“Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.”
Setiap dari kita seharusnya bisa menuliskan perjalanan imannya, dari mulai menerima sakramen pembaptisan sampai seluruh sakramen yang diterimanya. Terutama sekali saat-saat diantara kita menerima sakramen pengakuan dosa, saat itulah kita meninggalkan zona nyaman dimana kita begitu menikmati kehidupan pribadi kita berikut dosa-dosa kita. Tetapi begitu tawaran Tuhan datang memanggil kita, kita harus memutuskan untuk tinggal di zona nyaman atau maju keluar menuju zona tidak nyaman, meninggalkan kehidupan lama dan masuk ke dalam ketidak pastian.
Syukurlah melalui sakramen pengakuan dosa kita justru merasakan rahmat Tuhan yang memulihkan dan menerima kita kembali dengan segala keberdosaan kita. Kita mau mengakui bahwa kita tinggal tidak nyaman dengan dosa-dosa kita dan berniat meninggalkannya Oleh karenanya kita memohon pertolongan kekuatan dari Tuhan untuk memperbaikinya. Cinta Tuhan lebih dari cukup untuk mengajak kita memenuhi panggilanNya menjadi pengikut Kristus yang setia.
Tidak ada orang yang sempurna yang bisa langsung menyerupai Yesus, bahkan semua orang kuduspun mengalaminya. Setiap saat mereka menyadari kelemahan mereka dan memohon kekuatan dan cinta Tuhan lah yang menyempurnakannya. Demikian pula dalam kehidupan berkeluarga setiap pasangan kristiani berjuang keras untuk memenuhi panggilanNya sesuai dengan janji yang diucapkan pada Sakramen Pernikahan. Sekali dua kali dan bahkan berkali-kali mengalami kekeringan cinta akibat rutinitas dan berbagai badai dalam biduk rumah tangga. Terkadang perjuangan hanya dirasakan seorang diri tanpa keinginan pasangan untuk meninggalkan kebiasaan buruknya. Sungguh suasana yang tidak nyaman sementara pasangan kita hidup di zona nyaman.
Saat menerima keputusan PHK seluruh keluarga merasakan gelapnya masa depan, masuk ke zona amat sangat tidak nyaman. Membayangkan hilangnya seluruh kenikmatan akan fasilitas yang ada membuat kita frustrasi. Demikian juga dengan kehilangan kepala keluarga atau orang tua yang sakit parah bahkan dipanggil Tuhan, bukan hal mudah untuk menghadapinya. Bukan hanya kita tapi juga pasangan dan seluruh anggota keluarga akan menghadapi situasi ketidak pastian dengan ketahanan yang berbeda-beda. Disinilah letak kunci rahasia seorang pengikut Ktistus dalam menghadapi zona tidak nyaman.
Para murid yang sudah menikmati profesinya sebagai nelayan dan menetap di Danau Galilea, secara status mungkin juga sudah nyaman. Tetapi ada sesuatu dalam hidupnya yang hilang, harapan yang tadinya tumbuh melalui Yohanes Pembaptis menjadi kabur kembali karena ia ditangkap tentara Rum. Yesus tahu ada banyak orang yang kehilangan pegangan dan harapan terutama para pengikut Yohanes Pembaptis, mereka yang telah menyatakan dirinya untuk bertobat dan menerima Kerajaan Allah. Yesus datang memanggil mereka dan disaat kritis dalam hitungan sepersekian detik, para murid tidak ragu lagi dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Mereka belum paham apa artinya ‘menjala manusia’ karena yang mereka tahu hanya penjala ikan. Tapi mereka yakin bahwa mengikuti Yesus adalah keputusan yang benar.
Dalam situasi ketidak pastian yang kita alami kita punya pilihan, menyesali diri sendiri, menutup mata dan masa bodoh karenanya atau memilih kembali menerima tawaran dan panggilan Tuhan serta percaya hanya Dialah satu-satunya harapan kita. Sakramen Pengakuan Dosa membantu kita menerima kelemahan diri dan menyatakan bahwa kita sungguh mau mengikuti Yesus. Lebih baik kita memilih untuk tinggal di zona tidak nyaman dan menghadapi ketidakpastian tetapi bergantung pada Yesus, daripada tinggal di zona nyaman tapi menggantungkan kemampuan pada diri sendiri. Kapankah terakhir kali kita menerima Sakramen Pengakuan Dosa?
==============================================================================================
Bacaan Mrk (1:14-20)
14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah, 15 kata-Nya: “Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!” 16 Ketika Yesus sedang berjalan menyusur danau Galilea, Ia melihat Simon dan Andreas, saudara Simon. Mereka sedang menebarkan jala di danau, sebab mereka penjala ikan. 17 Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.” 18 Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.19 Dan setelah Yesus meneruskan perjalanan-Nya sedikit lagi, dilihat-Nya Yakobus, anak Zebedeus, dan Yohanes, saudaranya, sedang membereskan jala di dalam perahu. 20 Yesus segera memanggil mereka dan mereka meninggalkan ayahnya, Zebedeus, di dalam perahu bersama orang-orang upahannya lalu mengikuti Dia.