Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku,
Masih ingat dengan kejadian-kejadian dibakarnya/dirusakn ya Gereja, lalu terakhir Sekolah Sang Timur di Cileduk dilarang menyelenggarakan ibadat, karena di serbu ramai-ramai oleh umat yang tidak senang dan merasa terganggu kemapanannya. Demikian juga banyak kasus yang tidak terekspos dibeberapa tempat, dan semua itu tuduhannya adalah melanggar, tetapi tidak jelas apa yang dilanggar, karena memang tidak ada pasal dalam KUHP yang dilanggar, namun ternyata yang dipakai adalah hukum rimba. Dilakukan diplomasipun percuma, karena mereka telah membutakan mata dan menulikan telinga serta membekukan hatinya, maka Yesus ber diplomasi tiada guna, menyingkir ke seberang Sungai Yordan adalah jalan terbaik.
Saya ingin menggaris-bawahi saja, bahwa adakalanya kita harus mundur selangkah untuk menyusun strategi maju sepuluh langkah, walaupun kita mampu melawan, namun kalau lewat jalan diplomasi saja sulit apalagi lewat jalan kekerasan, yang terjadi hanyalah melahirkan kekerasan-kekerasan baru, inilah yang dihindari Yesus. Seandainya ketika itu Yesus tidak menyingkir, tentu sejarah akan mencatat lain.
Perlu juga menjadi catatan bagi kita pribadi yang sudah menjadi anak Allah dan setelah di baptis, kita pun hidup sehakekat dengan Allah, dengan demikian kita wajib saling memuliakan juga sesama kita, jadi janganlah saling menghujat, memfitnah, menyakiti bahkan saling membunuh. Kalau demikian sikap kita, tentu tidak berbeda dengan orang-orang Yahudi ketika itu. “Lho bukankah Yesus sendiri adalah orang Yahudi?” Secara fisik ya, karena mengikuti garis keturunan, tetapi setelah dibaptis Dia adalah putra Allah dan sudah menjadi milik semua bangsa, demikian juga kita dan bukan menghujat Allah?
Yesus hendak menyelamatkan bangsanya dari hukuman Allah, dengan cara me-revolusi aturan dan budaya bangsa yahudi ketika itu, dan Dia konsisten melaksanakan kehendak BapaNya, maka Yesus memisahkan dirinya sebagai bangsa Yahudi yang nantinya akan primordial. Demikian juga hendaknya kita pun harus melakukan tugas perutusan sesuai dengan salib yang kita panggul, antara lain dengan menggunakan hak pilih kita sebagai bentuk tanggung jawab melahirkan negara yang benar-benar demokratis secara evolusi.
Kita adalah bangsa Indonesia yang satu dan berdaulat, bukan lagi hanya sekedar sebagai orang Katolik, orang Kristen, atau orang-orangan, ada hal yang lebih penting dari sekedar bangga dengan primordial agama tapi menolak salib. Maka cobalah renungkan sekali lagi apa yang dikatakan oleh Yesus ini: “Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.” [Samsi Darmawan]
=====================================================================================
Yohanes 10:31-42
Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus. Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu dengan Allah.”
Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah? Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah–sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan– , masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku telah berkata: Aku Anak Allah?
Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku, tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku, percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka. Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ. Dan banyak orang datang kepada-Nya dan berkata: “Yohanes memang tidak membuat satu tandapun, tetapi semua yang pernah dikatakan Yohanes tentang orang ini adalah benar.” Dan banyak orang di situ percaya kepada-Nya.