“Imanmu telah menyelamatkan engkau”
Pendarahan adalah kondisi tidak normal dimana darah keluar dari organ reproduksi diluar masa haidnya. Masa haid yang normal saja bisa menimbulkan ketidakstabilan emosi karena perubahan hormon. Wanita menjadi sensitif dan mudah tersinggung pada saat ini. Awalnya saya gak faham mengapa alm ibu selalu mengingatkan untuk selalu mencatat tanggal haid. Rupanya ada gunanya juga selain untuk mengetahui siklus normal haid, kita juga menjadi lebih waspada menjelang tanggal-tanggal tersebut. Maka bila suatu saat saya merasa marah, tersinggung, merasa down, yang saya lakukan pertama adalah cek kapan tanggal terakhir haid sebelum bertindak maupun mengucapkan sepatah kata. Umumnya memang beberapa saat kemudian haid itu datang. Kebiasaan itu membuat saya bisa meredam letupan emosi sesaat itu dan berupaya melihat sisi baik dari kondisi yang dihadapi.
Maka saya bisa membayangkan betapa menderitanya wanita yang mengalami pendarahan, pastilah emosi dan fisiknya sangat lemah. Apalagi di jaman itu belum ada pembalut, pastilah kotor dan bau. Pernah saya mengunjungi sebuah dusun terpencil didekat Wamena beberapa tahun lalu. Disana perempuan dan laki-laki hidup dalam honai terpisah. Mereka memiliki kebiasaan bahwa perempuan yang sedang haid tidak boleh keluar honai. Maka bisa dibayangkan bau yang menyengat saat saya melihat ditengah kegelapan honai, seorang perempuan berjongkok dekat pintu honai dengan seonggok daun-daunan untuk membersihkan darahnya. Dari beberapa tradisi perempuan yang sedang haid dianggap najis, tidak boleh berkumpul dengan yang lain dan tidak boleh beribadat. Jadi bisa dibayangkan pastilah tidak ada orang yang mendekat, semua orang menjauhinya.
Dalam ketidakberdayaan itu disingkirkan dan dijauhi banyak orang karena najis, apalagi setelah hartanya habis untuk berobat hanya satu pengharapan bagi si wanita, Hanya Yesus yang ia dengar dapat menyembuhkannya. Ia pasti wira-wiri kemana-mana mencari cara bagaimana menemui Yesus. Ia tidak berani berbicara, tidak berani menjabat tanganNya, ia berusaha sekuat tenaga untuk mendekat dan hanya menjamah bajuNya untuk bisa sembuh. Dan ternyata keinginannya terkabul tanpa perlu mengucapkan sepatahkatapun. Ia langsung merasakan kekuatannya pulih seketika itu juga. Kesembuhannya membuat ia yang semula takut menjadi berani bersaksi bahwa ia telah disembuhkan. Tentu Yesus tahu siapa yang meminta dan disembuhkan tanpa perlu bertanya, tetapi Yesus ingin si wanita ini mengakui didepan publik bahwa ia memang telah sembuh. Kesaksiannya justru meneguhkan banyak orang bahwa perjuangan memang diperlukan didasari iman yang kuat. Iman percaya bahwa Yesuslah satu-satunya harapan.
Semoga kita benar-benar memiliki iman yang terus diasah dengan berbagai tantangan dan bertumbuh sampai seteguh batu karang seperti wanita ini. Selama belasan tahun ia tetap memiliki harapan dan mencari Kristus serta berani berjuang menghadapi berbagai tantangan dan hambatan. Mujizat terjadi karena adanya iman yang teguh dan perjuangan sekuat tenaga serta harus diceritakan. Perjumpaan wanita ini dengan Yesus merupakan pengalaman iman yang luar biasa, perjuangannya membuahkan mujizat. Marilah kita berbagi pengalaman iman, berbagi kemenangan iman atas perjuangan hidup. Jangan disimpan tetapi harus disaksikan dan diceritakan sehingga ikut meneguhkan iman banyak orang.
===============================================================================================
Bacaan Injil Mrk 5:21-43
“Adalah di situ seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan. Ia telah berulang-ulang diobati oleh berbagai tabib, sehingga telah dihabiskannya semua yang ada padanya, namun sama sekali tidak ada faedahnya malah sebaliknya keadaannya makin memburuk. Dia sudah mendengar berita-berita tentang Yesus, maka di tengah-tengah orang banyak itu ia mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jubah-Nya. Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Seketika itu juga berhentilah pendarahannya dan ia merasa, bahwa badannya sudah sembuh dari penyakitnya. Pada ketika itu juga Yesus mengetahui, bahwa ada tenaga yang keluar dari diri-Nya, lalu Ia berpaling di tengah orang banyak dan bertanya: “Siapa yang menjamah jubah-Ku?” Murid-murid-Nya menjawab: “Engkau melihat bagaimana orang-orang ini berdesak-desakan dekat-Mu, dan Engkau bertanya: Siapa yang menjamah Aku?” Lalu Ia memandang sekeliling-Nya untuk melihat siapa yang telah melakukan hal itu. Perempuan itu, yang menjadi takut dan gemetar ketika mengetahui apa yang telah terjadi atas dirinya, tampil dan tersungkur di depan Yesus dan dengan tulus memberitahukan segala sesuatu kepada-Nya. Maka kata-Nya kepada perempuan itu: “Hai anak-Ku, imanmu telah menyelamatkan engkau. Pergilah dengan selamat dan sembuhlah dari penyakitmu!”"