“ Lalu Yesus memanggil orang banyak dan murid-murid-Nya dan berkata kepada mereka: “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku. Karena siapa yang mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku dan karena Injil, ia akan menyelamatkannya. Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia, tetapi ia kehilangan nyawanya. Karena apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya? Sebab barangsiapa malu karena Aku dan karena perkataan-Ku di tengah-tengah angkatan yang tidak setia dan berdosa ini, Anak Manusia pun akan malu karena orang itu apabila Ia datang kelak dalam kemuliaan Bapa-Nya, diiringi malaikat-malaikat kudus.” Kata-Nya lagi kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya di antara orang yang hadir di sini ada yang tidak akan mati sebelum mereka melihat bahwa Kerajaan Allah telah datang dengan kuasa.”
Siap Hidup atau Siap Mati?
February 17, 2012 | 0 comments
“Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi ia kehilangan nyawanya”
Menjelaskan tujuan hidup bagi orang lain memang tidak mudah, apalagi bagi anak sendiri. Apalagi kalau kita sendiri masih belum menemukan apa tujuan hidup kita? Apa yang menjadikan kita puas dan bahagia dalam menapaki kehidupan, apakah cukup untuk membahagiakan keluarga atau ingin memberi arti bagi masyarakat? Atau ingin mengubah dunia? Halaah… Pertanyaan ini memang gampang dilontarkan, tapi susah dijawabnya. Memerlukan waktu bertahun-tahun untuk menemukan jawaban yang tepat… itupun kalau memang disadari perlu untuk dijawab. Maka saat anak saya yang masih SMP bertanya “Bunda, are you scared of death?” saya sempat terdiam beberapa waktu. Saya harus memutar otak mencari awaban apa yang tepat untuk anak seusianya, yang bisa membuat dia berani menapaki hidup, betapapun beratnya. Sempat curiga juga, jangan-jangan ia takut kehilangan ibunya. *Ge er juga…
Apa jawaban anda bila pertanyaan tersebut dilontarkan anak tercinta? Apakah anda akan cerita panjang lebar tentang Jesus sang Juru Selamat, yang telah menderita sengsara, wafat di kayu salib dan bangkit dihari ketiga untuk menebus dosa kita semua? Well,,… itu mah jawaban standar katekis yang penjelasannya bisa 1 sesi sendiri. Bisa jadi si anak terbengong-bengong, dan malah takut bertanya lebih jauh karena bakal ada kuliah sesi kedua hehehe….
Injil hari ini mengingatkan kita kembali apa esensi paling mendasar yang membuat kita memutuskan menjadi murid Kristus. Tahukah kita siapakah Kristus bagi kita, bukan kata orang, bukan kata Injil saja, bukan hanya kata romo dan para katekis, tetapi apa arti Kristus menurut kita sendiri. Apakah sungguh kita memahami ajaranNya dan mengamalkannya? Siapkah kita menanggung segala akibat dari penerapan kasih Kristus itu sendiri, termasuk siap untuk tidak menjadi populis saat setiap orang saling berlomba memperkaya diri dengan berbagai cara. Siap tidak promosi jabatan karena menolak melakukan praktek melanggar GCG? Berani gak dapat proyek tanpa potong komisi kiri kanan dan berkomentar ah.. yang ketangkep KPK pas apes aja! Waah…
Kalau sudah siap dengan segala konsekwensi, tentu juga siap dengan segala rahmatNya. Bisa tidur nyenyak, bisa makan enak dan bisa hidup tanpa rasa waswas tanpa ketakutan itu juga rahmat lho. Tetapi kalau belum siap menghadapinya, silahkan mencari jawaban sendiri, Jangan khawatir, Roh Kudus akan membimbing kita untuk menemukanNya. Ia lebih dulu mencari kita daripada kita merindukanNya.
Maka kembali kepada pertanyaan semula: Are you scared of death? Saya hanya mengelus kepalanya dengan tersenyum : Offcourse not my dear. Bunda tidak takut mati, kematian bisa datang kapan saja Tuhan mau. Bisa bunda duluan, bisa ayah duluan dipanggil Tuhan. Bunda tidak takut mati, juga tidak takut menghadapi kehidupan karena Tuhan Jesus senantiasa bersama kita. Tapi halnya kehidupan itu juga datang dan kita terima sebagai rahmat Tuhan, buktinya kita diberi hari yang baru setiap pagi. Kalau kematian bisa datang setiap saat, kehidupan pun datang setiap saat sebagai pemberian Tuhan. Jadi, buat apa takut? Setiap hari hanya rasa syukur yang bunda naikkan. Bersyukur hari ini bunda bisa memelukmu nak, bisa menemani kamu saat kamu sedih dan bahagia.
Semoga kita semakin berani menapaki kehidupan dan tidak dihantui ketakutan menghadapi kematian. Karena Yesus telah membuktikan cintaNya dengan mati di kayu salib agar kita bisa hidup selamanya. Mari kita buktikan dengan mengisi hari-hari kehidupan dengan penuh sukacita bersamaNya.
========================================================================================================================
Bacaan Injil Mrk 8:34-9:1