Ia diberi nama Yesus – HR Santa Perawan Maria Bunda Allah
Selamat tahun baru untuk semuanya. Kita mulai tahun yang baru seperti menyambut sebuah kelahiran yang baru dengan memberikan nama seperti layaknya Maria memberi nama anaknya Yesus seperti yang disampaikan malaikat. Kita bisa namakan tahun yang baru ini dengan tahun “Pengharapan” walau AFTA sudah pasti mengancam kita. Atau kita bisa juga menyebutnya tahun “Kemenangan” karena akan menghadapi tantangan yang berat layaknya perjuangan tetapi harus disertai optimisme untuk memenangkannya. Atau kita bisa menamainya tahun “Sukacita” karena kita mau memulainya dengan semangat yang baru.
Ini semua tergantung sejauh mana kita merefleksikan tahun yang sudah berlalu. Akankah kita mensyukurinya karena melihat tanda-tanda rahmat Allah menyertai kita melangkah hari demi hari? Ataukah kita melihatnya sebagai langkah maju menuju arah yang benar arah yang Tuhan tunjukkan secara samar pada kita? Kita berterima kasih untuk kawan-kawan baru yang kita temui sepanjang perjalanan di tahun lalu, dan memasuki tahun yang baru mereka menjadi ‘konco lawas’ tapi telah turut mewarnai kehidupan kita dan memperkaya makna kemanusiaan kita. Mungkin ada juga kawan yang sampai saat ini baru sekali kita jumpai sejak pertemuan pertama, seperti Keluarga Kudus yang hanya sesaat itu dikunjungi para gembala di Betlehem, jauh dari tempat tinggalnya. Untuk mereka yang hanya kita jumpai sesaat semoga juga memberikan arti dalam perjalanan hidup kita.
Kita memiliki pengharapan baru akan keluarga kita, akan pasangan kita dan anak-anak kita. Juga harapan baru akan pekerjaan atau karir serta usaha kita. Tapi tentunya kita pun harus menambah komitmen-komitmen yang terus disempurnakan sebagai tanda kita sungguh mengasihi mereka. Maka di hari perayaan Santa Perawan Maria, kita meneladaninya dengan senantiasa menyimpan segala sesuatu yang kita alami sebagai tanda penyertaan Tuhan untuk merenungkannya serta mensyukurinya. Kebiasaan Bunda Maria untuk merenungkan apa yang terjadi merupakan upaya melihat segala sesuatu dengan mata hati, patut dan layak untuk diikuti sehingga kita tidak larut dengan kesibukan dan akhirnya memiliki mata hati yang tidak buta dan mampu mengenali rahmat Allah yang melimpah.
Selamat Tahun Baru dan semoga kita siap membuat tujuan-tujuan yang baru untuk dicapai, siap mendapatkan kesempatan baru untuk dicoba, siap mendapatkan kekuatan baru, juga siap menerima rahmat yang selalu baru. Marilah kita senantiasa terbuka untuk selalu diperbaharui agar semakin mampu melihat dan mensyukuri rahmat penyertaanNya di hari-hari mendatang.
==============================================================================================
Bacaan Luk 2:16-21
“Lalu mereka cepat-cepat berangkat dan menjumpai Maria dan Yusuf dan bayi itu, yang sedang berbaring di dalam palungan. Dan ketika mereka melihat-Nya, mereka memberitahukan apa yang telah dikatakan kepada mereka tentang Anak itu. Dan semua orang yang mendengarnya heran tentang apa yang dikatakan gembala-gembala itu kepada mereka. Tetapi Maria menyimpan segala perkara itu di dalam hatinya dan merenungkannya. Maka kembalilah gembala-gembala itu sambil memuji dan memuliakan Allah karena segala sesuatu yang mereka dengar dan mereka lihat, semuanya sesuai dengan apa yang telah dikatakan kepada mereka. Dan ketika genap delapan hari dan Ia harus disunatkan, Ia diberi nama Yesus, yaitu nama yang disebut oleh malaikat sebelum Ia dikandung ibu-Nya”