“Hai Ibu, sungguh besar imanmu!”
Banyak dijumpai joke-joke yang menyatakan kesombongan orang Yahudi. Mereka hanya mengenal dua bangsa didunia ini yaitu bangsa Yahudi – pilihan Allah – dan bangsa bukan Yahudi atau kafir. Bacaan hari ini menggambarkan Yesus yang membeda-bedakan atau memilih siapa yang ingin dilayaniNya; ungkapanNya bisa dianggap sebagai suatu pernyataan yang rasialis. Padahal justru sebaliknya ada pengajaran yang sangat berharga bisa dipetik dari kisah ini. Yesus berada didalam lingkungan masyarakat yang memiliki pola pikir bahwa orang-orang Yahudi adalah umat pilihan Allah; sedangkan bangsa lain tidak berhak menerima berkat Allah sehingga dinilai lebih rendah.
Yesus menjawab “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel”. Hal ini adalah untuk menguji iman perempuan tersebut dan bahkan lebih jauh lagi Yesus mengucapkan kata-kata yang kedengarannya “kasar” sekali yaitu “anjing”. Yesus menggunakan kata “anjing” karena memang orang-orang Yahudi menganggap orang-orang Kanaan rendah dan menyebut orang-orang Kanaan “anjing”. Inipun tampak dari sikap para murid yang menginginkan Yesus untuk mengusir perempuan Kanaan yang ‘mengganggu’ karena tidak ‘selevel’ dengan mereka.
Yesus telah menyembuhkan begitu banyak orang tetapi tidak semuanya memiliki iman seperti perempuan Kanaan ini, yang justru dari kalangan yang terhina dengan sebutan “anjing”. Bukan itu saja perempuan Kanaan tidak merasa tersinggung dan bahkan mempunyai keberanian untuk tetap memohon.Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Perempuan Kanaan itu tetap dengan berani memohon agar anak perempuannya disembuhkan oleh Yesus.
Ia mengatakan bahwa ia tidak meminta apa yang diperuntukkan bagi orang Israel tetapi ia hanya meminta yang layak ia dapatkan, yakni remah-remahnya. Di sini kita melihat bagaimana besar imannya, karena ia tidak memaksakan kehendaknya tetapi ia benar-benar memfokuskan permohonnya kepada belas-kasihan dari Yesus. Ia tetap menganggap suatu anugerah walaupun dia hanya mendapatkan remah-remah, sesuatu yang tidak lagi dihargai orang lain.
Seorang perempuan dari kalangan kafir dan seorang dari warga kelas dua, tetapi karena cintanya terhadap anak perempuannya telah membuat dia berani menembus batas-batas budaya, tradisi dan gender dengan ketabahan dan keberanian. Inilah yang kemudian membuat Tuhan Yesus menjadi kagum dan menjadi pembelajaran bagi murid-murid Yesus yang berada disekitarNya.
Dalam kejadian itu, terbukti bahwa pelayanan Yesuspun menembus batas-batas kebiasan eksklusifitas Yahudi, Perempuan Kanaan itupun mendapat belas-kasihan dari Yesus. Perempuan ini telah datang pada alamat yang tepat, dia memiliki sikap yang benar, dan mendapatkan anugerah-Nya yang telah terbukti mendobrak pola pikir rasialis bangsa Yahudi masa itu. Yesus berkata “Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh. Yesus telah dibuat kagum oleh iman dan kesederhanaan pola pikir dari perempuan Kanaan itu. Pujian semacam ini sangat jarang diucapkan oleh Yesus!
Semoga dengan segala kerendahan hati kita tetap memiliki pengharapan seperti perempuan Kanaan ini. Kita memang orang berdosa yang tidak layak bagi Tuhan, tapi kita menaruh seluruh pengharapan kita kepadaNya. Segala kasih anugerahNya adalah rahmat senantiasa.
==============================================================================================
Matius 15: 21-28
Pada suatu hari Yesus menyingkir ke daerah Tirus dan Sidon. Maka datanglah seorang perempuan Kanaan dari daerah itu dan berseru: “Kasihanilah aku, ya Tuhan, Anak Daud, karena anakku perempuan kerasukan setan dan sangat menderita.” Tetapi Yesus sama sekali tidak menjawabnya. Lalu murid-murid-Nya datang dan meminta kepada-Nya: “Suruhlah ia pergi, ia mengikuti kita dengan berteriak-teriak.” Jawab Yesus: “Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel.” Tetapi perempuan itu mendekat dan menyembah Dia sambil berkata: “Tuhan, tolonglah aku.” Tetapi Yesus menjawab: “Tidak patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.” Kata perempuan itu: “Benar Tuhan, namun anjing itu makan remah-remah yang jatuh dari meja tuannya.” Maka Yesus menjawab dan berkata kepadanya: “Hai Ibu, besar imanmu, maka jadilah kepadamu seperti yang kaukehendaki.” Dan seketika itu juga anaknya sembuh.