“Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus Aku.”
Sebagai katekis saya sering ngobrol dengan para katekumen menanyakan apa yang membuat mereka tertarik untuk mengenal ajaran Katolik lebih jauh lagi, apalagi mereka harus memenuhi absensi dalam jumlah tertentu sebelum dibaptis. Itupun kalau lolos lewat wawancara akhir dengan romo. Umumnya mereka menjawab bahwa hal yang paling menarik mereka adalah pola hidup beberapa kerabat yang mereka kenal, entah tetangganya, entah keluarga jauh atau bahkan teman sekantornya. Mereka mencari tahu apa yang membuat orang-orang ini bertahan dalam berbagai tantangan hidup, mereka begitu gigih beriman pada Kristus dan tetap lembut hati walau sedang dalam guncangan.
Disisi lain ada saja komentar miring tentang minimnya pengalaman iman orang katolik sehingga mereka sendiri tidak dapat menjawab beberapa pertanyaan mendasar tentang iman katolik bila ditanyakan oleh yang non-katolik. Dengan tenang cuma menjawab ” saya mah katolik biasa-biasa aja, dari sono sudah begini. Cukup.” ….*tepok jidat…
Injil hari ini cukup keras mengingatkan kita sejauhmana kita berani mempertahankan iman kita akan Kristus. Kita tidak dituntut menjadi pembela iman Kristiani atau pembela Kristus yang mungkin bisa berjenggot dan berjubah putih seperti Kristus. Tetapi kita perlu mengambil waktu, retreat sejenak, betul-betul sejauhmana kita berani mengakui Kristus dihadapan yang lain. Bukan sekedar membuat tanda salib saat menjelang makan ditempat publik. Tetapi dalam perilaku keseharian kita apakah kita sungguh menjadi teladan yang diilhami oleh ajaran Kristus?
Tentu teman-teman pengusaha dan politikus susah menjawabnya…. Kalau lurus terus nanti gimana dong usaha saya? Gimana dengan posisi saya? Hhhmm… yang mahasiswa dan masih sekolah juga susah menjawab kalau kebiasaan mendapat nilai bagus t sebagai hasil menyontek tidak juga hilang. Berapa banyak dari kita tetap memberikan uang pelicin saat membuat KTP dan SIM? Tetapi menarik juga karena masih ada sekolah katolik memilih tidak menggunakan dana BOS bila harus menyediakan kwitansi kosong dan melakukan mark-up harga perlengkapan sekolah atas permintaan oknum birokrat. Ada juga yang legowo menerima tidak naik pangkat dan dipromosi karena tidak mau mengingkari imannya. Sayangnya yang baik-baik begini tidak dan jarang di ekspose media. Biasalah bad news kan good news… laris dibaca dan mengundang iklan. Atau bisa juga demi ‘keamanan’ mending diam-diam saja.
Semoga kutipan Injil hari ini membuat kira merenung sejenak, apakah kita memahami betapa besar perjuangan Kristus dalam upayanya menebus kita? Rela menderita, sengsara berhari-hari sampai wafat di kayu salib demi menebus kita manusia yang selalu jatuh dalam dosa. Apakah kita mau mengakuinya melalui perbuatan kita yang meneladani Kristus? apakah kita berani menyaksikan cintaNya yang selalu hadir dalam berbagai sisi kehidupan kita dan membagikannya kepada orang-orang disekitar kita? Apakah kita berani mengakui iman kita dengan menolak dosa, dan menghindari kesempatan berbuat dosa? Sejauh mana kita berani mengambil resiko sebagai pengikut Kristus? Resiko mendapat berkatnya sih mau, tetapi bagaimana dengan resiko lainnya……
==========================================================================================
Bacaan Injil Matius (10:34-11:1)
Pada suatu hari Yesus bersabda kepada keduabelas murid-Nya, “Jangan kalian menyangka, bahwa Aku datang untuk membawa damai di atas bumi. Aku datang bukan untuk membawa damai, melainkan pedang. Sebab Aku datang untuk memisahkan orang dari ayahnya, anak perempuan dari ibunya, menantu perempuan dari ibu mertuanya, dan musuh orang ialah seisi rumahnya. Barangsiapa mengasihi bapa atau ibunya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Dan barangsiapa mengasihi puteranya atau puterinya lebih daripada-Ku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa tidak memikul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak layak bagi-Ku. Barangsiapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya demi Aku, ia akan memperoleh kembali. Barangsiapa menyambut kalian, ia menyambut Aku, dan barangsiapa menyambut Aku, ia menyambut Dia yang mengutus aku. Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang yang benar sebagai orang benar, ia kan menerima upah orang benar. Dan barangsiapa memberi air sejuk secangkir saja kepada salah seorang yang kecil ini, karena ia murid-Ku, Aku berkata kepadamu, sungguh ia takkan kehilangan upahnya.” Setelah Yesus selesai mengajar keduabelas rasul-Nya, Ia pergi dari sana untuk mengajar dan memberitakan Injil di dalam kota-kota mereka.