“Gereja Yang Signifikan dan Relevan Melalui Dialog Ekumenis dan Interreligius”
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Setiap tahun, pada tanggal 18-25 Januari, bersama seluruh umat Kristiani sedunia, kita berdoa untuk kesatuan umat Kristiani. Selama satu pekan itu, kita mengalami dan menghayati yang disebut Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani. Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani merupakan buah kerja sama antara Dewan Kepausan untuk Kesatuan umat Kristiani (Gereja Kristen Katolik Roma di Vatikan) dan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia (Gereja Kristen Protestan di Geneva). Ikut serta dalam gerakan ini juga Gereja-Gereja Ortodoks.
Tradisi ini sudah dimulai secara ekumenis sejak tahun 1908. Dengan demikian, terhitung pada tahun 2012 ini, usia tradisi dan praktek Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani sudah lebih dari satu abad. Doa Yesus sendiri “Semoga mereka semua menjadi satu sehingga dunia percaya” (Yoh 17:21) menjadi dasar Alkitabiah Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani ini.
Penanggalan Liturgi Gereja Katolik Roma selalu mencantumkan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani di dalamnya. Harapannya, agar umat ikut serta ambil bagian dalam gerakan ini dan menjadikannya sebagai intensi di dalam Perayaan Ekaristi yang dipersembahkan selama pekan tersebut.
Sebagai anggota Gereja Katolik, kita juga diundang untuk turut ambil bagian di dalam gerakan tersebut. Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, selama tiga tahun terakhir ini, menyediakan bahan-bahan permenungan dan mengirimkannya ke paroki-paroki dan komunitas-komunitas, untuk membantu umat Katolik di Keuskupan Agung Semarang ikut serta di dalam gerakan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani tersebut.
Bahan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani tersebut dibuat berdasarkan bahan Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani yang diterbitkan oleh kerja sama antara Dewan Kepausan untuk Kesatuan umat Kristiani dan Komisi Iman dan Hukum Dewan Gereja-Gereja Sedunia. Tahun ini, tema yang ditawarkan untuk direnungkan adalah ”Kemenangan Tuhan Kita Yesus Kristus Mengubah Hidup Kita” (bdk. 1Kor 15:51-58).
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Dalam satu pekan selama Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani, selalu ada Hari Minggu. Sejak tahun 2011 yang lalu, Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang, mengusulkan agar Hari Minggu dalam Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani menjadi Hari Minggu HAK, yakni kesempatan khusus bagi umat Katolik, khususnya di paroki-paroki, untuk merajut hubungan antaragama dan kepercayaan melalui praksis dialog.
Sesungguhnya, tujuan utama dari dialog antaragama dan kepercayaan tidak lain adalah untuk mewartakan bahwa Kerajaan Allah sudah dekat (bdk. Mrk 1:15). Sebagaimana kita dengarkan di dalam bacaan Injil hari ini (Minggu Biasa III, tahun B), saat Yesus tampil pertama kali di Galilea, Ia berkeliling dan memberitakan Injil Allah sambil berseru, ”Waktunya telah genap, Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:14-15).
Merajut dialog antaragama dan kepercayaan berarti mengalami dan mewartakan bahwa Kerajaan Allah sungguh dekat dengan kita. Cita-cita inilah yang dirumuskan dalam alinea pertama Arah Dasar Umat Allah Keuskupan Agung Semarang 2011-2015, ”Umat Allah Keuskupan Agung Semarang sebagai persekutuan paguyuban-paguyuban murid-murid Yesus Kristus, dalam bimbingan Roh Kudus, berupaya menghadirkan Kerajaan Allah sehingga semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat.”
Upaya menghadirkan Kerajaan Allah sehingga umat Katolik sebagai murid-murid Yesus Kristus semakin signifikan dan relevan bagi warganya dan masyarakat terjadi salah satunya melalui dialog antaragama dan kepercayaan. Inilah juga yang diserukan oleh Para Bapa Konsili Vatikan II dalam dokumen Nostra Aetate, yakni Pernyataan tentang Hubungan Gereja (Katolik) dengan Agama-Agama Bukan Kristiani, ”Gereja mendorong para puteranya, supaya dengan bijaksana dan penuh kasih, melalui dialog dan kerja sama dengan para penganut agama-agama lain, sambil memberi kesaksian tentang iman serta perihidup kristiani, mengakui, memelihara dan mengembangkan harta-kekayaan rohani dan moral serta nilai-nilai sosio-budaya, yang terdapat pada mereka” (Nostra Aetate 2).
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Dalam rangka Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani dan Hari Minggu HAK Keuskupan Agung Semarang, marilah kita menjadi murid-murid Yesus Kristus yang semakin signifikan dan relevan bagi sesama umat dan masyarakat. Karenanya, sangat dianjurkan, agar umat menghayati hari-hari selama Pekan Doa Sedunia untuk Kesatuan Umat Kristiani dan Hari Minggu HAK ini dengan merajut dialog melalui dua hal. Pertama, merajut dialog ekumene dengan umat Kristen Protestan, misalnya dengan memanfaatkan hari terakhir Pekan Doa Sedunia, pada tanggal 25 Januari dalam Ibadat Ekumene dengan Gereja-Gereja Kristen terdekat. Kedua, menandai Hari Minggu HAK dengan praksis dialog karya, misalnya, melalui kerja bakti bersama umat beragama lain di sekitar gereja.
Semoga dengan cara-cara yang sederhana itu, kita kian menghadirkan Kerajaan Allah dalam kehidupan kita. Dengan demikian, kita pun semakin signifikan dan relevan bagi sesama umat dan masyarakat.
Allah yang telah memulai pekerjaan-pekerjaan baik di antara kita akan menyelesaikannya (bdk. Flp 1:6).
Salam, doa dan Berkah Dalem,
Semarang, 5 Desember 2011
+ Johannes Pujasumarta
Uskup Keuskupan Agung Semarang