“Ia mengutus mereka berdua-dua mendahuluiNya”
Yang paling menyedihkan itu adalah kesepian, tidak ada teman berbagi, tidak ada teman yang bisa mendengarkan kita. Banyak kasus depresi diawali karena kesendirian, tidak ada tempat untuk berbagi suka dan duka. Bukan berarti kalau sudah memiliki pasangan tidak bakal depresi lho. Ada saja pasangan yang salahsatunya merasa tetap kesepian. Kehadiran secara fisik tidak berarti bagi pasangannya. Tapi disisi lain pasangan yang berpisah karena tugas pun tetap bisa dekat dihati. Berdua tapi bisa tetap merasa kesepian. Galau benerrr….
Rupanya Tuhan tahu benar tidak enak sendirian, tidak ada teman berbagi. Dalam keadaan senang saja kita juga perlu teman berbagi sukacita, apalagi dalam keadaan susah dan tertekan. Oleh karenanya dalam mengikuti Jesuspun kita diberikan teman seperjalanan dalam iman. Teman yang bisa saling meneguhkan dan saling mendoakan. Mungkin secara fisik kita jarang bertemu, tetapi begitu ‘on’ via BB or sms, mereka siap mendengarkan kita, bahkan mendukung kita didalam doa.
Pada beberapa kesempatan dan kejadian saya pernah mengalami keraguan dan terkadang ketakutan.Galau rasanya…. Untunglah ada suami yang setia mendoakan dan mendengarkan. Ada teman-teman dekat yang juga bersedia berbagi dan bahkan mendukung dengan doa dan puasa. Rasanya beban yang saya hadapi serasa lebih ringan. Toh akhirnya semua damai sejahtera dan sukacita senantiasa walaupun hasilnya tidak sebaik yang kita harapkan. Tetap semangkaaa….. semangat kakak!
Injil hari ini mengingatkan kita pada janji Tuhan bahwa bagi setiap orang yang ingin terlibat dalam karya pekabaran Injil, dalam karya penyebaran kasihNya, pasti diberikan teman seperjalanan. Mungkin bukan teman dalam arii fisik yang selalu ada bersama kita, bukan juga selalu berarti pasangan seumur hidup. Tetapi teman yang juga sama-sama dalam tingkat iman yang juga terpanggil melakukan pekabaran Injil. Teman yang mendukung dalam doa, menghibur saat susah, mengingatkan akan kewajiban kita dan tentunya ikut bersuka cita saat kita berhasil melakukan tugas.
Itulah komunitas orang beriman. Tidak ada orang yang bisa bertumbuh dalam iman sendirian. Dibutuhkan upaya saling menopang satu sama lain, saling mendoakan dalam suka dan duka. Kekuatan komunitas semakin nampak saat menghadapi tekanan-tekanan. Para murid yang dikejar-kejar saat melakukan pekabaran Injil, menyingkir kekota lain sambil tetap mengajarkan ajaran kasih. Toh Injil tetap tersebar.
Demikian pula bila kita ditolak, diusir, tidak diterima, tetaplah berdoa dan mengucap syukur, sampaikan pada sahabat kita yang senantiasa mendoakan kita. Pasti Tuhan akan berikan hikmat. Kuasa-kuasa yang dijanjikanNya dalam Injil memampukan setiap orang saling mendoakan dan saling meneguhkan. Saya bersyukur banyak teman-teman yang setia mendoakan lewat BBM dan SMS tiap kali saya membutuhkan doa mereka sebelum melakukan pelayanan. Saya tidak takut dan ragu lagi karena ada teman-teman yang mendampingi dengan doa, walaupun mereka tidak hadir disebelah saya. Apabila sudah selesai dengan baik, saya tentu tidak lupa melaporkan hasilnya dan mengucapkan terimakasih atas doa mereka. Itulah teman seperjalanan dalam penziarahan hidup yang memampukan kita bertahan dari waktu ke waktu, dari pelayanan yang satu ke pelayanan yang lain yang lebih berat dan menantang.
Terimakasih Tuhan untuk teman-teman yang kau pertemukan dalam penziarahan hidup ini. Happy Valentine, semoga persahabatan yang telah ada membimbing satu sama lain untuk bertumbuh dalam iman bahkan sampai selesai melakukan tugas pewartaanNya. Kiranya rahmat dan kasih Tuhan melingkupi mereka dan keluarganya senantiasa.
=======================================================================================================
Bacaan Injil Luk 10:1-9
“Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. Kata-Nya kepada mereka: “Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapa pun selama dalam perjalanan. Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah.Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.”