Hai kamu orang bodoh betapa lambannya hatimu
Pada misa malam Paskah, romo paroki menyampaikan homili yang sangat sederhana dan mengena. Ia mengulas bacaan dari kitab kejadian bab I halaman pertama Kitab Suci. dimana Allah menciptakan dunia dan segala isinya. Segalanya baik diciptakan Allah, sangat baik dan sungguh amat baik. Sayangnya manusia sering dibutakan akan segala kebaikan yang ada disekitarnya. Kita hanya ingin melihat yang baik dari mata kita, gak jauh dari impian dan cita-cita kita. Sedikit saja melenceng malah menyalahkan Tuhan. Why me Lord? Kenapa hidup saya susah, saya salah apa Tuhan?
Renungan hari ini mengajak kita menyadari bahwa kehadiran Allah bukan hanya pada saat penciptaan, tetapi Ia tetap terus mencipta sampai hari ini. Kreasinya tidak berhenti bak lewat kehidupan yang terus hadir lewat bayi2, tanaman, binatang dsb. Juga kehadirannya lewat akal pikiran manusia yang secitra dan serupa dengan Allah, Ialah Allah penuh dengan kreativitas.
Kita sering dibutakan seperti murid-murid yang sudah sekian lama tinggal dan hidup bersama Yesus, mereka buta tidak mengenali kehadiran Yesus saat berakap-cakap denganNya dalam perjalanan ke Emaus. Mereka kecewa karena apa yang mereka alami jauh dari harapan, ternyata Yesus yang mereka kita bakal menjadi ‘Raja” orang Yahudi bisa mati sia-sia tergantung di kayu salib. Mereka tidak mengerti apa yang dimaksud Yesus bahwa Ia akan bangkit di hari ketiga.
Bukankah kita juga sering dibutakan akan sapaan Allah lewat berbagai hal disekitar kita? Ia hadir lewat orang-orang yang kita temui, lewat mereka yang disisihkan, lapar, dipenjara karena ketidakadilan, mereka yang sakit dan disingkirkan masyarakat. Tidakkah hati kita tergerak menyapa mereka? Beruntunglah kita masih bisa mengikuti Sakramen Ekaristi, disinilah kita kembali disapa dan diingatkan kehadiranNya. Melalui Ekaristi mata batin kita melotot lagi, hati kita menyala-nyala lagi dan menyambut cinta Tuhan. Kita tergerak untuk menyapa dan menolong mereka yang berkekurangan.
Semoga perjalanan Emaus kehidupan kita yang belum selesai di bumi ini, membuat kita tersadar setiap saat bahwa kehadiran kita juga bisa memberi arti bagi orang-orang yang membutuhkan saluran kasih Tuhan. Tuhan mencintai kita terlebih dulu, marilah kita membalasnya lewat orang-orang yang menderita disekitar kita. Kasihi mereka, perhatikan dan bantu mereka dengan apa yang kita miliki.
==================================================================================================
Bacaan Injil Luk 24:13-35
” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Hai kamu orang bodoh, betapa lambannya hatimu, sehingga kamu tidak percaya segala sesuatu, yang telah dikatakan para nabi! Bukankah Mesias harus menderita semuanya itu untuk masuk ke dalam kemuliaan-Nya?” Lalu Ia menjelaskan kepada mereka apa yang tertulis tentang Dia dalam seluruh Kitab Suci, mulai dari kitab-kitab Musa dan segala kitab nabi-nabi. Mereka mendekati kampung yang mereka tuju, lalu Ia berbuat seolah-olah hendak meneruskan perjalanan-Nya. Tetapi mereka sangat mendesak-Nya, katanya: “Tinggallah bersama-sama dengan kami, sebab hari telah menjelang malam dan matahari hampir terbenam.” Lalu masuklah Ia untuk tinggal bersama-sama dengan mereka. Waktu Ia duduk makan dengan mereka, Ia mengambil roti, mengucap berkat, lalu memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka. Ketika itu terbukalah mata mereka dan mereka pun mengenal Dia, tetapi Ia lenyap dari tengah-tengah mereka. Kata mereka seorang kepada yang lain: “Bukankah hati kita berkobar-kobar, ketika Ia berbicara dengan kita di tengah jalan dan ketika Ia menerangkan Kitab Suci kepada kita?” Lalu bangunlah mereka dan terus kembali ke Yerusalem. Di situ mereka mendapati kesebelas murid itu. Mereka sedang berkumpul bersama-sama dengan teman-teman mereka. Kata mereka itu: “Sesungguhnya Tuhan telah bangkit dan telah menampakkan diri kepada Simon.” Lalu kedua orang itu pun menceriterakan apa yang terjadi di tengah jalan dan bagaimana mereka mengenal Dia pada waktu Ia memecah-mecahkan roti.”