sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.
Apa yang bisa dilihat dari seorang bayi selain lucu dan menggemaskan? Semua bayi lahir akibat pengharapan dari sang ibu, yang dengan setia menanti-nantikannya. Sehingga untuk suatu kelahiran sebuah kehidupan baru, kehidupan sang ibu pun dipertaruhkan. Bahkan data 2006 dari Departemen Kesehatan menyebutkan kematian ibu di Indonesia tertinggi di Asean. Ada 50 ibu meninggal setiap harinya atau satu orang ibu meninggal setiap 30 menit karena komplikasi persalinan dan saat melahirkan. Betapa pedihnya hati seorang ibu yang dengan terpaksa menolak anaknya sendiri karena dianggap membawa aib. Ikatan batin selama 9 bulan tidak serta merta hilang begitu saja. Maka perjuangan seorang ibu melahirkan sebuah kehidupan adalah suatu prestasi yang perlu dikawal sebagai kelangsungan suatu bangsa.
Kelahiran Yesus yang telah dinubuatkan ratusan tahun sebelumnya, membuat Simeon yang penuh dengan hikmat Allah langsung mengenali bahwa bayi yang dibawa Maria dan Yusuf, adalah bayi yang ditunggu-tunggu kelahiranNya. Simeon yang berhati tulus dan saleh hidupnya, bisa melihat bahwa kelahiran bayi Yesus tidak hanya membawa keselamatan bagi bangsa Yahudi tapi juga menjadi kemuliaan bagi bangsa Israel. Ia justru membawa kebangkitan bagi banyak orang Israel untuk menerima keselamatan.
Sayangnya tidak semua bisa melihat apa yang dilihat Simeon. Maria dan Yusuf pun tidak langsung memahami apa yang dimaksud Simeon saat itu. Tetapi dengan pimpinan Roh Kudus akhirnya Maria memahami perjalanan karya penebusan Yesus bagi umat manusia. Demikian juga kita, awalnya kurang memahami arti wafat dan kebangkitan Kristus. Tetapi karena karya Roh Kudus yang tidak pernah berhenti, kita dibawa kedalam pengertian satu ke pemahaman lainnya sehingga kita sampai pada pengenalan akan kasih Tuhan yang menyelamatkan.
Maka apapun yang kita alami saat ini, tidak perlu diperbantahkan kepada Tuhan. Sebagai orang yang percaya akan karya Roh Kudus, tidak ada yang kebetulan terjadi dalam hidup kita. Simeon pun tidak tiba-tiba berada di Bait Allah, tapi karena pimpinan Roh Kudus, ia berkenan berjumpa dengan bayi Yesus. Setiap orang yang percaya akan adanya Roh Kudus, percaya akan penyelenggaraan ilahi – Providentia Divina. Semua yang terjadi pasti membawa kita pada kebaikan untuk kembali kepada Tuhan. Hanya mereka yang mau mencari Tuhan dengan tulus dan menjaga hidupnya pasti bisa melihat apa yang dimaksud Simeon. Semoga kita bisa belajar setia dengan tekun menjaga relasi dengan Allah sehingga bisa seperti Simeon yang mampu mengenali penyertaan Tuhan senantiasa bahkan dalam setiap momen terkecil sekalipun dalam kesehariannya.
==============================================================================================
BACAAN INJIL : Luk 2:22-35
Ketika genap waktu pentahiran menurut hukum Taurat, Maria dan Yusuf membawa kanak-kanak Yesus ke Yerusalem untuk menyerahkan Dia kepada Tuhan, seperti ada tertulis dalam hukum Tuhan: “Semua anak laki-laki sulung harus dikuduskan bagi Allah.” Juga mereka datang untuk mempersembahkan kurban menurut apa yang difirmankan dalam hukum Tuhan, yaitu sepasang burung tekukur atau dua ekor anak burung merpati. Adalah di Yerusalem seorang bernama Simeon. Ia seorang yang benar dan saleh hidupnya, yang menantikan penghiburan bagi Israel. Roh Kudus ada di atasnya, dan kepadanya telah dinyatakan oleh Roh Kudus bahwa ia tidak akan mati sebelum melihat Mesias, yaitu Dia yang diurapi Tuhan. Atas dorongan Roh Kudus, Simeon datang ke Bait Allah. Ketika kanak-kanak Yesus dibawa masuk oleh orangtua-Nya untuk melakukan apa yang ditentukan hukum Taurat, Simeon menyambut Anak itu dan menatang-Nya sambil memuji Allah, katanya, “Sekarang Tuhan, biarkanlah hamba-Mu ini pergi dalam damai sejahtera sesuai dengan firman-Mu, sebab mataku telah melihat keselamatan yang dari pada-Mu, yang telah Engkau sediakan di hadapan segala bangsa, yaitu terang yang menjadi pernyataan bagi bangsa-bangsa lain dan menjadi kemuliaan bagi umat-Mu, Israel.” Yusuf dan Maria amat heran akan segala sesuatu yang dikatakan tentang Kanak Yesus. Lalu Simeon memberkati mereka dan berkata kepada Maria, ibu Anak itu, “Sesungguhnya Anak ini ditentukan untuk menjatuhkan atau membangkitkan banyak orang di Israel dan untuk menjadi suatu tanda yang menimbulkan perbantahan — dan suatu pedang akan menembus jiwamu sendiri –, supaya menjadi nyata pikiran hati banyak orang.”