Namanya Pak Sajiran. Ia meniti kehidupan di kota Jakarta mulai dari kehidupan yang paling bawah sampai ke kehidupan yang boleh dikatakan cukup. Ia datang ke Jakarta tanpa ketrampilan yang memadai. Ia hidup dengan memulung berbagai pecahan kaca dan botol yang ada di kali. Dalam suasana sulit ia tetap bertahan dan tekun menjalani hidup. Pernah ia mengumpulkan uang dari hasil memulung untuk mendirikan bengkel sepeda yang sederhana. Akhirnya, ia bisa membeli satu becak. Dari satu becak ini berkembang menjadi juragan becak. Karier sebagai juragan becak runtuh karena Gubernur Wiyogo melarang becak berkeliaran di ibukota. Dia sekarang menjadi tukang disamping menjadi juragan rumah kost. Anaknya empat. Dari hasil usahanya ia mampu membekali anak-anaknya dengan pendidikan yang cukup.
Kalau melihat secara fisik, tidak kelihatan bahwa Bapak itu telah mampu menaklukkan tantangan kehidupan yang begitu keras di ibukota. Bekalnya adalah daya tahan dan ketekunan dalam menjalani hidup. Itulah
Perseverantia, yang artinya “memiliki daya tahan dan ketekunan dalam menghadapi tantangan”. Perseverantia muncul kalau di dalam diri orang muncul suatu harapan atau keinginan atau cita-cita yang mau diraih. Tidak hanya dalam hidup jasmani, Perseverantia diperlukan tetapi juga dalam hidup rohani.
Dalam Injil hari ini (Luk11:5-13) Perseverantia tampak.”Mintalah, maka kamu akan diberi. Carilah maka kamu akan mendapat, ketuklah maka pintu akan dibukakan bagimu.” Minta, mencari, mengetuk
memerlukan suatu ketahanan. Banyak orang sekarang ini mudah mengeluh, mudah patah semangat, mudah kecewa, dan sebagainya yang menunjukkan tidak adanya ketahanan dan ketekunan. Bagi orang seperti ini sangat sulit untuk meraih cita-cita.
Teilhard de Chardin menyebutkan bahwa hendaknya dalam diri setiap orang ada suatu “intuisi awal” dalam mengerjakan sesuatu. Intuisi awal berupa tujuan, cita-cita, keinginan, harapan yang mau diraih lewat pekerjaan yang mau dilakukan. Kita bisa melihat, kalau ada mahasiswa yang merasa sulit untuk memulai menulis skripsi. Dalam otaknya tidak ada ide. Mungkin, dulu ketika memasuki jurusan yang ia pelajari hanya karena tidak diterima di mana-mana lalu masuk ke jurusan seadanya. Jadi, tidak ada intuisi awal. Perseverantia juga tidak pernah akan tampak.
Dalam hal ini, kita melihat pentingnya permohonan dalam setiap doa. Permohonan yang sungguh-sungguh akan mengarahkan doa kita. Yang jadi masalah adalah, permohonan macam mana yang kita miliki. Apakah kita cuma memperhatikan self will, self interest, self love kita. Atau, mau sungguh-sungguh mencintai Allah kita. Roh Kudus sendiri yang akan membangkitkan perseverantia dalam hidup kita seturut permohonan kita . Maka, di akhir Injil, Yesus mengatakan,”Ia akan memberikan Roh Kudus kepada siapa pun yang meminta kepada-Nya.” Sekalian kita melihat diri kita masing-masing, apakah kita mempunyai perseverantia dalam mengolah hidup rohani? Kalau tidak, mungkin kita tidak punya “intuisi awal” dalam setiap doa-doa kita.
====================================================================
Luk 11;5-13
11:5 Lalu kata-Nya kepada mereka: “Jika seorang di antara kamu pada tengah malam pergi ke rumah seorang sahabatnya dan berkata kepadanya: Saudara, pinjamkanlah kepadaku tiga roti,
11:6 sebab seorang sahabatku yang sedang berada dalam perjalanan singgah ke rumahku dan aku tidak mempunyai apa-apa untuk dihidangkan kepadanya;
11:7 masakan ia yang di dalam rumah itu akan menjawab: Jangan mengganggu aku, pintu sudah tertutup dan aku serta anak-anakku sudah tidur; aku tidak dapat bangun dan memberikannya kepada saudara.
11:8 Aku berkata kepadamu: Sekalipun ia tidak mau bangun dan memberikannya kepadanya karena orang itu adalah sahabatnya, namun karena sikapnya yang tidak malu itu, ia akan bangun juga dan memberikan kepadanya apa yang diperlukannya.
11:9 Oleh karena itu Aku berkata kepadamu: Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu.
11:10 Karena setiap orang yang meminta, menerima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibukakan.
11:11 Bapa manakah di antara kamu, jika anaknya minta ikan dari padanya, akan memberikan ular kepada anaknya itu ganti ikan?
11:12 Atau, jika ia minta telur, akan memberikan kepadanya kalajengking?
11:13 Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan Roh Kudus kepada mereka yang meminta kepada-Nya.”