Merenungkan
Lingkungan Santo Yoseph Randugumbolo merupakan lingkungan kecil yang berada jauh dari Pusat Paroki Santo Bernardinus. Umatnya 44 jiwa. Beberapa di antaranya menderita sakit. Vincentius Yamadipati, ketua lingkungan, berinisiatip mengundang romo paroki untuk mengadakan misa lingkungan sekaligus pengurapan bagi mereka yang sakit, menerima pengakuan dosa. Akhirnya Romo Paroki datang di lingkungan itu dan tinggal beberapa hari seraya memberikan pelayanan sakramen. Suasana penuh kegembiraan. Seorang warga bercerita bahwa ia merasa sungguh bahagia bisa menerima sakramen sebagaimana dia terima dari penjelasan katekis dulu.
Begitulah mereka memahami sakramen Gereja. Kata Sakramen berasal dari bahasa latin sacramentum yang digunakan untuk menerjemahkan kata mysterion (bahasa Yunani) dalam Kitab Suci. istilah mysterion-sacramentum ini menunjuk rencana keselamatan Allah yang terlaksana dalam sejarah hidup kita manusia melalui Tuhan Yesus Kristus. Perayaan sakramen-sakramen berarti perayaan karya keselamatan Allah melalui Tuhan Yesus Kristus itu dalam bentuk tanda atau simbol pada hidup konkret kita. Kita mengenal ada 7 sakramen yakni Baptis, Krisma, Ekaristi, Tobat, Pengurapan Orang Sakit, Perkawinan dan Imamat.
Hanya saja, tidak semua sakramen perlu untuk setiap orang, sekaligus tidak semua orang harus meneriam ke-7 sakramen. contohnya: yang sudah menerima sakramen imamat tidak boleh menerima sakramen perkawinan. lalu tingkatan dan pentingnya tujuh sakramen itu tidak sama saja. sakramen yang paling penting dan merupakan sumber serta puncak hidup kita adalah Perayaan Ekaristi. Sakramen-sakramen lain menuju kepada Ekaristi dan mengalir dari Ekaristi. Betapa luhurlah makna seluruh sakramen Gereja. Marilah dengan hati terbuak dan sikap yang tepat, kita hayati setiap perayaan sakramen yang kita rayakan dengan iman dan penuh syukur.