Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.
Dalam mempersiapkan kaderisasi Orang Muda Katolik di KAJ ini, bukanlah perkara mudah, walaupun dana, tempat dan pengisi acara sudah siap, ternyata mencari peserta juga memerlukan strategi dan energi tersendiri.
Hampir semua paroki, komisi dan kategorial Gereja serta politisi yang punya perhatian bagi orang muda menyampaikan keprihatinan yang besar terhadap kaderisasi, sehingga program ini merupakan hal yang mendesak, hanya saja ketika diadakan kegiatan ini, tantangan dan kurang peduli paling besar adalah dari hierarkhi sendiri.
Dimulai dengan satu-dua Pastor Paroki yang tidak memberi kabar, tidak mau mengirimkan peserta, hingga tidak mau membiayai umatnya sebagai peserta, lalu ketidak-pedulian pengurus paroki, ditambah lagi sedikitnya para orang tua yang peduli serta minimnya dukungan teman-teman, sulitnya mencari pastor yang mau mendampingi kaderisasi selama 3 hari 2 malam hampir membuat frustasi, kalaupun ada hanya mau “hit and run” saja. Puji Tuhan, bersama trainer Hengky dan Istoto (dari Jogya), dihari terakhir sebelum berangkat ke lokasi kaderisasi kami mendapatkan kesediaan Pastor Dundu CICM, kebetulan sedang berlibur di Indonesia, ladang gembalanya ada di Kongo, Afrika. Jumat ini beliau kembali kesana, terima kasih romo atas kepedulianmu terhadap orang muda.
Dengan kenyataan yang demikian, saya sangat meragukan niat kita mau mencari seekor domba yang tersesat, karena kaderisasi yang merupakan jalan agar domba-domba tidak tersesat hanya setengah hati kita dukung, kalaupun ada yang berucap semangat hanyalah sebuah retorika saja. Maka jangan harapkan domba yang tersesat itu akan ditemukan, bahkan mungkin saja akan bertambah banyak domba yang tersesat dan hilang.
Tidak kalah gembiranya dengan menemukan domba yang sesat, ketika hasil akhir dari kaderisasi, semua peserta berkomitmen membentuk jaringan dan meneruskannya dalam bentuk kelompok ragi 29, dan masing-masing peserta bersemangat untuk berbagi di parokinya, minimal sebagi penyelenggara untuk kaderisasi dasar. Kami hanya memfasilitasi saja agar makin banyak terbentuk ragi-ragi yang lain. Walau kami belum menemukan domba yang sesat, tetapi sudah memiliki jaringan untuk mencari dan dengan terang Roh Kudus, semoga kami tetap dijalan yang benar untuk mewartakan Kerajaan Allah.
Melihat hasil akhir yang begitu luar biasa, bagi kami merupakan berkah yang tak ternilai, sehingga tidak merasa rugi atau menyesal meninggalkan rumah, keluarga, pekerjaan dan termasuk teman yang dalam kondisi sakitpun seperti tidak dirasakan. Bahkan beberapa teman yang menyempatkan hadir walau hanya sejenak, ditengah kesibukan membenahi persoalan krisis ekonomi global saat ini, sungguh menambah semangat kami.
Ketika bangun dari tidur, hanya ada dua pilihan. Kembali tidur dan memeluk mimpi atau bangkit dari tempat tidur dan mengejar mimpi. [Samsi Darmawan]
===================================================================
Matius 18:12-14
“Bagaimana pendapatmu? Jika seorang mempunyai seratus ekor domba, dan seekor di antaranya sesat, tidakkah ia akan meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di pegunungan dan pergi mencari yang sesat itu?
Dan Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jika ia berhasil menemukannya, lebih besar kegembiraannya atas yang seekor itu dari pada atas yang kesembilan puluh sembilan ekor yang tidak sesat. Demikian juga Bapamu yang di sorga tidak menghendaki supaya seorangpun dari anak-anak ini hilang.”