Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!
Antara ‘mau’ dan ‘tahu’ sebenarnya gak beda jauh. Dibutuhkan pengetahuan untuk sampai pada tingkat pemahaman yang maksimal dalam pengertian dan akal budi manusia. Butuh pembelajaran dan pendidikan, perlu proses yang panjang untuk edukasi sampai mencapai taraf “tahu”. Tetapi untuk sampai pada tahapan ‘mau melakukan’ atau menginternalisasiannya dalam perbuatan , wah… that is another long story. Contohnya para perokok, begitu banyak informasi tentang segala bahaya dan resiko seorang perokok termasuk bagi para perokok pasif yang notabene keluarganya, orang-orang yang ia kasihi. Tapi teteeeuup… aja mereka memilih merokok terus. Resiko ditanggung penumpang lah…
Injil hari ini juga mengingatkan kita betapa tidak kurangnya pengetahuan kebijaksanaan manusia dalam memahami Sabda Tuhan. Para ahli Taurat tahu persis apa yang paling penting dalam hidup ini. Dari seluruh 10 perintah Allah masih ada hukum yang terutama yaitu hukum Kasih. Bahkan dikatakan jauh lebih penting dari tata cara ibadah yang berlaku.
Pada akhirnya semuanya berawal dan berpangkal pada Hukum Kasih. Setiap peraturan dan perundangan dibuat juga untuk menjunjung tinggi kasih, baik kepada Tuhan dan kepada sesama manusia. Kita semua tahu bahwa memang Hukum Kasih bersifat universal mengatasi segala bahasa, budaya, usia bahkan agama. Tapi manakala kita akan menerapkannya dalam lingkup kehidupan sehari-hari, apalagi sebagai pembuat kebijakan dan peraturan maka sering kita lupa dan menjadi kagok karenanya. Lupa pada Undang-Undang yang lebih tinggi, seperti UUD 45 dan dasar negara Pancasila, bahkan hukum yang tertinggi yaitu Hukum Kasih. Begitu banyak produk perundangan melupakan hakikat hukum utama dan yang terutama, bahkan berakibat menyengsarakan kehidupan rakyat kecil.
Kehidupan dalam keluargapun bila dilandari Hukum Kasih, pasti membuat siapapun betah untuk tinggal dan berkunjung. Sekolah/Universitas yang menerapkan Hukum Kasih tidak akan terlibat tawuran pelajar dan mahasiswa. Komunitas yang hidup dan menjaga Hukum Kasih juga pasti membuat warganya guyub satu sama lain saling membantu dan memperhatikan sesamanya.
Kalau saja semua manusia memahaminya dan menerapkannya, maka Kerajaan Allah sebenarnya gak usah jauh-jauh menunggu di Surga nanti, di bumi pun kita dapat merasakannya. Jadilah kehendakMu di bumi seperti didalam Surga, melalui tangan dan karya kita yang mengutamakan dan menjunjung tinggi serta mengamalkan Hukum Kasih. Dimulai dari kehidupan sehari-hari baik di rumah, kantor, sekolah dan dalam komunitas tempat kita tinggal dan berkarya. Semoga di masa Puasa ini kita belajar untuk lebih saling mengasihi dan berhenti menyakiti satu sama lain.
===============================================================
Bacaan Mrk 12:28b-34
“Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: “Hukum manakah yang paling utama?” Jawab Yesus: “Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: “Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, dan bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia. Memang mengasihi Dia dengan segenap hati dan dengan segenap pengertian dan dengan segenap kekuatan, dan juga mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri adalah jauh lebih utama dari pada semua korban bakaran dan korban sembelihan.” Yesus melihat, bagaimana bijaksananya jawab orang itu, dan Ia berkata kepadanya: “Engkau tidak jauh dari Kerajaan Allah!” Dan seorang pun tidak berani lagi menanyakan sesuatu kepada Yesus”