Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia,
Orang-orang Yahudi tidak percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang mereka nanti-nantikan. Setelah Yesus pergi, mereka tetap mencari Mesias, suatu usaha yang sia-sia. Mereka mencari Mesias, tetapi setelah bertemu mereka menolak Dia. Penolakan sebagai wujud ketidak-percayaan ini merupakan dosa, yang menyebabkan mereka tidak bisa masuk ke dalam Surga. Sebagian dari mereka berpikir bahwa Yesus akan bunuh diri, sebagian lainnya mengira Yesus akan pergi merantau, entah ke Yunani atau ke tempat lainnya, sehingga mereka tidak bisa menemukan Dia. Mereka berharap Yesus bunuh diri sehingga mereka tak perlu lagi membunuhnya, atau berharap Yesus pergi jauh sehingga tak lagi mengusik kenyamanan mereka selama ini. Inilah bentuk penolakan terhadap Yesus.
Kita mengaku mencari Yesus dan percaya kepada-Nya, tetapi dalam kehidupan sehari-hari kita seringkali menolak Dia. Menyimpan dendam di dalam hati adalah salah satu bentuk penolakan itu. Tidak mau menyediakan waktu untuk berjumpa dengan-Nya adalah bentuk penolakan lainnya. Bukankah kita semestinya membuka diri untuk menerima Dia yang datang kepada kita? Bagaimana kita bisa pergi dan menjadi utusan-Nya kalau ternyata kita menolak-Nya?
Kita adalah anugerah Tuhan yang diberikan kepada orangtua kita sebagai buah dari cinta pasangan suami-istri. Kita berasal dari “bawah”, dari dunia ini, dan hidup di dunia ini hanya satu kali saja, tetapi ada kehidupan lain yang menantikan kita setelah kehidupan yang sekarang ini, yaitu kehidupan kekal. Yesus adalah jalan keselamatan menuju ke kehidupan kekal itu, bukan untuk maksud kultus-individu melainkan menjalankan seluruh ajaran-Nya.
Kita cenderung menimbang-nimbang jalan mana yang ingin kita tempuh, memilih jalan yang lebih mulus padahal ujungnya tidak jelas menuju kemana. Kita perlu berhati-hati karena ada banyak “jalan” yang justru menyesatkan, entah itu dibuat oleh nabi-nabi palsu atau memang merupakan jalan jebakan dari kuasa kegelapan. Tidak ada short-cut, seluruh ajaran-Nya mesti dilaksanakan mulai hari ini sampai akhir hayat nanti.
Yesus akan ditinggikan, dan itu sesuai dengan kehendak Bapa-Nya, bukan kehendak diri-Nya. Secara duniawi meninggikan artinya menaikkan Dia ke tiang salib, sebagai penyerahan nyawa bagi penebusan manusia. Secara rohani, meninggikan artinya menempatkan Dia di tempat yang paling tinggi agar nampak kemuliaan-Nya yang besar itu, agar sinar-Nya menembus ke segala penjuru. Di dalam hati kita, tempat tertinggi kita sediakan untuk-Nya. (Sandy Kusuma)
===============================================================================================
Bacaan Injil Yoh 8:21-30
“Maka Yesus berkata pula kepada orang banyak: “Aku akan pergi dan kamu akan mencari Aku tetapi kamu akan mati dalam dosamu. Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang.” Maka kata orang-orang Yahudi itu: “Apakah Ia mau bunuh diri dan karena itu dikatakan-Nya: Ke tempat Aku pergi, tidak mungkin kamu datang?” Lalu Ia berkata kepada mereka: “Kamu berasal dari bawah, Aku dari atas; kamu dari dunia ini, Aku bukan dari dunia ini. Karena itu tadi Aku berkata kepadamu, bahwa kamu akan mati dalam dosamu; sebab jikalau kamu tidak percaya, bahwa Akulah Dia, kamu akan mati dalam dosamu.” Maka kata mereka kepada-Nya: “Siapakah Engkau?” Jawab Yesus kepada mereka: “Apakah gunanya lagi Aku berbicara dengan kamu? Banyak yang harus Kukatakan dan Kuhakimi tentang kamu; akan tetapi Dia, yang mengutus Aku, adalah benar, dan apa yang Kudengar dari pada-Nya, itu yang Kukatakan kepada dunia.” Mereka tidak mengerti, bahwa Ia berbicara kepada mereka tentang Bapa. Maka kata Yesus: “Apabila kamu telah meninggikan Anak Manusia, barulah kamu tahu, bahwa Akulah Dia, dan bahwa Aku tidak berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri, tetapi Aku berbicara tentang hal-hal, sebagaimana diajarkan Bapa kepada-Ku. Dan Ia, yang telah mengutus Aku, Ia menyertai Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa yang berkenan kepada-Nya.” Setelah Yesus mengatakan semuanya itu, banyak orang percaya kepada-Nya”