang memiliki tempat istimewa diatas segalanya, menjadi panutan dan teladan. Mereka telah mengambil bagian dalam ikut memuliakan Bapa di Surga melalui perbuatan-perbuatan baiknya.
================================================================
Bacaan : Mat 5:13-16
“Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia. Kota yang terletak di atas
gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagipula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.”