supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu
Bacaan Surat Paulus di bawah ini mengajak kita mengenakan ‘manusia baru’ kita. Tetapi sayangnya sering permandian kita, kita pandang sebagai suatu mantera saja atau suatu KTP yang asal jadi, maka kita menganggap bahwa diri kita sudah dapat diterima dalam Kerajaan Allah. Maka banyak anak dipermandikan dan orang tua merasa sudah cukup bagi anak-anak itu untuk menjadi orang-orang kristiani. Orang-orang dalam sakratul maut juga minta dipermandikan dan anak-anak merasa bahwa itu cukup untuk papi atau mami yang tua itu, supaya orangtua mereka diterima oleh Tuhan.
Diterima atau tidak oleh Tuhan, itulah pasti keputusan Allah pada saat orang-orang menghadap kepadaNya. Tetapi anak-anak yang dipermandikan dan tidak dididik secara kristiani, pasti mereka tidak dapat disebut demikian, karena yang menentukan menjadi kristiani adalah sikap atau perilaku sebagai orang yang rela mengikuti cara kehidupan Yesus. Jadi dari orangtuanyalah anak-anak kita mengenal Yesus, mengenal hidup benar secara kristiani. Sayangnya banyak dari kita tidak menyadari tanggungjawab ini. Juga banyak dari kita merasa sudah beres dan lepas tanggungjawab bila kita telah menyekolahkan anak-anak kita di sekolah-sekolah katolik. Lembaga pendidikan hanya melengkapi apa yang kurang diberikan di rumah. Juga bila anak mendapatkan pembinaan di sekolah jarang sekali orangtua menanyakannya.
Dan kita mengenal istilah ‘kelahiran baru’. Permandian dinamakan juga kelahiran baru. Kepada Nikodemus, Yesus bicara tentang ‘lahir lagi dari air dan Roh’ (Yoh 3:5) Santo Paulus menolong orang-orang Efesus supaya dapat mengerti apa artinya lahir kembali dari Roh. Maka ia bicara tentang suatu pembaharuan; ” Supaya kamu diperbaharui di dalam roh dan pikiranmu dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah’ (Ef 4:23-24)
Maka menjadi orang kristiani adalah suatu proses. Kita perlu mengenal Yesus dan belajar dariNya. Dan terutama kita harus berusaha supaya apa yang diperbuat oleh Yesus dapat juga diulangi oleh orang yang percaya kepadaNya. Kita perlu meneladanNya. Dan hal itu menuntut berbagai sikap yang dijelaskan oleh Santo paulus: buanglah dusta, kemarahan harus dikontrol, perlu saling memaafkan setiap hari, hidup mandiri dan tidak merugikan orang lain, pembicaraan harus sopan, dan peka terhadap dorongan Roh Kudus, serta menjadi orang yang bisa menghargai dan membantu sesama. Dengan daftar paulus itu, baru kita sadar bahwa menjadi kristiani adalah suatu perjuangan terus menerus seumur hidup kita, tetapi suatu perjuangan yang setiap hari mengisi hati kita dengan damai dan sukacita.Sumber: Novena Pentakosta – Subroto Wijojo SJ
=======================================================================================================
Bacaan dari Kitab Roma 4:23-32
supaya kamu dibaharui di dalam roh dan pikiranmu, dan mengenakan manusia baru, yang telah diciptakan menurut kehendak Allah di dalam kebenaran dan kekudusan yang sesungguhnya. Karena itu buanglah dusta dan berkatalah benar seorang kepada yang lain, karena kita adalah sesama anggota. Apabila kamu menjadi marah, janganlah kamu berbuat dosa: janganlah matahari terbenam, sebelum padam amarahmu dan janganlah beri kesempatan kepada Iblis.
Orang yang mencuri, janganlah ia mencuri lagi, tetapi baiklah ia bekerja keras dan melakukan pekerjaan yang baik dengan tangannya sendiri, supaya ia dapat membagikan sesuatu kepada orang yang berkekurangan. Janganlah ada perkataan kotor keluar dari mulutmu, tetapi pakailah perkataan yang baik untuk membangun, di mana perlu, supaya mereka yang mendengarnya, beroleh kasih karunia. Dan janganlah kamu mendukakan Roh Kudus Allah, yang telah memeteraikan kamu menjelang hari penyelamatan.Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.